"Flo?" Panggil adel saat sudah sampai di villa.
Dia berlari kearah kamar flora, tapi tidak ada. Adel keluar lalu kembali berlari ke halaman belakang villa.
"Flo" panggilnya saat melihat Flora duduk di tepi kolam.
Flora tidak menjawab membuat adel mendekati flora yang ternyata sedang menangis.
"Lo mancing shani banget, pipi lo nggak papa?" Tanya adel yang membuat flora menoleh mendongak menatap adel.
"Nggak Papa, gue hanya tidak nyangka bakalan di tampar sih" ujar flora tertawa lalu kembali menatap kearah kaki nya yang menyentuh air "dia ternyata secinta itu sama lo"
Adel menghela nafas lalu ikut duduk di samping flora. Menurunkan kakinya agar busa menyentuh air.
"Dia takut kehilangan lo, del" ujar flora yang di angguki oleh adel.
"Gue juga takut kehilangan dia, flo"
Flora terdiam, begitu pun dengan adel.
"Flo" Panggil adel yang membuat flora menoleh "lo sahabat terbaik gue flo, lo tau itu kan"
Flora mengangguk, dia sangat tau itu. Adel menatap kearah depan, dia sedikit menghela nafasnya lelah.
"Tapi gue bukan sahabat yang baik untuk lo" ujar adel yang tetap saja mendapat tatapan diam dari flora "gue pikir gue tidak akan pernah buat lo menangis, tapi ternyata gue selama ini yang menjadi luka terdalam lo"
Flora tersenyum menggeleng, menatap kedepan sama seperti adel. Mereka pernah seperti ini, dulu sekali, mereka berbicara dari hati ke hati, hanya berdua.
"Gue menangis karena kebodohan gue, del! Bukan karena lo"
Adel menggeleng tidak ingin menatap flora yang sedang menoleh kearahnya.
"Sebagian kebodohan lo itu karena gue, maaf gue tidak pernah peka dan mengabaikan perasaan lo, flo"
Hening
Flora tidak berniat membalas ucapan adel, dia tidak tau mau mengatakan apa yang jelas udara siang ini menjadi pemanis dalam obrolan mereka.
Mereka larut dalam keterdiaman mereka, mereka bahkan betah menatap kesatu titik yang tak bergerak. Bahkan mereka tidak menyadari kehadiran shani di belakang mereka.
"Gue akan selesaikan semuanya, biar semuanya jelas" ujar adel yang diangguki oleh flora.
Shani mendengar kalimat itu, dia berdiri cukup dekat dengan mereka sehingga dia tau pembicaraan kedua orang bersahabat lama itu.
Shani pergi, air matanya sudah tidak terbendung dan dia pikir tidak akan kuat jika tetap disana.
"Keluarganya bagaimana?" Tanya flora yang membuat adel menoleh.
"Tadi pagi setelah ngobrol dengan lo, gue udah telfon ko henri kok" jawab adel yang diangguki oleh flora "mungkin mereka sudah dijalan sekarang"
Flora mengangguk saja dengan sakit di hatinya. Dia tau hari ini akan tiba, dia hanya sedang menunggu hingga waktu hatinya hancur.
.
.
.Adel naik menuju lantai kamarnya, dia ingin membersihkan dirinya dan kembali beristirahat sebelum nanti malam mereka kembali aktif berpesta.
Ceklek
Adel membuka kamar dan melihat shani yang sedang duduk di kasur mereka.
Shani menatap kearah adel yang terdiam di pintu, ikut menatap kearah sang kekasih. Adel menutup pintu lalu masuk kedalam kamar mandi.
Sakit
Itu yang di rasakan shani sekarang, adel mengabaikannya sekarang. Air matanya jatuh tapi segera di hapus.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION MY SENIOR (DELSHAN) ✅️
Fanfictionawalnya aku hanya ingin melihatmu, tapi rasa itu berubah ingin memilikimu.