CHAPTER 39

766 68 4
                                    

Hari ini, Eleanor menemani Leone berlatih pedang di halaman Narenth Manor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, Eleanor menemani Leone berlatih pedang di halaman Narenth Manor. Dengan kepandaiannya dalam berbagai keterampilan, seperti berkuda dan memanah, Eleanor juga menunjukkan kemahirannya dalam berpedang. Setiap gerakan Eleanor penuh dengan keanggunan dan ketepatan, mencerminkan pelatihan dan dedikasinya yang mendalam. Keduanya berlatih dengan penuh semangat, saling memberikan tantangan dan dukungan dalam setiap gerakan.

Leone jelas terkesan dengan kemahiran Eleanor dalam berpedang. Meskipun dia adalah seorang jenderal berpengalaman, melihat Eleanor bergerak dengan kecepatan dan keahlian yang luar biasa membuatnya semakin menghargai kemampuannya. Leone sering tersenyum dan memberikan pujian atas setiap gerakan yang sempurna, menunjukkan betapa bangganya dia memiliki pasangan yang tidak hanya mampu beradaptasi dengan berbagai keterampilan, tetapi juga unggul dalam hal-hal yang biasanya dianggap sebagai keahlian pria.

Eleanor akhirnya berhasil menyudutkan Leone dengan meletakkan pedangnya di bawah dagu Leone, sehingga membuatnya mengangkat dagunya. Dengan senyum kecil di bibirnya, Eleanor terkekeh dan berkata, "Bagaimana seorang jenderal bisa disudutkan begitu cepat?"

Leone terkekeh pelan sambil tetap mengangkat dagunya. Dengan nada penuh percaya diri, dia berkata kepada Eleanor, "Seorang jenderal tidak mungkin dikalahkan begitu saja."

Eleanor tersenyum tipis, meskipun jelas bahwa dia telah mengalahkan Leone dalam latihan itu. Senyumannya menunjukkan rasa hormat dan kepuasan terhadap keterampilan suaminya yang tetap mempertahankan semangat dan keberanian meskipun kalah.

Leone memang berkata benar. Sementara Eleanor tersenyum tipis, tidak menyadari situasi sebenarnya, pedang Leone yang terletak di bawah dagunya mulai bergerak ke atas, melewati gaunnya.

Saat mereka mengalihkan pandangan ke bawah, Eleanor melihat bagaimana pedang Leone bergerak ke atas melewati gaunnya. Ketika Leone menyadari Eleanor lengah, dia segera memanfaatkan kesempatan itu untuk memutar balikkan keadaan. Leone dengan cepat menangkis pedang Eleanor dan menarik tangannya, membalikkan posisi Eleanor sehingga dia bisa menahan tubuh Eleanor dari belakang. Dengan posisi yang menguntungkan, Leone meletakkan pedangnya di dagu Eleanor, mengakhiri latihan dengan kemenangan di pihaknya.

Leone akhirnya berbisik lembut di telinga Eleanor, "Pelajaran pertama yang harus kau ingat adalah tidak boleh lengah dalam keadaan apapun."Suaranya penuh kehangatan namun tegas, mengingatkan Eleanor akan pentingnya kewaspadaan dalam setiap situasi, bahkan saat dia merasa di atas angin.

Eleanor memahami pesan Leone dan dengan cekatan mendorong tubuh Leone menggunakan sikunya. Gerakan itu membuat Leone akhirnya melepaskan pegangan dan mundur, memberikan Eleanor ruang untuk bergerak kembali. Keduanya saling tersenyum, menikmati momen latihan yang penuh tantangan dan keakraban itu.

Setelah mereka selesai berduel, Eleanor bertanya dengan penasaran, "Apakah kau pernah merasa takut dalam pertempuran?"

Leone menjawab dengan tegas, "Aku tidak pernah merasa takut dalam pertempuran. Namun, ada seseorang yang membuatku merasa takut."

Eleanor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang