Part 07

5.1K 564 47
                                    

Haechan baru saja keluar dari restoran saat ia malah melihat Renjun berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri. "Hay Renjun" sapa Haechan pada Renjun yang menatapnya dengan tatapan dalam.

Haechan jadi merasa kikuk sendiri karena sapaannya tidak dijawab, pada akhirnya Haechan memilih berjalan pergi dengan mengambil sisi yang lainnya.

"YAAA LEE HAECHAN" teriak Renjun yang membuat Haechan berjengit kaget, bahkan beberapa pejalan kaki sampai melihat mereka karena penasaran.

"Kenapa kau berteriak" ujar Haechan karena merasa malu, ia seperti maling yang sedang di tangkap basah karena ulah Renjun.

"Kau mau pergi kemana? Ikut dengan ku kita pulang sekarang" ujar Renjun yang membuat ekspresi Haechan tampak buruk.

"Pulang kemana?" Tanya Haechan.

"Tentu saja rumah mu dan Mark Hyung" jawab Renjun dan Haechan langsung berdecih

"Tidak terima kasih, aku tidak berminat melihat kemesraan mu dengan Mark Lee, lagipula itu juga bukan rumah ku" jawab Haechan seraya akan berbalik pergi tapi dengan cepat Renjun memegang tangan Haechan.

Langkah Haechan terhenti dan ia langsung menatap Renjun dengan pandangan menuntut, "kau tinggal dimana, aku akan mengantarmu" ujar Renjun.

Haechan menggelengkan kepalanya, "kau tidak mau?" Tanya Renjun namun Haechan menggelengkan kepalanya lagi.

"Apa maksudnya?" Tanya Renjun tidak sabar.

"Aku belum ada tempat tinggal jadi nanti aku akan cari tempat sauna terdekat disini, atau kalau tidak tempat sauna semalam yang ku tinggali" jawab Haechan.

"Tempat sauna?" Tanya Renjun dengan nada tidak meyakinkan, meski Renjun tidak tahu apa itu, tapi ia merasa itu bukan tempat yang baik.

"Apa itu?" Tanya Renjun.

"Tempat pemandian umum, bagus bukan aku bisa mandi dan istirahat disana serta ada makanan murah yang bisa di beli" jawab Haechan yang membuat Renjun mengerutkan dahinya.

"Pemandian umum, LEE HAECHAN KAU SERIUS" teriak Renjun heboh.

"Ssssttt, jangan berisik" ujar Haechan sinis. "Sekarang lepaskan aku, badanku sakit semua dan aku perlu istirahat" jawab Haechan.

Namun Renjun tidak melepaskan tangan Haechan malah menarik tangan Haechan untuk ikut dengannya. "Sekarang masuk, aku akan mengantarmu" ujar Renjun seraya membuka pintu kursi penumpang.

Haechan sempat melawan dengan memandang Renjun tajam, tapi percayalah bukannya seram namun wajah Haechan malah terkesan lucu. "Jangan berwajah seperti itu, kau tidak seram sama sekali" ujar Renjun yang membuat Haechan menghentakkan kakinya kesal sebelum masuk ke dalam mobil.

Renjun hampir tertawa terbahak-bahak melihat ulah menggemaskan Haechan. Tapi masih untung Renjun dapat menahannya, setelah menutup pintu mobilnya Renjun langsung berlari dan masuk ke dalam mobilnya.

*****

Ten meremat tangannya dengan kuat mendengar laporan tentang orang yang dimintanya untuk mencari keberadaan putranya.

"Pergilah" ujar Ten tidak sabar.

Xiaojun yang duduk tidak jauh dari Ten hanya bisa menatap mertuanya dengan pandangan sedih. "mom, apa perlu kita lapor polisi?" Tanya Xiaojun.

Ten mengangguk setuju, "tentu saja, saat Daddy mu pulang nanti kita akan memberi tahunya" ujar Ten.

"Apa yang perlu kau beritahu padaku?" Tanya Johnny yang ternyata sudah datang bersama dengan Hendery.

Ten langsung berlari mendekati Johnny, "Haechan semalam tidak pulang ke rumah Mark, dan tidak ada yang tahu keberadaannya dimana" ujar Ten yang membuat Johnny dan Hendery saling memandang dengan bingung.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang