35

2.9K 295 37
                                    

Shani menangis dalam diamnya, membuat kokonya menarik shani kedalam pelukan sambil mengelus rambut adeknya dengan lembut.

"Maafkan, koko yah dek" shani menggeleng sambil menenggelamkan wajahnya di dada sang kakak.

"Jangan paksa shani, ko"

Semuanya terdiam, hanya ada suara shani. Hingga seseorang datang dari arah belakang.

"Sayang?"

Deg

Shani melepaskan tangan kokonya, shani menatap kokonya yang juga kini menatapnya dengan tatapan sedih.

"Sayang?" Panggilnya lagi yang kali ini berhasil membuat shani berbalik.

Shani menatap sosok yang tersenyum menatapnya dengan dalam.

"Kamu tidak mau menikah dengan aku, sayang?"

Shani mundur selangkah, membuatnya menabrak kakak dan adeknya yang memang berdiri di belakang shani.

"Sayang?" Panggilnya yang membuat shani jatuh kelantai sambil menutup wajahnya menangis.

Sosok yang kini ada di hadapannya tiba-tiba memeluk shani dengan lembut,  mencium dahi shani yang semakin membuat shani menangis deras.

"Kamu tidak kangen aku?" Ujarnya yang membuat shani membuka tangannya lalu menatap wajah itu dengan datar.

PLAKK

1

2

3

Shani menamparnya dengan sangat keras, membuat sosok tersebut menoleh dengan tidak percaya.

"Kamu mau menipu aku?" Ujar shani yang membuat semua terdiam

"ADEL?" Teriaknya histeris.

Menatap tajam kearah sosok yang telah lama tidak di liatnya. Sosok yang di pikirnya telah tiada.

Adel, yahh sosok itu adalah revan Adellion Pantjoro. Sosok yang di kabarkan tewas dalam kecelakaan pesawat 2 tahun lalu.

Adel menoleh menatap shani, dia masih tersenyum dengan satu tangannya yang memegang pipi bekas tamparan shani.

Cup

Shani terdiam, adel berani mencuri satu ciuman di bibirnya.

"Aku kangen kamu, maaf yah harus pergi lama" ujarnya lembut.

Shani masih saja terdiam tapi tidak membuat adel menyerah, adel bahkan kini membawa shani untuk di peluknya.

"Kamu brengsek" adel menggeleng di sela-sela pelukannya.

"Jangan marah! Aku bisa jelasin" shani menggeleng lalu melepas tangan adel yang memeluk tubuhnya dengan kasar.

"Jelasin di atas" ujarnya lalu pergi meninggalkan ruangan tamu dimana semua orang masih menatapnya diam.

Adel menatap kearah shani lalu tersenyum kearah keluarganya dan keluarga shani.

"Tidak papa pipinya?" Adel mengangguk.

"Pukulan shani benar-benar terasa, ko! Tapi tidak papa, dia hanya terkejut melihat saya sekarang disini"

Koko shani tersenyum lalu mengangguk, menepuk bahu adel yang sudah kekar seperti halnya seorang pria pada umumnya.

"Berhasil yah perubahan fisiknya?" Adel tertawa lalu mengangguk.

"Demi adek koko yang manis itu"

Semuanya tertawa membuat adel ikut tertawa, adel menatap kearah tangga dimana shani menghilang disana.

OBSESSION MY SENIOR (DELSHAN) ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang