Ningsih (part 1)🌻

117 8 1
                                    


"aku tidak akan pernah memungut apa yang sudah aku buang."(Imran Wongsodipo).

                          °°°°°

Ningsih Prameswari adalah seorang gadis cantik,sopan,baik hati dengan tutur kata yang lemah lembut.Dia anak Ragil dari dua bersaudara,kakak laki lakinya sudah menikah dan tinggal jauh dari orang tua.
Dia seorang gadis yang periang sebelum pernikahan itu menjerat  kebebasannya dan menorehkan luka dihatinya.

Perjodohan adalah alasan klise dibalik pernikahannya,dia baru lulus SMA ketika kedua orang tuanya menjodohkan ia dengan seorang anak juragan tanah didesanya.Pernikahan tanpa cinta yang terpaksa ia lakukan demi membahagiakan kedua orang tuanya.Dia mengubur semua mimpinya untuk melanjutkan kuliah dan menjadi seorang guru,ya guru adalah cita citanya sejak kecil,tapi sayang semuanya harus terkubur karena pernikahan itu.Pernikahan itu berlangsung kurang lebih 2 tahun dan berakhir dengan perpisahan.

Flashback on

"Dek maaf kalau mas nggak bisa merubah keputusan bapak dan ibu,mas nggak bisa menolak keinginan beliau untuk menikah lagi."kata mas Imran padaku.

"Menikahlah mas dengan wanita pilihan beliau,wanita yang sempurna dan bisa memberikan mas dan keluarga ini penerus."jawabku pelan.

"Yakin kamu mau pisah sama mas?kamu mau meninggalkan semua yang kamu punya sekarang kalau kita pisah dek?"katanya seolah mengejek keputusanku untuk berpisah.

"Aku yakin mas,lagi pula aku sudah biasa hidup susah jadi nggak ada bedanya buatku."

"Baiklah kalau itu sudah jadi keputusanmu,mas nggak akan memberikan uang sepeser pun saat kita pisah nanti ingat itu.
Satu hal lagi jangan pernah meminta untuk kembali suatu saat nanti karena mas nggak pernah memungut sesuatu yang sudah mas buang."katanya sambil menatap tajam padaku.

"Baiklah aku paham mas."

"Ok kalau gitu lepas semua perhiasan yang melekat di tubuhku,kamu hanya berhak membawa mahar yang aku berikan dulu saat kita menikah."

"Baiklah."

Kulepaskan semua perhiasan yang ia berikan padaku saat kita menikah selama dua tahun ini.
Aku mengembalikan semua ATM,buku tabungan dan semua barang yang pernah mas Imran berikan padaku.Aku hanya membawa mahar pernikahanku dan juga pakaianku.Mas Imran bilang dia tidak ingin melihat selembar pakaianmu tertinggal.
Malam itu juga aku dikembalikan kerumah orang tuaku oleh mas Imran tanpa sepatah kata pun pada kedua orang tuaku.

Tangis bapak dan ibu menyambut kepulanganku malam ini.Bapak dan ibu sudah tahu masalah ini sejak lama,karena rencana mas Imran menikah lagi sudah ibu mertuaku katakan pada beliau.
Aku hanya bisa ikhlas menerima semuanya,mungkin sudah jalan hidupku harus menjanda saat usiaku 20 tahun.

Selang 2 bulan kemudian surat cerai pun sudah aku terima dan hari ini juga mas Imran menikah lagi dengan wanita pilihan orang tuanya dan juga pilihannya.
Karena saat kita masih menikah aku beberapa kali melihat mas Imran pergi berdua dengan wanita yang sekarang menjadi istrinya.Kalau ditanya apakah dia berselingkuh dibelakangku,aku juga nggak tahu kebenarannya.
Tapi yang pasti selama kita menikah aku tidak pernah sekalipun berpaling,walau aku tahu mungkin hanya aku yang mencintainya selama ini.

"Sabar ya nduk."ucap ibu padaku saat kita baru pulang kondangan pernikahan mas Imran.

"Enjih insya Allah Ningsih sudah nggak pp."ucapku pada ibuku.

"Rencana kamu kedepan mau seperti apa nduk?"

"Ningsih ingin lanjut kuliah Bu, bulan lalu sudah mulai mendaftar dan Alhamdulillah diterima.Doakan Ningsih ya bu."

CeritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang