Part 40

2.6K 382 31
                                    

Kamar Haechan sudah sepi kembali dan hanya menyisakan Mark dan Chaeryeong. Mark ingin berbicara dengan Chaeryeong namun ia merasa takut, takut jika kata-katanya akan menyakiti putrinya.

Chaeryeong pada akhirnya memilih untuk kembali ke kamar, ia sempat melihat pada Mark yang juga sedang melihatnya. Tapi Chaeryeong langsung mengalihkan pandangannya dan berlalu pergi begitu saja.

Mark menahan airmatanya dengan menutup matanya, tidak lama setelah itu ia membukanya kembali. Mark lalu melihat pada Haechan dan tersenyum sendu, "hukuman? Chenle bertanya kenapa aku tidak di hukum" ujar Mark.

"Bangun dan hukum aku Haechan" rintih Mark lirih, "bangunlah aku mohon" lanjut Mark lagi. Setelah mendengar cerita Chaeryeong, ada perasaan menyesal dalam diri Mark yang tidak bisa ia jelaskan.

Lebih dari perasaan menyesalnya yang kemarin, Mark percaya dengan semua perkataan Chaeryeong. Bahkan jika itu tentang Lucas juga, "dia pasti ada di suatu tempat dan memantau kita" ujar Mark seraya menatap pada Haechan. Mark pun bangkit lalu duduk di samping Haechan diatas ranjang.

Tangannya terulur membenahi poni Haechan sebelum Mark mencium kening Haechan dengan penuh perasaan. "Aku pasti akan mencarinya" ujar Mark berjanji.

Mark pada akhirnya memutuskan untuk berbaring di samping Haechan sembari memegang tangan Haechan.

****

Mark menatap bingung tempat sekitarnya, ia jelas-jelas tadi masih berada di kamar dan berbaring dengan Haechan. Namun sekarang ia malah melihat dirinya ada di sebuah Bar yang tampak asing.

"Xuxi, namaku Xuxi" suara seorang pria membuat Mark mengalihkan pandangannya, ia tidak menyangka akan melihat sosok itu lagi setelah sekian lama.

"Maaf Xuxi, aku salah mengenali orang" sosok Haechan berdiri di depan Xuxi sembari menatap Xuxi dengan pandangan meminta maaf. Haechan tampak kurus dan kuyu, tidak seperti Haechan yang ia kenal.

Tiba-tiba Mark berpindah ke tempat lain begitu saja, ia melihat Haechan berada di sebuah rumah sakit. "Kesehatan Chaeryeong semakin menurun tapi aku bahkan tidak punya uang sama sekali" bisikan lemah itu membuat air mata Mark menetes begitu saja.

"Dimana aku" bisik Mark bingung, ia bertanya tentang dirinya yang tidak ada disamping Haechan. Mark melihat Haechan berjalan pergi dan mengikutinya dari belakang, ia tiba didepan salah satu ruang rawat. Mark melihat wajah Haechan tampak sendu menatap ke dalam.

"Cepatlah sadar, aku minta maaf kau menjadi seperti ini karena menyelamatkan nyawaku" bisikan pelan itu membuat Mark penasaran pada sosok orang yang ada di dalam kamar tersebut.

Mata Mark terbelak dengan sangat lebar melihat siapa yang terbaring di dalam sana. Itu dia, itu dirinya sendiri yang terbaring dengan banyak alat kesehatan yang menempel di tubuhnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa berada disana" bisik Mark bingung. Ia melihat pada Haechan yang tampak panik dan berlari untuk menyembunyikan dirinya.

Tidak lama ia melihat Jeno dan Yeri datang bersama dengan Jaemin, ketiganya masuk ke dalam ruangan. Mark sebenarnya penasaran apa yang dibicarakan oleh ketiganya, namun sebelum ia bisa masuk ke dalam kamar rawat tubuhnya seolah di tarik pergi.

*

Tempat selanjutnya ia berdiri adalah tempat kecil, sangat kecil di bandingkan dengan kamarnya sendiri. Disana ia melihat Renjun, Chaeryeong dan Haechan duduk bersama mengelilingi meja makan kecil.

"Renjun terima kasih sudah datang, dan maaf rumah ku sekecil ini" ujar Haechan. Renjun tersenyum lembut sembari memegang tangan Haechan.

"jangan seperti ini, kau sudah berjanji untuk mau menjadi teman ku, karena kita teman jadi jangan meminta maaf terus" ujar Renjun.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang