Eleanor Calanthe dan Leone Natheron dijodohkan oleh keluarga mereka. Bagi Eleanor pernikahan ini adalah tradisi keluarganya, Yaitu dengan menikahi seorang prajurit hebat notabene seorang pahlawan perang. Namun disisi lain dia tidak pernah bertemu de...
Hai Readers! Jangan lupa kasih vote dan komentar yah:)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eleanor duduk ditepi ranjang sementara Leone mengobati punggung tangannya yang terluka. Ujung cincin Nyonya Rosetta memberi bekas ditangan Eleanor, Syukurlah lukanya tidak begitu parah meski sempat berdarah. Leone telah menutupi luka tersebut dengan perban, Dia sendiri yang merawat luka Eleanor.
Mereka kembali di Narenth Manor, tidak saling bicara satu sama lain sampai Leone selesai mengobati luka Eleanor. Wanita itu masih kesal, Terlihat dari perempatan yang muncul di keningnya. Eleanor tidak kesal dengan perlakuan Nyonya Rosetta kepadanya-melainkan kesal dengan perlakuan wanita itu kepada Luke. Anak kecil yang tidak berdosa dan tidak tahu apapun tentang latar belakangnya.
Leone berjongkok dihadapannya, Pria itu merapikan rambut Eleanor yang berantakan. Sementara Eleanor mengingat semua caci maki yang Nyonya Rosetta teriakan padanya.
"Wanita itu benar-benar gila!"gumam Eleanor
Eleanor menatap Leone, Tatapannya lurus dan kesal."Dia benar-benar harus disekolahkan kembali, Aku sendiri yang akan menjadi gurunya!"
Leone menggenggam tangan Eleanor yang baru saja dia obati, Luka tersebut Eleanor dapatkan saat dia membela anak yang bahkan tidak terlahir dari rahimnya.
Sangat acak-acakan penampilan Eleanor saat dia tiba. Rambutnya jatuh dipunggung, Gaunnya disobek paksa dan Pipinya merah karena ditampar.
Wanita mana yang mau mempermalukan dirinya sendiri hanya demi anak dari wanita lain? Mungkin hanya Eleanor yang Leone ingat dengan betul.
Bahkan saat mereka telah kembali di Narenth manor dan berada di kamar mereka, Eleanor tidak ada henti-hentinya merutuki perbuatan Nyonya Rosetta kepada Luke. Wanita ini tidak ada lelahnya, Dia tidak peduli meski tangannya telah terluka karena perkelahian yang dia lakukan.
"Seharusnya kau tidak menarik tanganku, Biarkan aku memotong lidahnya terlebih dahulu!"keluh Eleanor dengan jelas namun pelan.
Leone tidak yakin kalau Eleanor bisa berkata kengerian yang barusan dia tuturkan."Kau tidak boleh melakukannya, Kau bisa mendapatkan hukuman yang berat."
"Biarkan, Salahnya berurusan denganku. Kalau dia mengancam keberadaan putraku mengapa aku tidak melakukan hal yang sama?"
"Eleanor,"panggil Leone dengan pelan."Terimakasih."Katanya sambil tersenyum tipis seraya menangkup kedua pipi Eleanor.
"Aku bangga padamu,"Kata Leone berbisik"Aku tidak khawatir kalau kau membalas perbuatan Nyonya Rosetta ataupun orang lain. Aku lebih khawatir kalau orang lain melukaimu atau menghukum perbuatanmu."Tatapanya mencari punggung tangan Eleanor yang terluka.
"Apa kau baik-baik saja?"Leone bertanya dengan lembut.
Eleanor mengangguk."Ya, Aku baik-baik saja."
Saat itu Eleanor mendengar suara helaan nafas lega dari Leone setelah dia mengatakan kalau dia baik-baik saja. Raut wajahnya menjadi lebih tenang.