1

1.1K 33 4
                                    

Rachel duduk di salah satu café bersama teman nya soni. Ia membuka kamera nya melihat foto foto yang ia ambil tadi di lapangan. Rachel fokus pada beberapa foto disana. Ia menatap heran foto foto tersebut.

"gue heran perasaan ini cowo emang sadar kamera apa emang merhatiin gue dari tadi ya?"

Soni menoleh menatap Rachel "siapa?"

Rachel menggeleng "ga kenal liat aja nih"

Rachel menyerahkan kamera nya pada soni. Soni mengambil kamera itu dan melihat nya. "Rafael?"

Rachel membulatnya mulutnya ia baru tau nama pria itu adalah Rafael. "dia udah punya pacar ga mungkin dia merhatiin lu"

Rachel mengambil kamera nya kesal "ya tau, Cuma liat aja beberapa foto yang lain juga"

Soni kembali mengambil kamera nya. Semua foto itu mengarah menatap kamera soni juga heran melihat nya. Namun ia segera menyadari sesuatu. "inget ivar? Dia adik nya ivar kan ivar bilang lu mirip adenya"

Rachel mengambil kamera nya dan memperhatikan Rafael. "gue jadi pernasaran semirip apa gue sama adenya mereka"

Soni mengedikan bahu nya. "lu pernah ngeliat adenya?'

Soni menggeleng "gue aja baru tau mereka punya ade pas bareng lu itu. Info keluarga mereka tuh tertutup. Gue Cuma tau mereka 3 bersaudara. Nah yang satunya mungkin baru dateng besok malem"

Rachel mengangguk "enak ya main bola sama saudara sendiri"

Soni terkekeh mendengarnya "iya tapi emang mereka layak loh mereka jago jago. Lu tau kan?"

Rachel membenarkan ucapan soni. Tiba tiba soni menepuk jidat nya. Rachel menatap soni bingung. Soni mengobrak abrik isi tasnya dan mengeluarkan amplop putih. Rachel menatap soni sambil meminum minuman nya.

"buat lo check in hotel"

Brush

Rachel menyemburkan minuman nya dan menatap soni tajam. "gue butuh duit tapi bukan berarti harus open BO ya"

Soni menghembuskan nafasnya sebal "buka dulu, gue kasih lo fasilitas nginep di hotel buat ambil gambar pemain. Dan gue udah dapet izin dari pihak pssi untuk dokumentasi itu"

Rachel membuka amplop nya dan melihat isinya. Ada name tag dan juga voucher hotel. Ia membaca surat nya.

"1 minggu?? Lo ga salah?"

Soni menggeleng "malah seharusnya itu sebulan"

Rachel meletakan amplop tersebut di meja. "son gini ya, rumah gue kan masih di Jakarta ya kenapa harus nginep? Lagipula ini seminggu loh son"

Soni menatap serius Rachel "utang bokap lo masih banyak kan ra? Bayaran nya gede lu Cuma perlu nikmatin fasilitasnya doing. Udah itu aja. Lu mau tau berapa bayaran nya?"

Rachel mendekatkan badan nya pada soni yang ingin berbisik "10juta sebulan ra"

Mata Rachel seketika berbinar. "oke deal"

Soni menatap jengah Rachel "giliran duit semangat lu"

Rachel tertawa dan menyenderkan badan nya ke bangku. "kalo bukan karena ade dan utang bokap gue juga ogah son"

Soni menatap iba Rachel sejak dulu soni tau Rachel berjuang mati matian untuk adik nya sekolah serta kuliah Rachel tidak ingin adiknya sampai berhenti kuliah serta kekurangan sedikit pun. Di tambah lagi ayah nya meninggalkan hutang saat ia meninggal dulu.

Ayah Rachel seorang penjudi dan pemabuk dulu penyebab kecelakaan orang tua Rachel karena ayah nya menyetir dalam keadaan mabuk.

"masih benci sama bokap lu ra?"

Rachel menggeleng "apa yang harus di benci dia udah mati"

Soni tertawa kecil, ia tahu betul betapa menyedihkan nya hidup Rachel dulu. Beberapa kali ia juga harus mendapatkan siksaan dari ayah nya.

Rachel bangkit dari duduk nya dan membawa tas nya. "gue duluan ya, kasian ade gue sendiri"

Soni mengangguk dia menghentikan Rachel ketika sampai depan pintu. "ra, kalo lu mau mungkin lu bisa bawa ade lu nginep di hotel itu. Itung itung reward dari gue"

Rachel tersenyum dan mengangguk ia melambaikan tangan nya dan pergi.

.

Sampai rumah Rachel melihat rumah nya sudah rapih. Michele merupakan adik yang pengertian juga setelah kedua orang tua Rachel meninggal ia tidak pernah mau membebani Rachel. Rachel tersenyum melihat makanan yang tersedia di meja makan.

Rachel memilih duduk di depan meja makan itu dan mengambil lauk disana.

"ka, kapan dateng nya?"

Rachel menoleh sejenak "barusan, kamu masih ada uang?"

Michele mengangguk dan duduk di hadapan Rachel. "ka tadi rentenir kesini"

Rachel menghentikan makan nya dan menatap Michele. "dia ga ngapa ngapain kamu kan?"

Michele menggeleng "utang bapak tuh sebenernya berapa si? Ko kayanya ga lunas lunas ka"

Rachel tersenyum menyodorkan makanan untuk Michele. "bulan ini aku lunasin semua nya langsung tenang aja"

Michele menatap heran Rachel "kakak dapet uang dari mana? Kakak ga open bo kan?"

Rachel langsung melotot "gua ga segila itu ya."

Rachel menyodorkan amplop yang di berikan soni padanya tadi. Michele membuka amplop tersebut. Ia terkejut.

"ka ini lumayan loh ini hotel bagus juga. Aku ikut yaa. Kalo ga salah ini hotel tempat nginep pemain timnas. Ka please aku mau ketemu Justin hubner"

Rachel menatap jengah adik nya yang merengek. "kuliah kamu gimana?"

Michele Nampak berfikir. "ya tinggal aku bawa buku dan laptopnya lagian jarak kampus lebih dekat dari sana"

Rachel mengangguk "yaudah siapin barang barang nya"

Michele bersorak senang ia langsung bangkit mencium pipi Rachel dan pergi dari sana. Sedangkan Rachel hanya menggelengkan kepala nya melihat kelakuan adiknya.

.

Keesokan hari ini Rachel dan Michele sudah sampai di hotel mereka berdua membawa barang masing masing. Rachel melakukan proses check in disana dan Michele menatap kagum bangunan hotel disana.

Rachel berjalan mendekati adiknya ketika sudah mendapatkan kunci kamar nya ia mengajak Michel untuk ikut dengan nya. Mereka berdua berdiri di depan lift. Rachel melihat ada seseorang yang sedang memperhatikan nya ia menoleh dan tersenyum.

Ia merupakan laki laki yang terus menatap kamera nya saat itu. Pria itu mendekati Rachel.

"hai, boleh aku tau siapa namamu?"

Rachel terdiam Michele menatap kakaknya rasanya Michele ingin berteriak ketika seorang Rafael struick mendekati kakaknya. Rachel menjulurkan tangan nya.

"aku Rachel. Rachel anna"

.

.

.

.

Hayyyy akhirnya aku comeback dengan cerita baru.....

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang