21

1K 192 9
                                    



Stella memarkirkan mobil nya di basement ia hendak turun namun tidak jadi saat melihat mobil freen tiba dan terparkir tidak jauh dari mobil nya, Stella membulatkan matanya saat Billy keluar dari sana, kenapa mereka berangkat bersama? Stella merasa ada yang aneh, freen biasanya berangkat sendiri dan Billy juga kenapa pagi ini mereka terlihat bersama.

Stella tau tadi malam Billy menemani freen ke pesta bahkan pria itu memamerkan rambut hitam nya melalui chat, Stella ingat jas itu yang dikenakan Billy semalam, apakah jangan-jangan mereka bermalam bersama? Pikiran Stella langsung bertraveling kejauhan, tiba-tiba ia merasakan kepalanya berasap lagi seperti ada yang panas.

Stella tersadar ketika ada yang mengetuk kaca mobil nya, dan ia terkejut melihat wajah Billy di sana.

"Astaga!! Kau membuat ku terkejut"

Stella menurunkan kaca mobilnya.

"Turun, jangan terlalu banyak menghayal!"

"Ck siapa juga yang menghayal, aku hanya terkejut melihatmu ku kira banci"

Wajah Billy berubah menjadi kesal.

"Dasar wanita gila!" Ucap Billy sambil memasukkan tangannya kedalam dan menarik rambut Stella, gadis itu memekik kesakitan.

"Argh sakit sialan!!"

Stella menaikkan kaca mobilnya kali ini Billy yang menjerit.

"Arghh kurang ajar tangan ku terjepit sialan!"

"Rasakan, banci kurang ajar!!

Freen menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya, sudah jelas mereka berjodoh namun masih saling gengsi, freen memutuskan meninggalkan keduanya yang masih saling mengejek dan berdebat.

°°

Stella tersenyum dan memutar video yang di tonton nya berkali-kali, si pewaris yang hilang telah kembali dan wajah nya sangat tampan sampai membuat Stella tidak berhenti tersenyum.

"Wah Debaek tampan sekali, andaikan aku ke pesta juga tadi malam, manatau bisa menggoda nya"

Freen melirik ke arah Stella.

"Siapa yang kau bicarakan?"

"Mr. Becca, nama pewaris yang hilang itu Rebecca Amstrong, OMG tampan sekali nona, ugh lihat garis rahang nya, bibir tipis berbentuk love itu sangat seksi, oh ya tuhan siapapun wanita yang pernah merasakan bibir itu sangat beruntung"

Freen mengetukkan pulpen nya di meja, ia bahkan sudah merasakan lebih dari bibir sampai permainan ranjang.

"Dia adalah Becky ku, berhenti mengagumi nya"

Stella menatap ke arah freen kemudian terperangah.

"Apa? Becky mu? Nona anda sudah sakit? Nama nya becca bukan Becky astaga anda sering sekali berhalusinasi"

"Tidak percaya ya sudah, kami sudah tinggal bersama di Swiss, aku sudah bosan merasakan bibir nya"

Stella tertawa dengan keras dan hal itu membuat freen mendelik kesal.

"Astaga nona, aku tanya padamu sekarang, jika dia becky mu apakah tadi malam dia mengenali mu?"

Freen menghela nafas kasar dan menggeleng lemah.

"Tidak"

Stella tertawa dengan semakin keras, freen memasang wajah sebal nya.

"Anda terlalu banyak berhalusinasi, namanya adalah Rebecca Amstrong bahkan selama ini tinggal di Prancis bukan di Swiss, foto masa kecil nya menggemaskan sekali"

Love is incalculable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang