Untuk Baron Johansson,
Frederick Johansson.Ini aku ayah, Olivia
Bagaimana kabar mu ?Ayah aku sangat merindukanmu. Andai saja ayah bisa menjengukku disini. Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan. Ada toko kue yang baru saja buka disana. Toko Madam Lauriett Bisakah kita bertemu di st. Heliuen ? Aku rasa berbincang sambil menikmati dessert yang sedang ramai dibicarakan akan terasa lebih menyenangkan. Aku akan menunggumu lusa pukul 10 pagi. Semoga saat balasan datang aku bisa mendapatkan kata iya darimu.
Putrimu,
Lady Olivia Johansson
Benar. Lebih baik dia berbicara langsung dengan ayahnya. Jika Surat ini akan dibaca pun, mereka tidak akan securiga ketika dia mengatakan secara gamblang misi pelarian yang sudah dia rencanakan.Walaupun dia ragu sang ayah akan datang karena masih kecewa atas keputusannya menjadi pelayan di kediaman ini, tapi Olivia yakin, ayahnya sangat menyayangi putri ini. Berbeda dengan ayahnya di masa lalu.
Dia harap ayahnya mengerti kalau dia ingin meminta bantuan.
Selesai memberi segel lambang surat dari kediaman Carlov, Olivia mengantarkan kertas itu kepada penjaga terdekat untuk memberikannya kepada kurir pengiriman milik Duke Carlov.
Selesai dengan satu itu, Olivia pun mulai memikirkan rencana awal untuk bekerja sama dengan sang Duke. Saat sedang menimang rencananya, terbersit kelemahan yang tidak sempat dia pikirkan.
Bagaimana jika pria paruh baya itu malah berbalik menyerangnya ? Mengkhianatinya karena merasa dirinya terancam akan kehilangan penawar putranya ini ? Dan melaporkan ini semua pada Niels.
Yang Olivia mau adalah Niels jangan sampai tahu kalau dia tanpa sadar sudah menandatanganinya.
Tapi tanda tangan yang dimaksud ini apakah tanda tangan berbentuk tinta atau sumpah darah ?
Olivia harus mencari tahu terlebih dulu. Tidak mungkin perjanjian yang terikat sihir hanya bisa dipenuhi oleh sebuah tinta biasa. Dan untuk mencari tahu itu semua dia harus mampir ke perpustakaan kota mencari hal-hal terkait sejarah keluarga ini.
Dengan langkah pasti dia pun mengganti pakaiannya ke gaun yang paling sopan dari seluruh koleksinya.
Ingatkan dia untuk membeli beberapa gaun tertutup lagi. Jika melihat pantulan dirinya saat ini, Reina mampu melihat pantulan Olivia sebelum dia menderita karena cinta dan keputusasaan.
Walaupun masih ada bagian tubuh yang terbuka seperti punggungnya, tapi dia bisa melihat bagaimana gaun ini sengaja ia beli untuk mengingatkan kembali dirinya yang dulu.
Oh Olivia, sungguh malang nasibmu...
Reina semakin semangat untuk mengubah nasib wanita ini. Dia yakin dia bisa lebih kuat untuk Olivia. Kerapuhannya sudah selesai. Sekarang Tuhan memberinya kesempatan melalui Olivia dan dia harus berjuang mengejar kebebasan Wanita ini.
******
Niels menatap keluar jendela, kini dia berada di ruang kerja milik ayahnya, di istana. Ayahnya sudah mulai melimpahkan sebagian kewajibannya pada Niels.
Hari-harinya sibuk membantu sang ayah dan melatih kemiliteran milik istana dan Carlov. Disampingnya ada Potra yang juga sibuk menganalisis laporan bulanan yang masuk. Terkait pasokan senjata, bahan baku meriam, atribut perang serta memeriksa calon kandidat yang akan bergabung dalam turnamen bulan ini.
Sepuluh orang pemenang akan langsung lolos sebagai prajurit istana tanpa harus mengikuti tes lagi. Sedangkan yang kalah mereka harus diseleksi kembali apakah pantas mengikuti tes dan setelah itu bisa dinyatakan lolos jika berhasil dengan nilai terbaik.
"Laporkan padaku apa yang tengah Olivia lakukan akhir-akhir ini," ucap Niels memecah keheningan di ruangan tersebut.
Tangan dan matanya kembali menelisik laporan selanjutnya. Laporan keuangan.
Potra pun mengambil list hasil pengamatan anak buahnya. Dia membaca apa yang tertulis disana, "Lady Johansson tidak melakukan hal-hal mencolok. Dia terlihat lebih diam dari biasanya."
Alisnya mengerut, "Bukankah itu lebih dari mencolok ?" ungkap Niels merasa heran dengan hasil laporan Potra. Kemudian dia memberi isyarat agar tangan kanannya itu melanjutkan.
Potra seketika ragu untuk melanjutkan ketika melihat list selanjutnya. "Lady baru saja mengirimkan surat kepada Baron Johansson,"
Kerutan pada keningnya semakin jelas lagi-lagi ada yang ganjal dari wanita itu, "Apa isinya ?"
Ada kegelapan dalam nada suaranya. Potra mewanti-wanti apakah setelah ini sang Lady akan aman dari amukan Tuan mudanya atau sebaliknya. Semoga saja isi surat ini masih terbilang aman.
"Lady meminta Lord Johansson untuk bertemu dengannya di toko kue terbaru tepatnya di St. Heliuen pukul 10 pagi."
'apa dia merindukan keluarganya ?'
Calon Duke Carlov itu pun mengangguk mengerti. Mungkin Olivianya hanya merindukan keluarga. Tapi apakah Baron Johansson akan mengabulkan permintaan wanita itu ?
"Lanjutkan,"
"Lady juga meminta uang bulannya, dia berniat untuk membeli beberapa gaun dan perhiasan ketika pergi besok,"
Niels mengangguk lagi, "Lebihkan uang sakunya,"
Ya mungkin wanita gingernya hanya ingin menghabiskan waktu dengan keluarga dan berlibur sejenak. Walaupun ada sebersit kekhawatiran, tapi Niels mencoba mengesampingkan itu dulu.
"Satu lagi, tetap awasi dia dengan pengawalan."
Potra menulis setiap permintaan Tuan mudanya. Dia berharap setelah jalan-jalan mungkin Lady Johansson akan terlihat seperti biasa lagi.
Karena jujur saja, setelah kejadian wanita bersurai merah ginger itu keluar dari kamar tuannya dengan wajah pucat, Potra mendapati ada perubahan dari sikap lady mereka.
Lady Olivia menjadi lebih pendiam dan tidak mencerca Potra dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai aktivitas apa saja yang telah dilakukan Tuannya selama di luar sana.
Kediaman wanita itu seperti bom waktu bagi keluarga Duke Carlov. Karena dialah pemegang kendali dari monster di sampingnya ini. Pikir Potra.
Entah apa yang terjadi jika wanita itu berencana melarikan diri.
Sebentar.
Mungkinkah ?
Tidak. Tidak. Dia harap itu tidak pernah terjadi.
Bahkan seorang bawahan aja tidak ingin membayangkan apa yang mungkin terjadi jika Lady yang terkurung dalam sangkar emas itu lepas dari genggaman Tuan mereka. Apalagi sosok yang merasa sebagai sang pemilik ?
Mereka semua tidak ingin membayangkan hal-hal yang mustahil terjadi. Karena yang mereka tahu Lady bersangkar emas itu mencintai tuannya. Lebih tepatnya tergila-gila. Dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya terjerat, terkurung dan terkunci.
"Ah satu lagi, sampaikan padanya untuk membeli gaun pesta ke acara penyambutan tamu kerajaan. Aku ingin dia menemaniku,"
"Baik My Lord,"
•
•
•
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke Carlov
Historical FictionReina Stankof tidak pernah menyangka kalau dirinya kini masuk ke dalam tubuh seorang maid kepercayaan sang Tuan muda di mansion besar ini. Lebih parahnya lagi, dia masuk ke dalam tubuh maid yang cintanya pertepuk sebelah tangan dan harus mati tragis...