"AAAAAA.... AKHIRNYA" teriakan lega itu membuat Haechan tersenyum geli.
"Kau pasti lelah sekali ya Irene-ssi?" Tanya Haechan.
Gadis bernama Irene itu mengangguk membenarkan, "kau tahu Haechan, ini pertama kalinya dua keluarga besar itu makan malam disini" ujar Irene yang membuat Haechan tersenyum kaku.
"Benarkah? Bukannya bos dan dua keluarga itu teman baik?" Tanya Haechan.
"Ehm benar, tapi aku belum pernah melihat mereka datang bersama dan memesan sebanyak itu dan bahkan tidak kunjung pulang" jawab Irene, ia melirik kesana kemari sebelum akhirnya berbisik pada Haechan. "Kalau bukan karena bos mengusir mereka, aku yakin mereka tidak akan kunjung pulang" ujar Irene yang membuat Haechan tertawa.
"Bos kita luar biasa bukan, biasanya pelanggan disambut ini malah diusir" lanjut Irene.
"Ehem, sudah selesai kau membicarakan ku Bae Joo Hyun?" Tanya Doyoung yang ternyata berdiri di belakang Irene entah sejak kapan.
"Hehehehehhe, bos selamat malam" sapa Irene sebelum akhirnya berlari pergi.
Doyoung mendengus sebelum akhirnya menatap pada Haechan, tatapannya berubah menjadi lebih lembut.
"Maaf bos" ujar Haechan.
"Kenapa?" Tanya Doyoung.
"Kekacauan tadi pasti karena diriku" ujar Haechan.
Doyoung menggelengkan kepalanya, "itu tidak benar! Ini malah bagus dengan begitu aku bisa mendapatkan banyak untung kalau restoran terus ramai seperti ini" ujar Doyoung.
"Terima kasih bos, anda membantu banyak sekali padaku" ujar Haechan.
Doyoung berjalan mendekati Haechan, lalu mengusap sayang kepala Haechan. "Haechan, aku tahu kau menahan diri beberapa hari ini dengan apa yang terjadi pada hidup mu, dan kau hebat" ujar Doyoung.
Mata Haechan tampak berkaca-kaca mendengar ucapan Doyoung, "kau juga melakukan hal yang benar, dan aku bangga kau berani menjalani semua ini".
"Hiks" tangis Haechan pecah begitu saja, yang membuat Doyoung seketika langsung memeluknya dengan erat.
"Tidak apa-apa, menangis saja" ujar Doyoung seraya mengelus kepala Haechan dengan sayang.
"Aku menyesal hiks"
"Aku menyesal" ujar Haechan pelan, "Harga yang harus ku bayar begitu mahal hingga membuatku takut-hiks" lanjut Haechan yang membuat Doyoung mengeratkan pelukannya karena ia pun juga meneteskan air matanya.
"Tidak apa-apa Haechan, setiap orang berbuat salah" ujar Doyoung, "tapi kesalahan bukan noda Haechan, Kesalahan adalah pelajaran yang akan membuat mu menjadi lebih baik" tambah Doyoung.
"Sekarang yang terpenting kau harus menjadi lebih baik, bukan hanya untukmu tapi untuk dua anak hebat yang sama seperti mu" ujar Doyoung lagi yang akhirnya membuat Haechan tersenyum sembari melepaskan pelukan Doyoung.
"Terima kasih bos" ujar Haechan seraya menghampus air matanya.
Doyoung tersenyum lembut, "bisakah kau berhenti memanggilku dengan sebutan bos" ujar Doyoung dengan nada geli.
"Panggil paman saja, mama juga boleh" ujar Doyoung diakhir katanya dengan suara yang sangat pelan.
Haechan tertegun mendengar ucapan Doyoung, jujur saja ia terharu karena masih ada orang yang mau sayang padanya. "Tapi saya tidak pantas" ucap Haechan lirih.
Doyoung kira Haechan akan menolak karena tidak mau, namun anak itu malah merasa rendah diri di depan Doyoung.
"Pantas atau tidak aku yang menilainya, dan menurut ku kau sangat pantas" jawab Doyoung dengan wajah tersenyum yang membuat Haechan juga ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanfictionMenyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal. Karena tidak cukup sekedar nyawanya, namun nyawa berharga lain juga harus ia korbankan.