Tidak pernah terbayangkan sebelumnya dalam pikiran freen, bahwa hidup nya di Luzern akan menjadi seperti ini, awalnya freen hanya membayangkan kabur ke Luzern menyewa apartemen dan hidup enak selama beberapa bulan sambil menikmati indahnya kota Luzern.
Namun takdir tidak seindah yang dibayangkan kejadian tak terduga terjadi padanya hingga mengantarkan freen mengenal sosok misterius yang bernama Becky.
Hidup bersama pria asing tidak pernah ada dalam list pikiran nya, namun hal itu terjadi, setiap pagi saat bangun ia selalu melihat Becky sudah bangun lebih awal, entah pria itu sedang melukis, duduk termenung, dan menciptakan tangga nada di kertas kosong, selalu saja seperti itu.
Namun hari ini becky sedang memasukkan gitar kedalam kotak, sepertinya pria itu mau pergi.
"Becky kau mau pergi kemana?"
"Ke pusat kota, untuk pertunjukan"
Freen berfikir jika Becky pergi ia akan sendirian, dan freen tidak mau sendirian ia harus ikut bersama Becky.
"Aku ikut juga ya, aku takut dirumah ini sendirian" ucap freen dengan memelas.
Becky memandang datar gadis itu, ia melihat freen dari atas sampai bawah, sudah 3 hari gadis itu terus menggunakan pakaian nya, Becky sadar bahwa freen pergi tidak membawa pakaian, meninggalkan gadis itu sendirian dirumah tentu beresiko besar.
Freen melihat Becky menunjuk ke arah sofa dan matanya tertuju ke sana, lalu freen mendekati sofa dan ia terkejut melihat banyak paper bag dan bungkusan plastik lainnya disana.
"Becky ini apa?"
Freen membuka paper bag tersebut yang isinya pakaian wanita, mulai dari atasan serta gaun, belum lagi sabun, shampo, parfum, freen membuka paper bag yang terakhir ia tersenyum dengan wajah merah, bahkan lengkap dengan bra dan celana dalam, Becky sangat perhatian, kapan Becky membeli ini semua.
"Becky kapan kau membeli semua ini? Bra nya imut sekali motif bunga-bunga" ucap freen sambil menenteng bra nya di depan Becky bahkan menempelkan di bagian dadanya, hal itu membuat Becky berdehem kaku.
"Kau tidak perlu tau, seharusnya bersyukur sudah dibelikan, walaupun aku tidak tau itu.. em.. ukuran nya" cicit Becky sambil menunduk.
Hal itu membuat freen tersenyum ia benar-benar gemas dengan Becky.
"Akan ku coba, sepertinya kekecilan sedikit" ucap freen sambil memandang bra tersebut dan mencoba-coba memasangkan di payudara nya, freen seolah lupa bahwa Becky masih berada di sana.
"Aku rasa kau tidak lupa letak kamar dimana"
Suara itu membuat freen menatap ke arah Becky, kemudian gadis itu tertawa tanpa dosa.
"Sorry, aku lupa"
Freen membawa semua paper bag nya ke dalam kamar, Becky menghela nafas kasar kelakuan gadis itu benar-benar aneh, sama sekali bukan seperti wanita pada umumnya yang punya rasa malu.
Freen susah payah memakai bra yang kekecilan di dadanya dan akhirnya berhasil, bagian atasnya menyembul karena ukuran bra yang memang kekecilan.
"Oh ya tuhan dasar, dikira punya aku kecil sekali apa? Apa dia tidak memperhatikan nya? Dasar pria tanpa rasa"
Freen melihat pantulan tubuh nya di cermin, ia cantik dan memiliki tubuh yang indah tapi kenapa membuat Becky tertarik sangat sulit, apakah pria itu gay.
Freen membongkar paper bag berisi beberapa potong pakaian itu, demi tuhan semua dress dan pakaian yang dibelikan Becky sangat sopan, lengkap dengan kancing yang hampir mencekik leher.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is incalculable
Short Story🔞 Freen seorang putri dari keluarga chankimha yang cukup sukses terpaksa lari dari pernikahan nya, freen kabur ke Swiss, hingga tanpa sengaja ia bertemu dengan pemain gitar jalanan yang misterius dan memiliki wajah yang begitu tampan. Karena rasa p...