CHAPTER 11

987 79 9
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Nah, Sekarang pergilah dari sini Eleanor!"kata Natalie kepada kakak perempuannya Eleanor yang sekarang berdiri di depan seluruh anggota keluarga mereka dengan gaun pengantinnya.

Eleanor tampil menawan dihari pernikahannya. Dia memakai gaun berwarna putih yang telah dibuatkan khusus untuknya oleh butik langganan keluarga. Rambutnya digerai lalu ditutupi kerudung transparan dengan renda di ujungnya, Eleanor tampil sangat menawan seperti yang diharapkan semua orang untuk pengantin wanita.

Tuan Ruel berdiri sambil menatap putri sulungnya yang hari ini akan segera menjadi istri seorang Pria bernama Leone Natheron. Tuan Ruel sungguh senang karena akhirnya dia dapat menepati janjinya kepada mendiang ayahnya untuk menikahkan putri sulungnya dengan seorang pahlawan perang yang berstatus Jenderal Militer. Namun disisi lain dia ikut sedih karena dia akan segera melepaskan genggaman tangannya dari Eleanor dan membiarkan Eleanor pergi dari rumahnya ke rumah barunya. Ke rumah dimana Eleanor akan memiliki keluarganya sendiri.

Nyonya Cecilia berdiri dihadapan Eleanor, dia membuka kerudung putrinya untuk melihat wajah cantik yang bersembunyi dibalik kerudung pengantin itu.

"Tanpa menggunakan kalung safir pun, Orang-orang akan tetap terpesona kepadamu, Lebih tepatnya mata biru yang indah ini!"ujar Nyonya Cecilia kemudian menutup kembali kerudung Eleanor

"Setelah kau pergi dari rumah ini, kamarmu akan menjadi milikku, Dan akhirnya kasih sayang semua orang akan menjadi milikku!"seru Natalie mengutarakan isi hatinya kepada Eleanor dan semua keluarganya.

Natalie begitu senang saat kakaknya akan menikah dan meninggalkan rumah mereka untuk pergi ke rumah barunya. Natalie berpikir kalau dia akan segera menguasai semua peninggalan Eleanor dikediaman mereka, dan kasih sayang orang tua mereka hanya akan tertuju kepadanya.

Eleanor tersenyum miring, dia mempersilahkan adiknya untuk bersenang-senang hari ini. Setelah itu dia menggandeng tangan ayahnya karena saat ini sudah waktunya menuju altar pernikahan.

Pengantin wanita dan ayahnya berjalan perlahan, Eleanor memperhatikan langkah kakinya agar dia tidak tersandung, disisi lain ayahnya menggenggam tangannya sangat erat, seolah dia tidak rela melepaskannya.

Di depan sana, tepatnya di atas altar pernikahan, Leone Natheron sudah berdiri siap menunggu pengantinnya, Eleanor. Semua tamu undangan berdiri ketika pengantin wanita dan ayahnya telah berjalan mendekati altar pernikahan.

"Tersenyumlah Eleanor, Sebelum orang berpikir kalau kau dipaksa menikah dengan pilihan yang kau buat."bisik sang ayah, Tuan Ruel.

Perlahan senyuman tipis mengembang di wajah Eleanor. ayahnya benar, jangan sampai orang mengira kalau dia dipaksa untuk menikah, walau sebelum itu dia memang dipaksa. Tapi sekarang dia benar dengan pilihannya, dia sendiri memilih untuk melanjutkan rencana pernikahannya dengan Leone. Meskipun dia sudah mendengar penjelasan dari Leone.

Eleanor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang