Chapter 1 : Masa Lalu Reina

12.2K 449 2
                                    


Warning : Mengandung kekerasan dan pembullyan buat kalian yang ketrigger bisa skip ya intinya Reina ini adalah korban pembullyan harap bijak dengan bacaan





Brakkk

Dorongan kuat itu mampu membuat seorang wanita dengan rambut pendeknya jatuh ke ujung ruangan. Jari-jari lentik bercat merah motif strawberry lagi-lagi meraih rambutnya, menjambaknya hingga menengadahkan kepala.

"Dasar anak miskin gak tahu diri !! Bisa-bisanya Lo buat gue malu, sialan!"

Reina sudah tidak sanggup lagi dengan siksaan yang diberikan teman sekelasnya, ia terus memohon maaf pada sang pemilik tangan. "Maafkan aku, Eliy. Aku gak tau kalau ada yang ngadu ke panitia."

"Alah, lo sengaja kan nyewa orang buat bongkar semuanya kalo selama ini karya gue itu buatan lo! Iya kan ??! Anjing Lo ya !" Satu tamparan lagi-lagi jatuh di pipi kanannya.

"Arghhh sialannn!!! Gara-gara Lo, gue jadi bikin keluarga gue malu !!"

Wanita itu menjambak rambutnya sendiri setelah mendorong Reina hingga tersungkur begitu saja. Matanya menatap kosong membayangkan hukuman apa yang akan diberikan ayahnya karena sudah mempermalukan nama baik keluarganya.

"Udah kasih pelajaran aja nih anak. Kemarin aja dia berani ngancem lo, El. Gue yakin ini semua kelakuan dia." ucap satu lagi orang diantara mereka berempat.

"Pasti sih. Najis banget gue liat mukanya yang sok polos. Cuihh"

Sedangkan Reina, dia sangat pasrah dengan tubuh lemas. Ludahan itu benar-benar mengenai kepala dan wajahnya.

"ARGHHH DASAR LACUR !!"

Plak

Plak

Plak

Bugg

Bugg

Reina menutupi kepalanya yang dijadikan objek tendangan dari ketiga wanita itu. Dia kira dengan mengatakan sedikit ancaman, dia bisa membuat Eliy dan antek-anteknya ini tidak membullynya lagi. Tapi ternyata dia salah.

Dia tidak pernah tahu siapa orang yang sudah membongkar semuanya itu tepat saat penghargaan. Dia bahkan sangat terkejut kala orang baik itu benar-benar memiliki bukti akurat berupa video dan rekaman suara Eliy saat menyuruhnya.

Tidak sanggup lagi berdiam diri, Reina pun berusaha membalas dengan menjambak rambut salah satu dari mereka.

"ARGHH LEPAS GAK ??! SIALAN NIH LACUR ARGHH RAMBUT GUE !!"

Reina menghampiri teman Eliy dan tidak melepaskan genggaman itu hingga mereka menyerah. Saat dilihat antek satunya lagi akan membantu, dengan cepat Reina menendangnya hingga terjatuh dan membentur meja di belakang sana. Dia benar-benar kewalahan. Satu lawan dua orang. Sedangkan Eliy hanya memperhatikan bagaimana teman-teman mulai tumbang dengan wajah memerah.

Saat Siska teman yang sedang Reina Jambak ini akan melakukan perlawanan, langsung saja dia, Reina langsung menarik rambut itu keras hingga tercabut banyak dan membuang tubuh si empunya ke samping jatuh begitu saja.

Deru napas lelah Reina begitu memenuhi ruangan. Siska yang tersungkur histeris saat rambut panjangnya ada di dalam genggaman tangan Reina. Dia mengamuk memukul-mukul lantai. Menatap Reina dengan tatapan membunuh.

Belum sempat Siska bangkit lagi ingin membalas dia harus dikejutkan dengan tindakan Eliy selanjutnya.

Reina yang tidak sadar kalau Eliy siap dengan cutter milik perempuan itu pun mengikuti arah mata Siska dan terkejut saat jarak antara dia dan Eliy sudah sangat dekat.

"JALANG SIALAN, GUE UDAH MUAK SAMA LO MATI AJA LO ANAK MISKIN GAK TAU DIRI !!" Dan satu tusukan mendarat tepat diperut kanan milik Reina. Lalu berlanjut dengan tusukan berikutnya.

Reina menatap nelangsang akan kesakitan yang menyerang tubuhnya. Pandangannya mulai mengabur. Dia terkejut dan sangat pasrah pada akhir takdirnya kali ini.

Seakan menjadi korban abusif ayahnya belum cukup, kini Reina harus dibunuh oleh temannya sendiri hanya karena dia butuh uang untuk mengobatan ibunya.

Apakah hidupnya harus seadil ini ?

Bolehkah dia berharap mendapatkan kehidupan yang layak dikehidupan selanjutnya ?

Layakkah dia ?

Tapi kalau dia menyerah sekarang bagaimana nasib ibunya ?

"SHIT !! ELIY, BERHENTI PLEASE LO BAKAL JADI PEMBUNUH KALO LO GAK BERHENTI !!"

Tangan itu ditarik menjauh dari tubuh Reina yang dibanjiri darahnya sendiri. Cutter pada tangan Eliy jatuh saat itu juga saat wanita itu tersadar akan kelakuannya.

"Apa yang gue lakuin ?" Ucapnya tak menyangka pada sikap implusifnya. Eliy menatap kedua telapak tangannya yang berlumur darah.

"Kita harus bawa Reina ke rumah sakit sekarang juga !"

"Kalo gitu gue bakal ketangkap jadi pembunuh sialan !!" Eliy meneriaki sahabatnya kala sosok itu memberikan usul yang akan membuat nama baiknya semakin ancur. Ada rasa ketakutan dimata teman-temannya itu kala Eliy mendekati mereka. Dan dia sadar kalau dia sudah menjadi pembunuh kalau misalnya Reina benar-benar mati.

"Lebih baik kita bawa sekarang sebelum dia mati, El"

"Tapi-"

"Bawa ke rumah sakit gue, kita harus lakuin ini diam-diam. Setidaknya gue yakin, bokap gue bisa menjaga rahasia,"

"Gimana Lo bisa seyakin itu ?"

"Ell, kita harus pergi sekarang,"

Setelahnya mereka berlima langsung sibuk memindahkan tubuh Reina melalui pintu belakang setelah membungkus tubuh Reina menggunakan trashbag bekas di dalam ruangan itu dan membersihkan bukti penganiayaan.



To Be Continue

Duke CarlovTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang