Part 39

2.3K 431 46
                                    

Hendery dengan cepat memeluk Chenle dari belakang setelah pemuda itu menampar wajah Yeri, "Apa saat kau berpikir untuk meracuni grandpa Taeyong, kau juga sudah berniat menjebak mama ku?" teriak Chenle keras sedangkan Yeri hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Maaf" bisik Yeri yang menunjukkan bahwa tuduhan Chenle benar.

Chenle menggertakkan giginya sebelum melepaskan pelukan Hendery, ia menerjang Yeri dan mencekik lehernya dengan kuat.

"CHENLE" teriak Mark dan yang lainnya sedangkan Chaeryeong hanya diam di tempatnya.

"AKAN KU BUNUH KAU" teriak Chenle marah, namun Yeri hanya diam dan menutup matanya. Dia cukup sadar sebesar apa kesalahannya, Yeri lebih baik mati karena ia malu sekali menghadapi semua orang.

"Chenle lepaskan nak" bujuk Mark.

"Kenapa aku harus, dia ingin menghancurkan hidup mama" ujar Chenle yang menolak untuk melepaskan Yeri. Jeno dan Hendery yang bekerja sama untuk menarik Chenle pun tidak berhasil, entah bagaimana Chenle tiba-tiba menjadi begitu kuat.

"Membunuhnya tidak akan pernah membuat mama bangun" ujar Chaeryeong yang membuat Chenle tertegun, perlahan ia melepaskan Yeri.

"UHUK-UHUK-UHUK"

Yeri langsung terbatuk-batuk saat ia mencoba menghirup nafas, Chenle sendiri menatapnya dalam diam sebelum ia melangkah mendekati Chaeryeong.

"Lanjutkan, aku ingin mendengar lanjutannya" ujar Chenle. Chaeryeong menatap Chenle sebelum akhirnya ia menganggukkan kepalanya.

***

Haechan tahu meski ia mengatakan sampai mulutnya berbusa juga tidak akan ada yang percaya padanya. Ia hanya bisa diam saja saat polisi membawanya ke kantor polisi atas perintah papa mertuanya.

"Andai saja tidak ada hukum di dunia ini, aku pasti akan membunuh mu dengan tangan ku sendiri" ujar Jaehyun yang membuat Haechan bergidik ngeri.

Haechan hanya bisa menatap pada Mark, berharap pria itu akan Sudi untuk menolongnya. Namun sejak tadi Mark tidak menatapnya sama sekali, tapi yang Haechan tidak tahu adalah saat Haechan sudah pergi baru Mark menatapnya dengan sedih.

Mark punya keyakinan bahwa Haechan tidak mungkin membunuh Taeyong, namun Mark juga tidak ada bukti apapun yang bisa menguatkan dugaannya.

Dua malam Haechan di penjara dan ia sama sekali tidak bisa tidur, ia hanya duduk termenung di dalam sel sembari memikirkan Chaeryeong. Putrinya itu tidak akan mau minum obat jika tidak ada Haechan.

Dan itu terbukti, Chaeryeong menolak minum obat dan terus membuat kegaduhan. Ia akan memakai setiap pelayan yang mendekatinya atau pada Mark yang hanya diam tidak membalas ucapannya.

"AKU BILANG KEMANA MAMA KU PERGI" teriak Chaeryeong namun tidak ada yang membalas ucapannya sama sekali. Chenle yang melihat itu merasa kasihan dan mendekati Chaeryeong.

"Chaeryeong-ssi" panggil Chenle pelan yang membuat Chaeryeong menatapnya dengan pandangan sinis.

"Aku tahu dimana Haechan-ssi, tapi jika aku memberitahu mu bisakah kau bersikap tenang" pinta Chenle.

"Cepat katakan" perintah Chaeryeong.

Chenle membuka handphone miliknya dan memberikan berita tentang Haechan yang sudah di muat dimana-mana. Chaeryeong menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia tidak percaya, "ini tidak mungkin" ujar Chaeryeong menyangkal.

"Aku juga merasa mama mu tidak mungkin berbuat seperti ini" ujar Chenle.

Chaeryeong tertegun dan menatap pada Chenle, "kau benar-benar berpikir seperti itu?" Tanya Chaeryeong.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang