Part 25

5.1K 564 47
                                    

Yeri menatap pada Mark yang juga tengah menatapnya, "kenapa diam saja? Kau menahan ku disini bukan sekedar untuk menatap ku bukan Mark" ujar Yeri.

"Kalau saja kondisiku tidak seperti ini, aku pasti akan menghajar mu" ujar Mark dan Yeri pun hanya tersenyum tipis.

"Seperti banci saja kau menghajar ku, pantas Haechan meninggalkan mu" jawab Yeri santai.

"TUTUP MULUT MU....AKKHH" Mark berteriak kesakitan merasakan luka di tangannya.

"Sedang sakit masih bisa mengancam orang" ujar Yeri, tidak lama ia pun berdiri dari duduknya, "kau punya banyak waktu untuk menghajar ku, tapi sebelum itu lebih baik kau sembuhkan dirimu dulu dan cepat jemput istri mu" lanjut Yeri.

Yeri pun langsung berjalan menuju kearah pintu dan berhenti, "kau harus pulih lebih cepat, kalau tidak Haechan-mu akan diambil orang lain belum lagi ia sudah semakin pintar sekarang" ujar Yeri sebelum benar-benar pergi.

"Sialan" umpat Mark sebelum menutup matanya sebentar, hanya adu mulut dengan Yeri saja sudah membuatnya lelah.

****

Chaeryeong menutup mata Chenle saat pemuda itu tampak shock dengan apa yang dia lihat sebelumnya.

"Kembali ke kamar mu saja Chenle" ujar Chaeryeong mengusulkan.

Chenle mengangguk seraya mengerutkan keningnya jijik, "tapi siapa dia?" Tanya Chenle dan Chaeryeong tampak terdiam cukup lama.

"Nenek kandung ku" jawab Chaeryeong yang membuat Jaehyun tertegun.

Jaehyun tidak menduga kalau Chaeryeong akan tahu siapa itu Chaeyoung. "Apa Yeri yang memberi tahu padamu?" Tanya Jaehyun namun  Chaeryeong hanya diam.

Lagipula Chaeryeong mau bilang apa? Tentang ia tahu siapa Chaeyoung!  Perempuan itu adalah neneknya dan di masa lalu adalah otak utama kematian Taeyong. Pada akhirnya menjadi awal mula penderitaan mamanya yang begitu kelam.

Chenle memilih tidak ikut campur pada pembicaraan Chaeryeong dan Jaehyun. Dia banyak belajar kalau sejarah nenek, kakeknya serta Chaeryeong begitu rumit. Saat Chenle masih naik ke atas tangga entah kenapa Chenle menatap sekali lagi pada kepala yang tergeletak di lantai.

"Kematian mu seperti ini, entah kejahatan apa yang kau lakukan dulu" bisik Chenle, ia sempat memejamkan matanya sejenak dan berdoa untuk kepala tersebut sebelum akhirnya ia pergi masuk ke dalam kamarnya.

Cklek

Chenle masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan campur aduk, ia bingung dengan keadaan keluarga papanya yang sedikit bermasalah menurutnya.

"Aku dulu selalu berharap punya orang tua lengkap dan bahagia, tapi setelah menemukan mereka sepertinya itu hanya sekedar angan-angan" batin Chenle.

"Keluarga ini bahkan sangat rumit" batin Chenle lagi.

*

Jika Chenle sibuk dengan pemikirannya maka Jaehyun dan Chaeryeong sedang sibuk dengan para polisi yang datang. Jaehyun sengaja membuat laporan tentang teror yang di terimanya, dan berharap masalah ini akan diselesaikan.

Saat polisi akhirnya pergi dengan membawa kepala Chaeyoung, Chaeryeong pun mendekati Jaehyun. "apa ada gunanya lapor polisi? Kalau grandpa mau mendengar saran Chaeryeong, maka selidiki saja Kim Mingyu kalau tidak kita akan menyesal membiarkannya berkeliaran di luar" ujar Chaeryeong.

"Kenapa kau yakin kalau Mingyu pelakunya?" Tanya Jaehyun penasaran.

Chaeryeong tersenyum sendu, "pria yang telah menghamili putrimu sampai terlahir diri ku, apa masih bisa dianggap orang baik grandpa? Juga Kim Mingyu adalah suami wanita ini, apa menurut grandpa tidak aneh kepala ini dikirim kesini kecuali memang Kim Mingyu yang melakukannya" ujar Chaeryeong.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang