Sejak tadi adel hanya diam, beberapa hari ini rasanya dia sangat bosan dan begitu cepat lelah. Latihan pun dia tidak memiliki semangat karena ada banyak beban pikirnya.
"Hmmm" eluhnya dengan menghembuskan udara dari hidungnya cukup keras.
Ini kali ke tiga adel menghela nafas seperti itu, dia sedang berpikir tapi sangat sulit. Semuanya berada di luar dugaannya.
"Lo kenapa sih?" Tanya lulu yang mulai menyadari ada yang aneh pada sahabatnya itu.
Adel menggeleng lalu kembali menyandarkan kepalanya pada dinding.
"Serius, del?" Adel mengangguk sambil menatap kearah beberapa orang yang sedang tertawa disana.
Gracia?
Adel sedang menatap kearah kumpulan seniornya, disana ada gracia yang juga sesekali meliriknya.
Adel menggeleng pelan untuk menghilangkan beban pikirnya, tapi bayangan malam itu membuatnya kembali teringat akan perkataan gracia padanya.
"Ackk" desir adel lalu kembali menggeleng.
Lulu menarik wajah adel untuk menghadapnya secara tiba-tiba "lo kenapa sih, adel?"
Adel yang tersadar hanya bisa melotot melihat kedekatannya dengan lulu, adel pun dengan cepat melepas tangan lulu pada wajahnya.
"Nggak papa, gue mau ke WC dulu" ujarnya lalu berlari kearah kamar mandi.
"Aishh, gila, lo kenapa sih del? Jangan jadi gila deh" gumamnya sambil memukul wajahnya "bodoh-bodoh" ujarnya lagi dengan menampar-nampar wajahnya.
"Kenapa sih? Kok pipinya di pukul gitu?" Ujar shani yang tiba-tiba muncul di Sampingnya.
Adel kaget mendapati shani sudah berdiri dihadapannya, lebih kaget lagi karena shani sudah mengelus pipinya yang sempat dia tampar sendiri.
"Kenapa, hm?" Tanya shani sambil menatap mata adel yang juga kini menatapnya "ada yang ganggu pikiran kamu?"
Adel menggeleng lalu mencoba menjauh dari shani, tapi sialnya shani sudah menaruh tangannya di pinggang adel agar tidak menjauh.
"Kenapa menghindar beberapa hari ini? Aku ada salah?" Adel mendengus saat melihat wajah shani yang mulai menampilkan ekspresi yang tidak pernah di liatnya.
"Ci?" Panggil adel yang di balas gumaman oleh shani "Please do not bother me!" Shani menatap adel diam lalu menggeleng.
"Why?"
Adel kembali mendengus "Aku member, ci shani member! Cici yang punya aturan, kenapa sekarang seperti ini?"
Shani tersenyum lalu tertawa "Kamu takut?" Adel menggeleng .
"Ini bukan masalah takut atau tidaknya ci, but please understand if I don't like it"
Shani melepaskan tangannya lalu menatap adel dengan serius.
"Why?"
"Aku sudah anggap cici sebagai kakak aku, kalau seperti ini aku tidak bisa ci! Aku bisa hilang hormat pada cici" shani kembali tertawa lalu mengalungkan tangannya pada leher adel.
"Tidak masalah, aku suka kamu dan itu faktanya! Tidak masalah kamu mau tidak sopan pada saya, tapi kamu tidak bisa melarang apa lagi mengatur saya adel"
Cup
Dimiringkan wajah itu, melumat bibir adel yang hanya terdiam tanpa ingin membalas permainan shani. Shani yang geram segera menggigit bibir adel hingga terbuka.
"Balas aku adel!" Ujar shani menatap adel yang juga kini menatapnya.
"Ternyata benar" ujar adel tiba-tiba yang membuat shani menatapnya bingung "ini bukan cinta, ci! Ini obsesi cici terhadap adel" lanjutnya lalu mendorong shani dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION MY SENIOR (DELSHAN) ✅️
Fanficawalnya aku hanya ingin melihatmu, tapi rasa itu berubah ingin memilikimu.