Part 17

6.9K 650 38
                                    

"kau siapa?" Tanya Mark.

"Saya bukan siapa-siapa" jawab Chenle seraya akan berbalik dan pergi.

Namun Mark sudah memegang tangannya dan melihat wajah Chenle dengan seksama. Satu pipi Mark ia taruh di wajah Chenle dan memandang lebih dekat lagi.

"Kau benar-benar mirip dengan ku dan juga Haechan, apa ada yang dia sembunyikan dariku" bisik Mark lirih.

Chenle hanya diam tanpa bisa melakukan apapun, ia terlalu terkejut dengan sikap Mark. Lelaki ini papanya, namun ia tidak mau mengakui pria ini karena perbuatannya pada Haechan.

Tiba-tiba Haechan datang dan menarik tangan Chenle hingga pegangan Mark terlepas. Haechan menyembunyikan Chenle di belakangnya, dan menatap Mark dengan tatapan tajam.

"Siapa dia Haechan?" Tanya Mark namun Haechan hanya diam tanpa mau menjawab apapun. "Apa aku harus membawanya untuk tes DNA?" Tanya Mark yang seolah menantang Haechan.

Haechan menatap Mark dengan pandangan marah, "Mark Lee, bisakah kau berhenti mengganggu ku? Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan saat ini?" Tanya Haechan dengan nada lelah.

Mark mendekati Haechan, "aku sudah bilang aku tidak mau berpisah! Aku tidak mau bercerai dan sekarang di hadapan ku ada anak yang sangat mirip dengan ku dan dirimu, apa aku hanya harus diam?" jawab Mark yang membuat Haechan menghela nafas dalam-dalam.

"Dia Chenle, putraku" jawab Haechan yang membuat Mark menatap Chenle sekali lagi, "Putra kita" lanjut Haechan yang membuat Mark terkejut.

"Apa maksudnya? Apa dulu Chaeryeong terlahir kembar, lalu kenapa selama ini kau tidak pernah menunjukkan kehadirannya?" Tanya Mark beruntun.

Haechan menoleh menghadap pada Chenle, "pergilah dulu, mama perlu berbicara dengan...papamu" ujar Haechan dengan nada terpaksa.

"Mama akan baik-baik saja?" Tanya Chenle dengan nada khawatir.

Haechan mengangguk pelan agar putranya tidak khawatir, setelah memastikan bahwa Haechan akan baik-baik saja maka Chenle pun pergi meninggalkan Haechan dan Mark.

Haechan lalu duduk di salah satu kursi dan diikuti oleh Mark. Haechan bingung harus menjelaskan dari mana jadi ia sempat terdiam cukup lama.

"Chenle ditukar saat bayi" ujar Haechan tanpa basa-basi.

"Ditukar? bagaimana bisa?" Tanya Mark bingung.

Namun Haechan hanya tersenyum, "iya kalau saja aku punya suami dan keluarga yang mendampingi ku saat aku melahirkan dulu, apakah aku akan terpisah dari Chenle begitu lama?" Tanya Haechan dengan nada lirih yang membuat Mark tertegun.

Haechan menatap bangunan panti asuhan dengan tatapan sedih, "dan apa putraku harus hidup di tempat seperti ini selama belasan tahun, sedangkan aku di tempat lain tidak tahu apapun dan tinggal di tempat yang nyaman" lanjut Haechan sedih, bahkan setitik air mata sudah keluar dari matanya dan langsung di hapusnya dengan kasar.

Mark meremat tangannya dengan kuat mendengar ucapan Haechan, dia tahu ini kesalahannya. "Maafkan aku" ujar Mark.

"Maaf? Mark Lee, apa gunanya rasa menyesal mu? Itu tidak akan mengembalikan apapun yang telah hilang dalam hidupku" jawab Haechan dengan nada terluka.

"Aku hanya terlalu mencintai mu, tapi karena itu aku kehilangan keluarga ku, aku kehilangan anakku, dan selama pernikahan kita aku harus menderita batin setiap harinya hiks" ujar Haechan dengan nada terisak, "aku hanya ingin dicintai, tapi kau membuatku menjadi orang paling kesepian di dunia" lanjut Haechan.

Mark memegang tangan Haechan yang langsung di tepis oleh Haechan, "aku selalu berpikir jika masa itu bisa diulang lagi, mungkin aku akan tetap bertindak gila karena dengan begitu aku akan tetap memiliki Chenle, dan hal yang akan ku ubah adalah...." Haechan lalu menatap wajah Mark dan tersenyum. "Aku tidak akan melibatkan diri lagi dengan mu" ujar Haechan seraya akan beranjak pergi.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang