Part 23

4.6K 504 29
                                    

Rumah sakit!

Kedatangan Chaeryeong dan Chenle telah di dengar oleh keluarga Seo, karena itu Ten dan Johnny bergegas ke rumah sakit untuk bertemu dengan cucu mereka.

"Ayo John, kenapa kau berjalan lama sekali" ujar Ten tidak sabar.

Ia sudah berjalan dengan cepat lebih dulu, meninggalkan Johnny di belakang. Sudah di tinggalkan masih juga dimarahi, nasib mu John.

"Kenapa terburu-buru, memang anak-anak itu akan pergi kemana?" Tanya Johnny.

"Cih dasar orang tua" hina Ten yang membuat Johnny tercengang. "Setelah punya cucu apa kau lupa kalau aku ini adalah suamimu?" Tanya Johnny dengan nada melas.

"Tutup mulut mu dan percepat langkahmu, atau kalau tidak kau tidur saja diluar malam ini" ancam Ten sebelum berjalan dengan sangat cepat. Johnny hanya bisa menghela nafas dalam-dalam, sudah di seumur ini ia masih saja diancam akan tidur diluar. Apa Ten tidak tahu usianya sudah lebih dari 60, kalau kebanyakan kena angin dingin entah bagaimana nasib tubuh tuanya.

Tapi saat tiba di depan pintu kamar rawat Mark, Ten malah hanya berdiri diam. "Kenapa tidak masuk, kau sejak tadi bersemangat untuk bertemu dengan cucu-cucumu bukan?" Tanya Johnny.

"Aku takut" bisik Ten pelan.

Johnny memegang pundak Ten, "ada aku disini, jangan takut" ujar Johnny.

Ten membalik tubuhnya dan menatap pada Johnny, "kalau mereka menolak ku bagaimana? Kalau mereka tidak mau mengakui ku sebagai grandma mereka bagaimana? Kita membuang mama mereka, kita tidak pernah menjadi grandma dan grandpa yang baik untuk Chaeryeong, kalau Chenle tidak mau mengakui kita....aku takut tidak akan sanggup John" bisik Ten pelan.

Johnny tersenyum lembut, "itu resiko yang harus kita hadapi dan kita setuju untuk itu" ujar Johnny dan membuat mata Ten berkaca-kaca. Ten menghirup nafasnya dalam-dalam, sebelum akhirnya menghapus air matanya yang sempat terjatuh setetes.

"Ayo kita masuk" ujar Ten dengan wajah tersenyum lembut.

*

Chenle dan Chaeryeong menatap terkejut pada kehadiran orang tua mamanya. Untuk Chaeryeong mereka berdua itu seolah bukan siapa-siapa, meski memang sikap mereka lebih ramah dibandingkan Taeyong ketika bertemu dengannya dulu saat kecil.

Ten maju mendekat pada keduanya yang hanya diam, "Chenle" panggil Ten dan Chenle pun mengangguk.

"Kemari dan peluk grandma sayang" ujar Ten, tapi Chenle tidak langsung menurut begitu saja. Ia masih sempat menatap pada Chaeryeong, baru setelah Chaeryeong mengangguk baru Chenle maju mendekati Ten.

Ten menatap pada Chaeryeong, "kau tidak mau memeluk grandma juga? Tanya Ten.

"Saya bukan cucu kandung anda" jawab Chaeryeong.

"Tapi kau putri dari Haechan-ku" ujar Ten lembut.

"Setelah mama bersedia memaafkan anda, maka saya akan menganggap anda juga keluarga saya" ujar Chaeryeong yang membuat Ten tersenyum sendu. Ia tahu ia tidak punya hak memaksa Chaeryeong, dia hanya seorang putri yang sangat menyayangi mamanya.

Ten lalu memeluk Chenle seorang dengan sangat erat, "grandma senang dapat bertemu dengan mu" ujar Ten dan Chenle pun hanya bisa diam karena tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Mama sehat dan baik-baik saja" Chenle mengatakan hal itu dan membuat Ten menangis. "Dan mama sedang hamil" lanjut Chenle yang membuat Ten dan Johnny terkejut.

"Hamil?" Tanya Ten seraya melepaskan pelukannya dan Chenle pun mengangguk.

Ten menatap pada Johnny, "kau dengar itu, kita akan punya satu cucu lagi" ujar Ten senang dan Johnny pun mengangguk.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang