Part 10

5.1K 557 65
                                    

Mark menatap kesana kemari namun ia tidak mendapatkan petunjuk apapun. Tempat dimana Renjun menggunakan kartunya pun Mark tampak ragu untuk masuk.

Ia sudah berdiri di sana sejak setengah jam, "mereka tidak mungkin ada di dalam sana" bisik Mark pelan. Tapi ia sudah datang jauh-jauh jadi tentu saja ia tidak mungkin pulang dengan hasil kosong.

"Baiklah aku akan memeriksa sebentar" ujar Mark seraya berjalan masuk, tepat saat ia masuk saat itu juga Chenle, Haechan dan Renjun lewat. Ketiganya berniat pergi ke tempat Haechan bekerja, untuk hari ini Haechan bekerja shift siang.

*

"Apa hari ini kau tidak masuk sekolah Chenle?" Tanya Haechan.

Chenle terkejut mendapat pertanyaan seperti itu,"Chenle libur ma" jawab Chenle yang membuat Haechan menoleh untuk menatap pada putranya yang tampak gugup.

"Ehm, Chenle dikeluarkan karena menunggak uang sekolah" jawab Chenle lirih yang membuat Haechan menatapnya dengan sedih.

"Besok mama akan mengajukan cuti untuk mencarikan mu sekolah lain" ujar Haechan dan Chenle pun mengangguk dengan wajah bahagia.

Renjun memilih diam diantara obrolan anak dan ibu ini, ia sendiri jujur saja merasa bersalah pada Haechan. Mungkin dulu Haechan menyakitinya, namun sekarang orang jahatnya adalah dirinya.

"Kalau begitu Chenle, mau ikut paman selama mama mu bekerja nanti" ucap Renjun yang membuat Haechan menatapnya dengan tatapan waspada.

"Aku tidak akan membawanya pada Mark Hyung" bisik Renjun yang membuat Haechan mengangguk.

"Chenle mau?" Tanya Haechan pada Chenle yang mengangguk dengan ekspresi sungkan.

"Kalau dia macam-macam bilang pada mama" ujar Haechan dengan nada mengancam yang membuat Renjun hanya menatap Haechan dengan ekspresi malas.

*

Cup/Cup/Cup

Haechan mengecup kening dan kedua pipi Chenle, "jadi anak baik ya, mama kerja dulu" ujar Haechan dan Chenle pun mengangguk patuh.

"Aku titip Chenle ya, kalau ada apa-apa hubungi saja nomor restoran ini" ujar Haechan.

"Ehm" jawab Renjun singkat, tidak lama ia melajukan mobilnya, baru setelah itu Haechan masuk ke dalam restoran.

"Haechan" panggil salah seorang pelayan yang menghentikan langkah Haechan, bisa dibilang ia teman kerja Haechan.

"Iya" jawab Haechan.

"Bos bilang mulai hari ini kau menjaga bagian kasir" ujar temannya tersebut.

"Benarkah?" Tanya Haechan.

"Iya, selamat ya" ujar gadis itu dan Haechan pun tersenyum, "untuk seragamnya kau disuruh untuk mengambil di ruangan bos" lanjut gadis itu.

"Okay" jawab Haechan.

Setelah mencuci tangannya Haechan lekas menuju ruang bosnya,

Tok-Tok-Tok

"Masuk"

Jawaban dari dalam langsung membuat Haechan membuka pintu, "permisi bos, saya ingin mengambil seragam" ujar Haechan dengan nada sopan.

Doyoung tersenyum dan mengangguk, "duduk Haechan" ujarnya mempersilahkan Haechan untuk duduk.

"Terima kasih" ujar Haechan.

Doyoung lalu berdiri dan mengambil pakaian seragam baru yang ada di atas meja. Dan kebetulan meja tersebut ada di belakang Haechan, jadi saat Doyoung memandang punggung Haechan dengan sendu Haechan tidak mengetahuinya.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang