Chapter 15 : Theodore Redwick

4K 275 3
                                    

Haii aku balik lagi hehehehe aku upload berangsur dulu ya karena baru bisa pegang malem ini, next update akan aku rilis minggu ya sengaja buat nemenin weekend kalian >_<

Seperti biasa kalian bisa dengerin rekomendasi lagu yang aku denger waktu nulis ini hihihi

Ost :
"The Otherside by Jake Daniels"

Happy Reading All !!!

Para pelayan yang tadinya sibuk membersihkan debu pada jendela-jendela serta lukisan seketika berbaris memberi hormat pada sosok yang kini menyusuri lorong menuju ruangan putra mahkota.

Aura hitam yang menyelimuti pria itu mampu memberikan tekanan menyesakkan bagi mereka. Entah hal apa lagi yang akan rusak, mereka harap Putra Mahkota tidak mengusik sosok itu terlalu banyak.

Sedangkan dari sudut pandang Niels, dia begitu kesal karena paginya harus diganggu untuk memenuhi panggilan dari sepupu sekaligus sahabatnya. Seharusnya dia masih bisa bermanja dengan Olivia kalau saja Potra tidak mengetuk dan melaporkan pria bermahkota itu ingin dia datang ke istana pagi ini juga.

Jika pria itu tidak membicarakan hal penting, Niels sudah siap untuk membuat sosok itu patah tangan karena berani menulis panggilan tidak penting padanya.

Seperti biasa ketika Putra Mahkota memanggil seorang Carlov ke kediamannya, lebih dari 10 pengawal kerajaan pun kini sudah siap berjaga di depan pintu ruang kerja sang penerus tahta. Membuat Niels berdecak lucu, 'ini seperti mematikan semut-semut di kakinya'

"Lord Nielsen Carlov, Yang Mulia" ucap pengawal mengumumkan kedatangannya.

Niels masuk begitu pintu yang tiga kali lipat tingginya dari dia dibukakan. Si silver menyebalkan itu duduk dengan senyum merekah layaknya orang bodoh. Oh ingatkan Niels untuk tetap mengingat gelar pria itu.

"Akhirnya kau datang juga, Sepupu" sial, senyum bodoh itu sangat mengganggunya.

Niels mengambil duduk di sofa tepat depan meja kerja pria itu. "Cepat katakan, ada keperluan apa sampai kau mengusik pagiku, Yang Mulia"

Jawabannya membawa kekehan lolos dari bibir tipis putra mahkota karena mendapati sepupunya jengkel padanya. "Apa aku mengganggumu, Cousin ?"

"Hah, apa tampangku kurang jelas di matamu ?" balas Niels semakin jengkel karena dia malah mendapati orang itu menertawakannya.

Pangeran Theo duduk manis tepat dihadapan pria yang siap meluapkan asap hitam padanya. Berbeda dengan sepupunya, pangeran ini juga memiliki mana yang kuat dari hasil latihan berpedangnya. Lahir dari kutukan yang sama juga membuat pria bersurai silver itu mampu melatih sihir yang hanya bisa dia keluarkan saat memegang Hunter, Pedang miliknya.

Theo mengambil tumpukan kertas dari meja kerja, membawanya dengan pria itu. "Tenanglah, aku tidak akan mungkin memanggilmu hanya untuk hal-hal tidak penting" seketika itu juga pangeran satu itu mengubah raut wajahnya menjadi serius. Jika orang-orang melihat mereka, mungkin keduanya akan dikatakan kembar. Terutama saat mengenakan pakaian perang berias tampang beringas siap untuk membunuh siapa pun yang menghalangi.

Beda dengan Niels, Theo dan otak cerdasnya mampu melumpuhkan bangsawan yang berbelot dari aturan kerajaan hanya sekali gerakan. Pria licik yang mirip sekali ayahnya. Pria yang bisa melakukan apapun demi tahtanya.

Duke CarlovTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang