08

1.1K 211 16
                                    



Keadaan tangan Becky yang masih di balut kain kasa membuatnya tidak bisa leluasa melukis apalagi bermain gitar, padahal ia tidak bisa seharian hanya dirumah tanpa melakukan apapun, Becky melirik ke arah freen yang sedang sibuk dengan lukisan nya, melukis seekor panda saja sudah satu jam tapi hasilnya sangat buruk.

"Oh ya ampun, panda nya kenapa jadi seperti sapi"

Freen mendesah kesel, memainkan kuas di atas kanvas ternyata tidak mudah, hanya orang-orang yang ahli yang mampu membuat nya, Becky berjalan mendekat freen ia ingin tertawa melihat lukisan gadis itu.

"Sejak kapan panda memiliki tanduk?" Ucap becky.

Freen berpikir benar juga sih kenapa ia menggambar tanduk di kepala panda itu, bentuknya juga aneh sekali, Becky menggelengkan kepalanya pelan ia meraih tangan freen yang memegang kuas itu.

"Kau harus menarik garis tanpa ragu, seperti ini"

Becky menggerakkan tangan freen membentuk sketsa tubuh panda tersebut dalam sekali tarikan, freen merasa jantungnya berdegup kencang saat melihat wajah Becky sangat dekat dengan nya dari jarak samping, dan freen sadar bahwa ia memang benar menyukai Becky bukan untuk sekedar bermain-main, tapi ia seolah memiliki rasa lebih.

Becky ikut menatap ke arah wajah freen sejenak.

"Fokus ke lukisan bukan ke wajah ku"

"Becky aku menyukai mu" ujar freen secara langsung, Becky menatap freen datar.

"Semua orang bisa mengatakan suka, karena itu relatif, jadi aku tidak melarang kau menyukai ku"

"Bukan suka biasa, tapi suka memiliki rasa yang lebih"

Becky terdiam dan menatap ke arah freen gadis itu berucap tanpa candaan.

"Jika hal itu mulai terjadi padamu sebaiknya hilangkan, karena aku tidak bisa membalas nya"

Freen menunduk lesu. 

"Belum juga di ajak pacaran, tapi sudah di tolak" ucap freen sambil menggerutu kesal, Becky hanya tertawa.

"Jangan-jangan kau sudah punya pacar Becky?"

"Tidak ada wanita yang mau dengan ku, seperti mu hanya lihat fisik saja, jika sudah tau aslinya pasti kau juga tidak akan mengagumi ku lagi"

Freen menoleh ke arah Becky.

"Siapa bilang?! Walaupun kau mafia dan seorang psikopat aku tetap mau dengan mu, karena aku tau jika sudah jatuh cinta maka sifat asli seseorang bisa berubah"

Becky melirik ke arah freen, gadis itu terlihat yakin bahwa sama sekali tidak gentar.

"Sudahlah, sekarang bersiap-siaplah, aku ingin jalan-jalan, jika kau tidak mau ikut tidak apa-apa juga"

"Ikut!! Tentu saja ikut!!"

Becky tersenyum melihat freen yang sudah berdiri dengan semangat, gadis itu langsung melesat ke kamar nya untuk berganti baju, Becky melirik jam dinding masih pukul 10 pagi sebaiknya ia juga siap-siap, Becky masuk kedalam kamar nya untuk berganti pakaian.

°

Freen keluar dengan balutan dress sopan berwarna peach, rambut pendek itu di gerai begitu saja, gadis itu selalu saja terlihat cantik freen melihat Becky tidak ada di ruang tamu kemana pria itu, dan tak lama kemudian Becky baru keluar dari kamar nya.

Freen mematung di tempat, hidung nya hampir mimisan saat melihat Becky kali ini terlihat begitu tampan, rambut berantakan itu sekarang di sisir rapi dan tidak memakai topi yang selalu menutupi rambut nya, style Becky juga sangat berbeda, pria itu memakai atasan kemeja dan celana berbahan kain, bukan Hoodie kebesaran seperti biasanya.

Love is incalculable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang