Haechan terpaku saat tubuhnya di peluk dari belakang, "Mark Lee, Lepas" perintah Haechan sambil berusaha melepaskan pelukan Mark.
"Tidak, aku tidak akan melepaskan mu" ujar Mark, "kau milikku dan selamanya adalah milikku" ujar Mark dengan nada mutlak.
"Aku bukan milik mu, entah itu dulu, sekarang atau nanti" jawab Haechan dengan nada jengah, Mark mengeratkan pelukannya membuat Haechan merasa semakin tidak nyaman.
"Beri aku kesempatan, satu kesempatan terakhir" bisik Mark tepat di telinga Haechan.
"Mark"
"Please Haechan, beri aku waktu 14 Minggu dan aku akan membuatmu mencintaiku lagi" ujar Mark dengan nada yakin.
"Mark, tolong jangan begini" pinta Haechan memohon.
Mark meletakan kepalanya di pundak Haechan, "aku janji, hanya 14 Minggu kalau sampai waktu perjanjian kita selesai dan kau tidak lagi mencintai ku, maka aku akan melepaskan mu" ujar Mark.
"Itu hanya akan buang-buang waktu"
"Tidak, karena setidaknya kita akan punya kenangan yang lebih baik dari pernikahan kita" jawab Mark yang masih berusaha membujuk Haechan.
"Aku tidak mau" jawab Haechan sembari melepaskan pelukan Mark.
"Kalau begitu aku akan mempersulit perceraian kita dan bahkan mengambil hak asuh Chaeryeong" jawab Mark yang membuat mata Haechan terbelak dan langsung berbalik melihat pada Mark dengan pandangan marah.
"Sekarang kau mengancamku?" Tanya Haechan.
Mark berjalan mendekati Haechan, "aku akan melakukan apapun untuk mempertahankan mu, sama seperti mu yang melakukan apapun untuk memiliki dulu" jawab Mark.
"Brengsek" umpat Haechan seraya berjalan pergi, namun Mark hanya tersenyum kecil sebelum mengikuti Haechan dari belakang.
*
Haechan benar-benar bertanya pada bagian administrasi tentang biaya perawatan Chaeryeong. Awalnya ia akan memberikan semua uang yang ada di amplop namun, mengingat kalau dia bukan lagi orang kaya maka Haechan hanya memberikan sesuai jumlah yang tertera.
Mark menatap setiap lembar uang yang diberikan Haechan dengan pandangan sulit, namun ia juga tidak berniat menghentikan Haechan. Karena Mark tahu kalau ia melakukan hal itu hanya akan memancing pertengkaran lainnya.
Haechan kembali ke area kamar Chaeryeong dan tertegun dengan jumlah orang yang semakin banyak. Jika tadi hanya ada Ten sekarang Haechan juga melihat Johnny, Hendery dan Xiaojun serta Jaehyun.
Haechan menghela nafas dalam-dalam sebelum menundukkan kepalanya dengan sopan. Tapi ia tidak berbicara apapun, dan hanya mendekati Doyoung.
"Bos terima kasih" ujar Haechan seraya menyerahkan sisa uang kepada Doyoung.
"Pakai saja dulu, kau masih membutuhkannya untuk keperluan lain" jawab Doyoung sembari menepuk tangan Haechan lembut. Haechan pada akhirnya menyimpan uang itu kembali ke sakunya, dan hal itu membuat Ten mengalihkan pandangannya dan menangis tanpa suara.
Brak
"Mama, apa kita pulang sekarang?" Tanya Chaeryeong yang telah keluar bersama dengan Chenle dan Haechan pun mengangguk.
Mark mengambil kesempatan mendekati keduanya, "ayo, kita pulang bersama" ajak Mark.
Haechan dan Chaeryeong seketika menatap Mark dengan pandangan aneh, "Chaeryeong mau ikut mama" ujar Chaeryeong dengan nada sinis.
Mark mengangguk, "bukankah kita akan pulang, ke rumah kita?" Tanya Mark pada Haechan.
"Aku tidak berniat kembali ke rumah mu" jawab Haechan sinis seraya bersiap untuk pergi. Ia telah menggandeng tangan Chenle dan Chaeryeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanfictionMenyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal. Karena tidak cukup sekedar nyawanya, namun nyawa berharga lain juga harus ia korbankan.