Part 19

4.8K 534 82
                                    

Haechan terbangun dengan rasa nyeri yang luar biasa. Ia  menatap pada Mark yang terlelap di sampingnya dengan tatapan sulit, semalam mereka seharusnya tidak melakukan hal ini. Tapi di sesali pun akan percuma, ia terlanjur terbawa suasana semalam, "maaf Mark Lee, untuk sekarang aku belum bisa menerima mu dalam hidup ku lagi" bisik Haechan lirih.

Haechan bangun dengan hati-hati sebelum akhirnya keluar dari kamar. Ia mencari keberadaan Chaeryeong dan Chenle. Ternyata kedua anaknya tengah terlelap di salah satu kamar tidur di panti.

"Kenapa berjalan mengendap-endap begitu Haechan?" Suara itu mengejutkan Haechan yang langsung berbalik dan menatap pada Taeil.

"Paman" bisik Haechan pelan.

"Kenapa kau berjalan mengendap-endap seperti itu, kau ingin kabur?" Tanya Taeil dan Haechan hanya diam tanpa berani menjawab.

Taeil menghela nafas dalam-dalam, "Doyoung bisa terluka" ucap Taeil yang membuat Haechan tersentak, ia lupa kalau ia sudah menjadi anak angkat Doyoung.

"Maaf" bisik Haechan pelan.

"Kau ingin pergi kemana?" Tanya Taeil dan Haechan menggelengkan kepalanya. Karena ia sendiri juga tidak tahu, ia memutuskan pergi juga secara tiba-tiba saat semalam ia tengah bergumul panas dengan Mark.

"Bangunkan kedua anak itu, kita bicarakan ini dengan Doyoung" ujar Taeil yang membuat Haechan terdiam, "percayalah kalau kau pergi sekarang, tidak akan sulit untuk kau segera ditemukan kembali" ujar Taeil dan Haechan pun pada akhirnya setuju.

Haechan memasuki kamar anak-anaknya dan mendekati Chenle lebih dulu, "Chenle, bangun" ujar Haechan membangunkan Chenle pelan-pelan.

"Mama" ujar Chenle saat akhirnya terbangun.

Haechan mengangguk pelan sebelum akhirnya ia naik ke kasur bagian atas. Kedua anaknya tidur satu kamar namun beda ranjang, Chenle di bawah dan Chaeryeong diatas.

"Young-ah, ayo bangun kita harus pergi sekarang" ujar Haechan lirih dan tidak butuh waktu lama Chaeryeong pun akhirnya bangun.

"Ma..."

"Iya, ayo kita pergi sekarang" ajak Haechan dan Chaeryeong pun mengangguk.

Saat Haechan keluar dari kamar ada Taeil yang masih menunggu, "kau yakin tidak ingin berpamitan dengan siapapun?" Tanya Taeil dan Haechan pun mengangguk.

"Bahkan dia?" Tanya Taeil menunjuk sosok Renjun yang masih terlelap di kamar yang ada di depan kamar Chenle.

"Iya" jawab Haechan tanpa ragu.

Taeil mengangguk paham, "kalau begitu ayo kita pergi" ajak Taeil dan Haechan, Chenle serta Chaeryeong langsung berjalan ke arah pintu depan.

*
Haechan sebenarnya tidak ingin melakukan hal ini, namun dia sedikit bingung dengan kondisinya sendiri. Ia awalnya memang hanya ingin berpisah dengan Mark secara baik-baik.

Tapi sepertinya lelaki itu tidak mau berpisah dengannya sama sekali, juga jika apa yang dikatakan oleh Mark benar. Maka seseorang menjebaknya hanya untuk balas dendam pada keluarga Mark.

Dan Haechan tidak rela apalagi sampai mengorbankan kedua anaknya. Baik itu Chenle atau Chaeryeong adalah miliknya jadi Haechan tidak akan membiarkan keduanya terluka.

Haechan menatap pada Chenle dan Chaeryeong yang ada di samping kiri dan kanannya. Keduanya masih tampak mengantuk dan bersandar di bahu Haechan.

"Mama akan menjaga kalian, mulai sekarang kita akan hidup untuk diri kita sendiri" ujar Haechan penuh tekad.  Taeil yang mendengar hal itu pun hanya melirik dari kaca spion namun ia juga tidak berkomentar apapun.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang