Part 30

3.7K 491 23
                                    

Mark menatap ragu pada kediaman Doyoung, ia berniat untuk masuk namun tadi ia melihat siluet Hendery dan Xiaojun. "Kenapa aku malah jadi ragu begini" ujar Mark pelan.

Tin
Tin

Mark berjengit kaget saat ada bunyi klakson di belakangnya, saat ia berbalik ia bisa melihat bahwa pengendara mobil itu adalah Renjun.

Renjun yang juga melihat sosok Mark pun langsung turun dari mobil, "Mark Hyung? Sedang apa kau disini?" Tanya Renjun.

Mark menatap Renjun sejenak sebelum akhirnya menjawab, "aku ingin bertemu dengan Haechan, tapi sepertinya sudah larut jadi aku akan kembali besok" jawab Mark seraya berjalan pergi.

Renjun menatap punggung Mark sebelum akhirnya ia terpikirkan oleh sesuatu. "Mark Hyung tunggu" ujar Renjun menahan kepergian Mark.

"Ya" jawab Mark.

"Masuk saja, kau bisa bermalam disini lagipula mencari taksi selarut ini akan sulit" ujar Renjun seraya merangkul lengan Mark dan membawanya masuk ke dalam rumah Doyoung.

Renjun membuka pintu dengan menendangnya kuat, yang membuat mata Mark sampai terbelak.

Brak

"HAECHAN AKU DATANG" teriak Renjun heboh hingga semua orang menatap kearah suara.

Namun mata Haechan terbelak sangat lebar menatap kehadiran Mark yang ada di belakang Renjun. Mark juga menatap pada Haechan dengan penuh kerinduan.

Semua orang fokus melihat sosok Mark, namun mata Doyoung malah memicing melihat pada tangan Renjun yang merangkul lengan Mark.

"Ehem, kalian sedang pamer kemesraan?" Tanya Doyoung yang membuat Mark buru-buru melepaskan tangan Renjun.

Haechan yang awalnya tidak memperhatikan hal itu pun sontak memperhatikan tangan Renjun sebelum Mark tadi melepaskannya.

"Jangan salah paham, dia ada di depan jadi ku bawa masuk" ujar Renjun.

"Tidak perlu bergandengan bukan" ujar Xiaojun yang entah kenapa sedikit kesal dengan sikap Renjun dan Mark.

Hendery memegang pundak Xiaojun, "mereka punya masa lalu, jadi kau harus maklum" ujar Hendery yang mengambil kesempatan. Bagi Hendery ini hal bagus untuk membangun image mereka di depan Haechan.

Mark langsung berjalan mendekati Haechan dengan langkah tertatih yang membuat Haechan menatapnya sedih. "Itu tidak benar, maaf kami memang tidak ada apa-apa" ujar Mark buru-buru menjelaskan saat sudah di depan Haechan.

"Itu bukan urusan ku" ujar Haechan sembari mengalihkan pandangannya dari Mark.

Mark yang tadinya ingin memegang Haechan pun mengurungkan niatnya dan hanya tersenyum. "Ehm, setidaknya aku sudah menjelaskan agar itu tidak menjadi salah paham" ujar Mark.

Mark lalu berbalik dan menyapa Johnny, Doyoung dan Ten. "Daddy dan mommy sehat?" Tanya Mark.

"Ya, kau juga bagaimana keadaan mu?" Tanya Ten sedangkan Johnny menepuk singkat pundak Mark.

"Sudah lebih baik mom" jawab Mark.

"Syukurlah, jangan terlalu memaksakan diri ya Mark agar kau bisa cepat pulih" ujar Ten dan Mark pun mengangguk.

"Uncle sehat?" Tanya Mark.

"Menurutmu?" Tanya Doyoung sinis.

"Uncle terlihat sehat" ujar Mark canggung, Mark lalu berjalan mendekati Chenle dan memeluknya. Chenle pun tidak menolak dan hanya membalas pelukan Mark.

"Jadi kapan kalian mau pergi?" Tanya Doyoung dengan nada datar.

Haechan sebenarnya masih ingin melihat mereka, bahkan Mark juga. Namun ini rumah Doyoung dan Haechan tidak punya hak untuk mengomentari.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang