Masa Lalu

183 11 0
                                    

Pulang sekolah

Jam sudah menunjukkan waktunya para siswa untuk pulang, Giyuu yang menyadari hal tersebut bergegas untuk keluar ruang guru guna untuk melihat para siswa. Lebih tepatnya untuk melihat seorang gadis yang sangat dirindukannya. Dia ada di sana. Sedang berjalan dengan Tsuyuri Kanao dan Kanzaki Aoi yang diketahui sebagai adik kelas Shinobu sekaligus sepupunya. Shinobu terlihat sangat cantik dan bersinar. Sesekali dia menutup mulutnya karena tertawa. Matanya menyipit imut karena tawanya yang tidak bisa ia tahan. Entah apa yang mereka bicarakan hingga Shinobu bisa menunjukkan ekspresi yang sangat cantik seperti itu. Rasanya Giyuu ingin menarik gadis itu dari sana, mengunci tubuh kecil itu dengan tubuhnya dan menciumnya dalam-dalam sampai kehabisan nafas. Giyuu menggeleng, membuang pikiran jorok itu dari kepalanya. Ketika ia menoleh, Shinobu sudah tidak ada di sana. Ia sudah pergi. Tapi, tak apa, karena ia masih bisa melihatnya besok. Ekspresi apa lagi yang akan Shinobu tampilkan dihadapannya, pikir Giyuu

Ketika melamun, Giyuu dikejutkan dengan tepukan lembut di bahunya, Giyuu menoleh. Di sana berdiri Sanemi dan Sayuri. Sepertinya ada yang ingin dibicarakan

"Tomioka, nanti akan ku hubungi. Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu", ucap Sanemi dengan nada ketus

"Aku juga, Tomioka-san", ujar Sayuri

Giyuu bisa melihatnya, ada cincin di jari manis milik Sayuri. Sepertinya Sayuri sudah menemukan cintanya disini. Giyuu mengangguk tanpa mengucapkan apapun. Mereka bertiga kemudian masuk ke ruang guru. Para guru bisa pulang setelah memastikan semua siswa sudah pulang

.

.

.

Pukul 17.30

Di ruang guru saat ini, tersisa hanya Giyuu, Sayuri, Sanemi dan Kanae. Kanae dan Sanemi sibuk dengan dunianya sendiri. Mereka terlihat asik mengobrol. Samar-samar terlihat wajah Sanemi yang memerah karena melihat tawa manis yang meluncur dari bibir Kanae. Ah, Sanemi pasti bahagia sekali. Sekarang ia bisa bersama dengan Kanae tanpa takut ancaman tentang iblis. Dia bisa menikmati kehangatan dan kelembutan yang diberikan Kanae. Dia bisa mencintai Kanae secara terbuka dan bebas, tanpa takut sewaktu-waktu ia akan kehilangan Kanae

"Kanae, aku akan lembur. Tidak apa kan pulang sendiri?", tanya Sanemi sambil menggenggam tangan Kanae

"Hihihi, tidak apa-apa, Sanemi-kun. Kau tenang saja. Hari ini aku dijemput oleh paman", jawab Kanae lembut dan balas menggenggam tangan Sanemi

"Baiklah, maaf tidak bisa pulang bersama mu. Hati-hati", ujar Sanemi. Walaupun dunia sudah damai. Tidak ada ancaman iblis keparat seperti dulu. Namun perasaan khawatir dan takut itu selalu ada. Sanemi masih trauma dengan masa lalu yang terjadi pada mereka

Kanae berdiri, disusul oleh Sanemi. Sanemi ingin mengantar Kanae sampai gerbang sekolah. Awalnya Kanae menolak, tapi karena Sanemi memaksa akhirnya Kanae luluh. Ia biarkan Sanemi menggenggam tangannya menuju ke gerbang sekolah dimana pamannya telah datang untuk menjemput. Untung saja sekolah sudah sepi. Mereka tidak terlalu menunjukkan hubungan mereka di sekolah. Karena bagaimanapun mereka harus bersikap profesional di lingkungan kerja

Beralih ke Sayuri dan Giyuu

Saat ini, Giyuu sedang memeriksa berkas-berkas yang berkaitan dengan Shinobu. Ketika melihat foto Shinobu, Giyuu mengusapnya dengan lembut. Nyaris saja ia mencium foto tersebut, jika saja tidak ada yang menginterupsi kegiatannya dengan sebuah tepukan lembut di bahunya

"Apa yang sedang kau lakukan, Tomioka-sensei?", tanya Sayuri lembut, ada kilat jenaka di matanya karena berhasil menangkap basah Tomioka Giyuu yang ingin mencium foto siswinya

Giyuu gelagapan, tapi tetap mencoba untuk stay cool, "tidak sedang apa-apa. Hanya membaca berkas siswa", jawab Giyuu sambil menutup berkas Shinobu dan menaruhnya kembali di tempat penyimpanan berkas siswa. Kemudian, Giyuu mengikuti Sayuri yang duduk di bangkunya, sedangkan Giyuu duduk di sampingnya

"Lama tidak berjuma. Apa kabar, Tomioka-san?", tanya Sayuri

"Hmm.. Aku baik. Kau?", balas Giyuu

"Aku juga baik. Wahh, kalau dipikir-pikir kau itu sepertinya keturunanku dan Tomioka-san di masa lalu. Artinya aku adalah leluhur mu?", tanya Sayuri sambil tertawa

Giyuu tersenyum, benar juga, pikir Giyuu. "Ya itu benar juga, Guren tumbuh besar dengan baik. Dia jadi pemuda yang hebat", ucap Giyuu

"Syukurlah, aku sudah yakin dia baik-baik saja dan jadi anak yang hebat. Buktinya, kau bisa ada disini", jawab Sayuri dengan pandangan lembut. Sepertinya, ia sedang mengingat rupa anaknya

"Sejak kapan kau mengingat semuanya?", tanya Giyuu penasaran

"Aku bersyukur mendapat kesempatan untuk hidup lagi, Tomioka-san. Aku mengingat semuanya ketika berusia 17 tahun. Awalnya aku terus menerus menyangkal. Tetapi, semakin lama aku semakin menerimanya. Kalau masa lalu tidak ada. Aku mungkin juga tidak akan berada disini bersama Takahiro-kun", ujar Sayuri dengan senyum lembut dan kilauan bahagia di matanya

"Takahiro? Jadi, dia juga?", tanya Giyuu terkejut. Ini pertama kalinya ia melihat kebahagiaan benar-benar terpancar jelas dari mata Sayuri. Dulu waktu mereka masih bersama, Sayuri tidak pernah menunjukkan ekspresi seperti itu. Bahkan ketika anak mereka lahir. Dia mungkin bahagia, tetapi tidak sebahagia sekarang. Giyuu lega melihatnya

"Iya, dia disini. Ada bersamaku. Kami sudah bertunangan dan bulan depan kami akan menikah. Ia bekerja di perusahaan keluarganya. Dia masih sama seperti dulu. Tampan dan lembut", ujar Sayuri sambil membayangkan dirinya dan Takahiro di masa lalu

"Aku senang mendengarnya. Ku harap kau selalu bahagia, Shimizu-sensei", ucap Giyuu sambil tersenyum tulus

"Terima kasih, Tomioka-san. Ku harap kau juga bisa segera bersatu dengan Shinobu-chan. Ternyata dia secantik itu. Tidak akan ku maafkan kalau kau menyakitinya", ancam Sayuri. Bagaimanapun, ia sangat menyayangi siswinya yang mengagumkan itu. Shinobu selalu membuat bangga sekolah dengan prestasinya

"Tidak akan. Kali ini aku pasti akan menjaganya", janji Giyuu dengan yakin

Sementara itu Sanemi dan Kanae

"Jaa, Sanemi-kun. Sampai jumpa besok", ujar Kanae. Sebelum masuk ke dalam mobil. Lengannya ditahan oleh Sanemi. Belum sempat ia bertanya, Sanemi tiba-tiba memeluknya dengan erat. Menenggelamkan wajahnya di bahu Kanae yang tertutupi oleh rambut panjangnya. Wajah Kanae memerah. Bagaimanapun ini masih di lingkungan sekolah! Bagaimana kalau ada siswa yang melihatnya. Baru saja ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba Sanemi mengatakan hal yang membuat matanya melebar

"Jangan tinggalkan aku lagi, Kanae", ucap Sanemi lirih. Kanae yang mendengarnya langsung terdiam. Kanae tersenyum, kemudian balas memeluk tubuh besar Sanemi yang terlihat rapuh

"Tidak akan, Sanemi-kun. Aku akan selalu berada di sampingmu. Jangan khawatir", janji Kanae. Suaranya teredam di bahu kekasihnya yang bertubuh besar ini. Sanemi melepaskan pelukannya. Memberikan kecupan hangat di dahi Kanae. Kanae balas dengan memberikan kecupan di pipinya. Setelah masuk ke mobil dan mobilnya melaju menjauhi sekolah. Sanemi masih berdiri di sana. Melihat mobil tersebut sampai hilang di tikungan jalan




To be continued

One More TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang