Part 31

5.5K 582 32
                                    

Chenle terbangun cukup pagi hari ini, melihat kearah jam dan memang ini masih sangat pagi sekali. "Lebih baik aku lari pagi saja" batin Chenle seraya beranjak dari ranjangnya.

Setelah mencuci muka ia pun sudah siap untuk lari pagi, dapat Chenle lihat kamar setiap orang masih tertutup rapat. Chenle pun memutuskan untuk melihat kamar mamanya, disana Chaeryeong dan mamanya masih terlelap pulas.

Chenle tersenyum kecil sebelum akhirnya menutup kembali pintu kamar mamanya. Saat ia melewati kamar Chaeryeong, secara ragu Chenle berniat mengetuk pintu kamar itu. Tapi pada akhirnya tidak Chenle laksanakan, "semalam papa datang sudah larut, pasti masih mengantuk" batin Chenle hingga akhirnya ia melangkah pergi dari depan kamar yang di tempati oleh Mark.

*
Tapi Chenle tertegun saat melihat Mark sudah ada di halaman dan tengah berjalan-jalan. "Papa" sapa Chenle dan Mark pun langsung berbalik menatap pada Chenle.

"Chenle selamat pagi! Kau bangun pagi sekali" ujar Mark

Chenle mengangguk, "iya, karena dulu aku sering mengantarkan koran kalau pagi jadi sudah biasa" ujar Chenle seraya mulai berlari-lari kecil.

Mark menatap putranya dengan wajah sendu, "bahkan sejak kecil ia sudah menafkahi dirinya sendiri" batin Mark sedih.

Mark mengikuti di belakang Chenle, "bagaimana kalau berjalan-jalan di sekitar sini" ajak Mark dan Chenle pun tampak menimbang usul Mark.

"Boleh" putus Chenle pada akhirnya.

Mark langsung tersenyum saat Chenle setuju, ia berjalan dengan tempo sedini cepat untuk menyusul langkah Chenle. Namun dengan kondisi kakinya Mark tetap tidak menyamai langkah Chenle yang ada di depannya.

Padahal niat Mark adalah ia bisa menghabiskan waktu berjalan-jalan sambil mengobrol dengan Chenle. Tapi karena kakinya masih sakit jadi ia tidak bisa berjalan dengan cepat.

Chenle melirik pada Mark yang ada dibelakangnya, ia menghela nafas sebelum memelankan langkah kakinya. "Kenapa papa bangun pagi sekali?" Tanya Chenle pada akhirnya.

Mark tersenyum karena tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. "Iya, terbiasa bangun pagi" jawab Mark pelan.

"Lalu apa yang biasanya papa lakukan saat pagi?" Tanya Chenle lagi.

"Ehm, biasanya juga berolahraga kadang bermain basket dengan uncle Jeno" jawab Mark.

"Chenle juga suka basket" sahut Chenle cepat.

"Kalau papa sudah sembuh kita bermain bersama" ajak Mark dan Chenle pun mengangguk setuju.

"CHENLE" panggilan itu menghentikan langkah kaki Chenle dan Mark. Di seberang mereka ada seorang gadis yang seusia Chenle tengah menatap Chenle dengan pandangan tidak percaya.

"KAU CHENLE BUKAN?" tanya gadis itu namun Chenle hanya diam tidak menjawab.

"Teman mu?" Tanya Mark.

"Bukan" balas Chenle datar, "kita pergi papa" ajak Chenle kemudian.

Gadis muda itu mengepalkan tangannya saat Chenle bersikap seolah tidak mengenalnya. "Bagaimana bisa kau tidak kenal dengan ku, kalau bukan karena mu apa aku akan hamil" ujar gadis muda itu yang membuat mata Mark terbelak.

"MWO" pekik Mark.

Chenle menggeram pelan sebelum akhirnya ia menutup matanya. Hanya sebentar dan saat ia membukanya gadis di depannya malah tertegun dan terpesona melihat Chenle.

"SAKURA," panggil Chenle.

"Ya" jawab gadis itu dengan ekspresi wajah tersenyum.

"Apa kau ini pelacur?" Tanya Chenle yang membuat senyum di wajah Sakura luntur, bahkan Mark menatap tidak percaya pada putranya yang bisa-bisanya bertanya seperti itu.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang