Part 09

5K 537 66
                                    

Mata semua orang langsung melongo parah melihat Haechan yang tubuhnya sekecil itu bisa melumpuhkan bos dari para preman di pasar tradisional ini.

"Ampun...ampun....tolong ampuni saya"

"Lain kali kalau kau mengacau lagi disini, matikau di tangan ku" ancam Haechan dan ketiganya langsung mengangguk sebelum akhirnya kabur.

Haechan lalu berbalik dan menatap orang yang ditolongnya, namun Haechan malah tertegun saat melihat wajah yang ada di depannya.

"Ini...per-ta-ma ka-li-nya mama meng-usap wa-jah Chen-le"

"Selama ini Chenle ..uhuk... Sudah berjuang mama ...biarkan Chenle istirahat...Chenle mohon"

"kalau kehidupan kedua itu ada, jangan buang Chenle lagi ma"

"Chaeryeong bilang masakan mama enak, Chenle ingin coba"

"Chaeryeong juga bilang pelukan mama hangat, dan ternyata benar kalau pelukan mama itu hangat"

Suara-suara Chenle seketika bergerak di telinga Haechan hingga membuat air mata Haechan menetes dengan sendirinya, kakinya berjalan tertatih mendekati Chenle yang juga hanya bisa berdiri diam.

"Chenle" panggil Haechan dengan nada penuh kerinduan, "Chenle" panggil Haechan lagi dengan tangan yang kini dapat memegang wajah Chenle.

"Hangat" bisik Haechan pelan,

"kau hidup, hiks"

Chenle tidak tahu kenapa tapi saat melihat dan mendengar Haechan memanggilnya, rasa rindu yang ia rasakan selama bertahun-tahun seperti telah terpenuhi.

"Chenle" panggil Haechan lagi, dan Chenle pun merasa sedih melihat Haechan menangis karena dirinya. Tangan kurus Chenle mengusap air mata yang jatuh di pipi Haechan.

"Jangan menangis"

Satu kata dari Chenle yang langsung membuat Haechan memeluknya dengan sangat erat. "Hiks-aku menemukan mu, aku menemukan mu" bisik Haechan di telinga Chenle.

"Hiks-akhirnya mama menemukan mu" ujar Haechan yang membuat mata Chenle terbelak.

"Mama?"

Haechan melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap pada Chenle, "ini mama hiks...ini mama" ujar Haechan berulang kali yang membuat Chenle juga ikut meneteskan air mata.

"Oh...andwe Chenle jangan menangis sayang...jangan menangis" ujar Haechan seraya mengusap lembut air mata Chenle.

"Anda benar-benar mama ku?" Tanya Chenle memastikan dan Haechan pun mengangguk lagi.

"Aku mama-mu, di kehidupan ini atau di kehidupan sebelumnya aku adalah mama mu nak" ujar Haechan tanpa ragu.

Grep

"Hiks... akhirnya mama datang.... Chenle sudah menunggu mama lama sekali" ujar Chenle dalam dekapan Haechan.

"Mama datang...mama sudah datang...  Mulai sekarang mama tidak akan pernah meninggalkan Chenle lagi" ujar Haechan dengan wajah tersenyum bahagia.

Renjun menatap bingung dengan interaksi Haechan dan anak yang di tolongnya. Ia berdiri cukup jauh dari keduanya, jadi ia tidak bisa mendengar apapun pembicaraan mereka. Tapi satu hal yang ia tangkap disini adalah wajah anak itu yang cukup mirip dengan Mark, bukan hanya Mark tapi Haechan juga.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang