Chapter 40 : Violet (3)

3.1K 300 9
                                    

Double Update untuk minggu ini, tadinya mau up 2 chapter lagi. Tapi ada beberapa adegan yang mau aku tambahin jadi aku pending dulu hehehe

Ost : (Niels POV)

Chris Grey - Give Me Your Love

I can't take another lonely night
This insomnia
Feel the fever reach another high
It's burning up

I'm begging, I'm down on my knees
I'm in your grip
And you might be the death of me
But I just can't quit

So give me your love
'Til it's filling my lungs
I need you like the air I breathe
I'll take you like a drug
Baby don't let me go
'Til it's breaking my bones
Even when you're next to me
It's still not close enough
Give me your love

Happy Reading All 💕😊

Oxelier melihat apa yang dilakukan pria itu pada beberapa pengawal istana yang mengejarnya barusan.

Tubuh-tubuh itu sangat mengenaskan dengan isi perut berceceran menghiasi rerumputan labirin, tempat mayat-mayat tersebut tergeletak.

Kejadiannya begitu cepat hingga beberapa cipratan darah akibat tebasan pemuda yang tengah emosi itu mengenai ujung jubahnya.

"A-ampun...My Lord..." mohon satu pria yang tersisah. Kondisinya tidak kalah mengenaskan saat tubuh itu terseok-seok membawa dirinya menghindar dari pemuda yang telah memotong salah satu kakinya. 

Asap hitam yang menjalar itu menarik satu kaki yang masih utuh hingga kembali ke tempat dimana dia sebelumnya.

Berada dekat dibawah kaki Niels.

Rasa sakit di dadanya tidak kunjung hilang. Pusing dalam dirinya begitu menyiksa sampai kepalanya ingin pecah saat ini juga. Dia butuh pengalihan diri. Hiburan seperti ini saja tidak cukup !

"Berani sekali kau menyuruhku untuk kembali,"

"Argh !!!" Penjaga itu berteriak kesakitan saat kaki bercucuran darahnya diinjak tak berperasaan oleh Niels.

"Berisik,"

Oxelier menolehkan wajahnya ketika pria itu memasukan jari-jarinya ke mulut pengawal tersebut dan merobek mulut itu hingga menganga hingga telinga.

Setiap teriakannya mengeluarkan cipratan darah yang mengenai wajah Niels. Seringaian puasnya syarat terhibur. Sakit pada dada serta kepalanya mulai mereda. Setidaknya ada hal yang bisa mengalihkan fokusnya. Ia tertawa melihat korbannya kejang-kejang dengan mata melotot sambil meregang nyawa.

Setelah puas merobek bibir yang telah mengganggu pendengarannya, Niels mengambil setangkai bunga mawar yang berada disamping mereka.

Ketika aroma bunga itu memasuki indera penciumannya, Niels seketika merasa familiar.

Tubuhnya merileks seketika dan ia tersenyum tipis sambil memejamkan mata menikmati aroma yang keluar dari dua tangkai mawar yang penuh duri dalam genggamannya.

Duke CarlovTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang