Becky terbangun lebih awal dengan freen yang berada di dalam dekapan nya, sinar mentari yang mulai terlihat dari celah jendela membuat kecantikan itu terpancar jelas, becky menyentuh anak rambut yang menutupi sebagian wajah freen dan menyelipkan nya kebelakang telinga, Becky mengusap permukaan pipi freen dengan ibu jari nya, Becky jadi ingat saat pertama mereka bertemu bagaimana freen memohon dan terlihat putus asa, gadis itu terlihat sangat lucu saat itu.
Becky memandang freen dengan tatapan sendu, ia mencintai freen, gadis itu adalah cinta pertama nya, wanita yang berhasil membuka hati Becky yang memang mati rasa namun kenapa mereka tidak sejalan, kenapa harus berbeda arah, rasanya begitu sulit bagi Becky saat ini.
"Aku benar-benar tidak ingin kau pergi" desis Becky dengan pelan.
Kemudian Becky mendaratkan sebuah kecupan lembut di kening freen dengan penuh arti, sebelum akhirnya Becky mengingat sesuatu yaitu ponsel nya, ia perlu mengetahui kabar terbaru.
Becky turun dari ranjang dan mengenakan boxer nya dengan asal, ia merogoh kantung Coat yang berada di kursi, becky mengaktifkan kembali ponsel nya dan berjalan ke arah jendela, Becky melihat ada panggilan yang begitu banyak dari Daniel bahkan puluhan pesan.
Becky membuka salah satu pesan dari Daniel dan ia menghela nafas nya berat, Becky ingin mengabaikan resiko tapi tidak bisa, jika ia berani maka yang terkena imbasnya bukan hanya dirinya sendiri, tapi juga freen ia tidak bisa membiarkan freen berada dalam bahaya.
Freen membuka matanya perlahan dan tersenyum dengan pipi memerah, ia sadar saat Becky mengecup kening nya dan mengatakan bahwa tidak merelakan dirinya pergi, freen melihat punggung tegap itu sedang berdiri dekat jendela sambil memainkan ponselnya.
Freen bangun dari ranjang dan memakai kaos milik Becky yang ada di lantai, ia mendekati Becky dan memeluknya dari belakang, freen menyenderkan kepalanya di punggung Becky hal itu membuat Becky sedikit terkejut dan ia buru-buru mematikan ponselnya.
"Kau sudah bangun?" Ucap Becky sambil menoleh ke belakang dan membalikkan tubuhnya menghadap freen.
Freen mengangguk dan tersenyum ia memeluk becky kembali dari depan, dan menyangndarkan kepalanya di dada bidang itu, Becky juga membalas pelukan freen dengan erat dan mengelus rambut itu.
"Becky aku ingin bersama mu selamanya, kurasa aku sudah cinta mati padamu sekarang" ucap freen sambil menghirup aroma musk yang masih tersisa di dada bidang itu, becky tertegun mendengar ucapan freen begitu tulus.
"Aku juga mencintaimu, rasanya hampir gila saat mengetahui bahwa kita memiliki jalan yang berbeda"ucap Becky dalam hati.
Ingin rasanya becky memberontak tapi saat ini sedang tidak memiliki celah, nyawa sedang di pertaruhkan sekarang.
"Freen apakah kau bersedia ikut bersama ku kemanapun?"
Freen mendongak dan menatap wajah becky kemudian mengangguk.
"Tentu saja Becky bawa aku bersama mu, kemanapun kau pergi aku akan ikut bersama mu"
"Apakah kau tidak mengingat keluarga mu? Mungkin sekarang mereka sedang khawatir"
Freen terdiam ia bukan tidak ingat, bahkan ia sangat mengingat James dan Mintira, freen juga rindu dengan ibu nya tapi entah kenapa saat bersama Becky, freen merasa sanggup hidup tanpa kedua orang tuanya.
"Aku ingat, tapi aku rasa bersama mu membuat ku terlanjur nyaman dan tidak bergantungan kepada mereka, jika aku pulang ke Thailand maka aku juga akan membawa mu becky, aku ingin menunjukkan pada papa dan mama ku, lelaki yang aku cintai"
Becky menyentuh pipi freen dengan pelan, ucapan itu terdengar begitu polos tanpa kata manipulatif, terlalu klise tanpa perandaian.
"Apakah mereka akan menerima ku? Aku bukan dari keluarga terkenal, bahkan hidup ku tidak jelas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is incalculable
Short Story🔞 Freen seorang putri dari keluarga chankimha yang cukup sukses terpaksa lari dari pernikahan nya, freen kabur ke Swiss, hingga tanpa sengaja ia bertemu dengan pemain gitar jalanan yang misterius dan memiliki wajah yang begitu tampan. Karena rasa p...