Chenle menatap pada Chaeryeong yang tampak putus asa, ia pun mengelus kepala Chaeryeong lembut yang membuat Chaeryeong tersenyum. "Kau tahu sentuhan mu terkadang-kadang terasa seperti mama" ujar Chaeryeong pelan.
Chenle tersenyum mendengar ucapan Chaeryeong, "Young-ah, ceritakan apapun yang mau kau ceritakan padaku" ujar Chenle.
"Dan aku berjanji aku tidak akan pernah membenci mama" lanjut Chenle tegas seraya menatap pada Haechan yang masih terbaring dan menutup matanya. "Karena untukku mama adalah segalanya" tambah Chenle.
"Chenle bersumpahlah lebih dulu" ujar Chaeryeong yang masih tidak yakin,
"Baik aku bersumpah, kalau aku mengingkari kata-kata ku maka aku akan..."
"Lee Chaeryeong akan mati dengan sangat mengenaskan" ujar Chaeryeong yang membuat Chenle tertegun.
"Kalau kau mengingkari kata-kata mu, maka aku akan mati dengan sangat mengenaskan" ujar Chaeryeong yang membuat Chenle sampai tidak bisa berkata-kata.
Sepenting apa mimpi Chaeryeong sampai dia mengorbankan diri seperti ini? Awalnya Chenle meminta Chaeryeong bercerita agar perasaan Chaeryeong lebih baik, namun ia tidak menduga kalau Chaeryeong akan menuntut sebanyak ini.
"Chaeryeong-ah" ujar Chenle.
Chaeryeong tersenyum sendu, "kumohon" bisik Chaeryeong meminta, ada keteguhan dalam tatapan matanya yang membuat Chenle pada akhirnya mengalah.
"Aku bersumpah bahwa aku tidak akan mengingkari kata-kata ku, dan jika aku melanggar maka saudari ku akan mati dengan sangat mengenaskan" ujar Chenle yang membuat Chaeryeong tersenyum puas. Chenle menghela nafasnya dalam-dalam, ia tidak akan mengingkari kata-katanya maka dari itu ia berani bersumpah.
Mark menatap bingung pada Chaeryeong, beberapa hari ini memang Chaeryeong sering mengatakan hal yang aneh. Seperti menuduh Mark ataupun Yeri yang telah membuat Haechan mati dan menderita.
Mark bingung sebenarnya kenapa putrinya bisa menuduhnya seperti itu, namun saat ia melihat tindakan Chaeryeong yang aneh tadi ia semakin penasaran. Mimpi seperti apa yang dimiliki oleh Chaeryeong dan Haechan, sampai membuat luka yang begitu dalam seperti ini.
Mark menatap pada Haechan yang masih belum sadar dari luar kamar, Chaeryeong pasti menyadari kehadiran semua orang di depan kamar. Namun ia tidak marah-marah seperti biasanya, jadi Mark memberanikan diri untuk masuk.
Chaeryeong mengalihkan pandangannya dan menatap Mark dengan tajam, membuat Mark memundurkan langkahnya lagi.
Air mata Chaeryeong mengalir lagi saat menatap pada Mark, "kenapa papa baru mencintai mama begitu terlambat, saat semua sudah tidak bisa diselamatkan lagi" ujar Chaeryeong pelan yang membuat Mark terpaku.
Chaeryeong mengalihkan pandangannya dan kembali menatap pada Chenle, "kalian bisa ikut mendengarkan jika mau" pada akhirnya Chaeryeong memilih untuk membiarkan setiap orang ini mendengar kisahnya dan mamanya. Mereka semua harus tahu dosa apa yang sudah mereka perbuat pada Chaeryeong dan juga Haechan.
Mark masuk lebih dulu, baru keluarga Seo, keluarga Jung terutama Yeri dan kemudian si kembar Nakamoto.
Story begin.
Chaeryeong sejak kecil sudah menyadari ketidakharmonisan keluarganya. Ia tahu bahwa papanya tidak seperti papa anak-anak lain yang akan sangat menyayangi putri-putri mereka.
Chaeryeong sering meminta Mark datang dalam rangka acara sekolahnya, ia juga sering meminta Mark mengajaknya agar pergi piknik bersama. Namun tidak ada satupun keinginannya yang terwujud.
Chaeryeong lelah berharap pada Mark, ia lelah melihat tatapan sedih di mata mamanya setiap kali Mark mengabaikan mereka. Ia tidak lagi mengusik Mark, meski ia selalu ingin disayang oleh papanya. Ia juga sudah bosan mendengar ucapan Haechan, "papa lagi sibuk, kita lakukan berdua saja ya", akan selalu seperti itu ketika harapan Chaeryeong di hancurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanfictionMenyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal. Karena tidak cukup sekedar nyawanya, namun nyawa berharga lain juga harus ia korbankan.