Chapter 5 : Olivia Johansson (2)

5.5K 382 1
                                    

Olivia Johansson, putri sulung dari keluarga Baron Johansson. Meskipun dari kalangan status bangsawan yang rendah, kecantikan Olivia tidak kalah saing dengan kecantikan putri bangsawan kalangan atas seperti Duke, Marques, Count, Earl bahkan putri mahkota  sekalipun. Olivia Johansson mampu menyihir semua orang dengan kecantikan dan kelembutan dari pancaran matanya. Kristal emeraldnya yang begitu terang mampu membuat siapa saja tenggelam disana.

Banyak lamaran yang datang ke kediaman Baron Johansson namun harus ditolak karena Olivia belum masuk masa debutnya. Di usianya yang memasuki umur 15 tahun akhir, dia hanya tinggal menunggu 3 bulan lagi untuk masuk ke masa dewasa sesuai peraturan kerajaan. Meski begitu tetap saja dia ingin putrinya mendapatkan pasangan terbaik dan dicintainya.

Olivia juga anak yang ceria, dia selalu mengikuti kemanapun ayahnya pergi termasuk ke kediaman Duke Carlov yang rumornya adalah kastil terseram seantero Redwick.

Matanya memperhatikan taman bunga yang penuh dengan mawar merah bermekaran. Aroma bunga itu mengelilingi Olivia seakan-akan memeluknya erat. Membuat dia ingin berlama-lama disana.

"Ayah, bolehkah aku disini sebentar ?" ucap Olivia meminta izin pada Frederick Johansson, sang ayah.

Frederick yang terburu-buru pun langsung mengizinkannya. Lagi pula dia juga tidak ingin sang anak bertemu dengan Duke Carlov III. Dia takut anaknya akan ketakutan dan merusak diskusi bisnisnya. "Baiklah, kau tunggu disini sampai ayah selesai,"

Olivia pun mengangguk senang. Setelah sang ayah hilang dari penglihatannya, dia dengan senyum merekah terus menelusuri taman bunga yang panjang ini serta aliran sungai kecil ditengahnya hingga memasuki kawasan timur kastil.

Ketika sibuk memperhatikan bunga mawar merah, tubuhnya seketika berhenti kala bukan mawar merahlah yang dia temukan saat ini. Tetapi  hamparan mawar hitam. Deretan Bunga selanjutnya berganti menjadi mawar hitam yang terus menghiasi tepi jalan menuju sebuah menara timur diujung sana.

Saat Olivia menengadah kepalanya, disana dia melihat seseorang tengah berdiri dipinggir jendela melihat ke arahnya.

Sinar matahari tidak membantunya untuk melihat rupa orang tersebut. Tapi yang Olivia tahu pasti, itu adalah penerus Duke Carlov yang selalu dibicarakan orang-orang. Penerus yang harus tinggal di menara untuk menguasai kekuatannya.

Meskipun tatapan mereka terkunci tapi Olivia tidak bisa mengenali rupa anak laki-laki itu. Berbeda dengan sosok bermata merah diatas sana. Dengan jelas dia bisa melihat Oliva, seorang gadis berbalut gaun biru tua dengan renda-renda cantik disekitarnya.

Untuk pertama kalinya anak laki-laki itu terpukau dengan kecantikan yang dia lihat. Selama ini matanya selalu dipenuhi warna merah. Untuk pertama kalinya dia melihat iris mata hijau terang yang begitu bersinar.

Dari jarak sejauh ini tentu dia bisa melihat dengan jelas rupa gadis itu melalui kekuatannya. Sedangkan apa dia disana ? Berani sekali gadis itu memasuki kawasannya ?

Meskipun Nielsen Carlov, penerus Duke Carlov selanjutnya itu selalu di menara, tetapi dia tetap memiliki kuasa. Ayahnya tidak seketat kakeknya. Ayahnya lebih baik dalam mendidik keturunan Carlov. Dia menghadiahi jendela ini untuknya disaat keturunan sebelum harus hidup tanpa celah jendela sedikitpun dan segel Carlov yang menahan mereka untuk tidak menghancurkan bangunan. Jadi dia bisa saja sekarang keluar menghampiri gadis di bawah sana tanpa harus izin dulu ke siapapun.

Saat dirasa gadis itu akan pergi meninggalkannya, Niels tanpa ragu turun untuk menghalanginya.

Olivia yang memang dasarnya tidak ingin membuat masalah pun berencana untuk pergi dari sana. Dia takut karenanya urusan bisnis sang ayah akan berantakan dan dia harus membuat ayahnya sedih karena dukungan dari Duke Carlov-lah satu-satunya jalan bagi keluarganya yang hampir bangkrut.

Duke CarlovTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang