3

425 26 4
                                    

"aku merindukanmu rein..."

.

.

Justin dan Michele saling memandang dan melihat kembali kearah nathan dan rachel. Rachel yang terkejut mulai menyadari sesuatu. Ia menepuk punggung Nathan. "aku minta maaf tapi aku bukan reina mu"

Nathan yang sadar langsung melepaskan pelukan nya. Ia terus menatap rachel. Rachel melambaikan tangan nya di depan Nathan "hey are you okey?"

Mata Nathan sedikit berkaca kaca, rachel dapat melihat hal itu. Rachel langsung memajukan badan nya menyentuh bahu Nathan. "kau baik baik saja?"

Seketika Nathan tersadar ia langsung mundur dan kembali masuk ke kamar nya. Rachel menatap heran Nathan. Sedangkan Justin maju menghampiri rachel. "aku Justin hubner"

Justin menyodorkan tangannya pada rachel. Rachel menjabat tangan tersebut "aku rachel"

Justin melepaskan tangan nya "maaf soal temanku, aku tau pasti kau shock dia hanya merindukan adiknya"

Rachel menatap pintu kamar tersebut. Fikiran nya terus tertuju pada Nathan. Rachel mengangguk dan langsung ingin pergi. Justin menyentuh lengan rachel untuk menahan nya. "tolong jangan marahi adik mu setelah ini. Aku senang mempunyai fans sepertinya"

Rachel menatap Michele yang bersembunyi di balik tubuh Justin. Rachel menghela nafas nya kasar dan kembali masuk ke dalam.

Michele bernafas lega disana. "terimakasih sudah menolongku Justin"

Justin mengangguk dan mengelus kepala Michele, pipi Michele seketika bersemu merah. Justin yang melihat perubahan itu pun tertawa. "kakak mu sangat mirip dengan adiknya Nathan"

Michele seketika terdiam ia mengingat ivar dan juga rafa "jadi dia kakak ivar dan rafa? Tadi rachel juga bertemu dengan mereka namun melihat ivar dan rafa ia tidak berekspresi seperti Nathan"

Justin tersenyum "aku akan menjelaskan nya kapan kapan. Aku harus menghampiri Nathan dulu"

Michele mengangguk dan pergi dari sana. Ia takut takut membuka pintu kamarnya. Michele melihat rachel yang sedang terduduk diam di atas kasurnya. "kak , kakak baik baik aja kan?"

Rachel menoleh sejenak pada Michele "gapapa aku Cuma khawatir sama laki laki tadi"

Michele duduk di belakang rachel. "dia Nathan ka, kakak ivar dan Rafael"

Rachel terdiam, "semirip apa memang nya aku dengan reina itu sampai mereka bersikap begitu"

Michele mengelus punggung kakak nya "nanti kita cari tau ya ka"

Rachel hanya diam dan terus berfikir tentang Nathan.

.

.

Di kamar lain Justin baru saja masuk kesana. Ia melihat Nathan duduk memegang kalung nya. "nath kau baik baik saja?"

Nathan mengangguk, "kenapa dia sangat mirip dengan reina?"

Justin duduk di dekat Nathan "kau tau di dunia ini kita mempunya 7 saudara kembar, itu yang pernah aku dengar dari beberapa orang disini"

Nathan menoleh menatap Justin dan kembali memandang ke depan "aku lost control pasti wanita itu salah paham"

Justin tertawa kecil dan menepuk punggung Nathan "tidak akan kau jelaskan saja nanti"

Hubungan Justin dan Nathan membaik sejak 3 tahun lalu, surat yang pernah Justin ingin berikan pada reina Nathan yang membacanya. Justin mendapatkan kabar reina sudah tidak adapun karena Nathan memberitahunya.

Pintu kamar mereka tiba tiba terketuk, Justin langsung bangun membuka pintu kamarnya. Ia melihat ivar dan Rafael disana. Ia membiarkan mereka berdua masuk. "kau baik baik saja nath?"

Nathan menoleh melihat ivar yang baru saja datang dengan Rafael di belakangnya. Nathan mengangguk. "bagaimana ia tidak baik baik saja, ia bertemu kembaran reina dan langsung memeluk nya"

Ivar dan Rafael tertawa. Nathan menatap bingung mereka berdua. "kalian sudah melihatnya? Dia sangat mirip kenapa kalian tidak terkejut"

Rafael duduk di samping Nathan "kita sudah bertemu dari kemarin. Aku menahan diri untuk memeluk nya tapi kau ternyata malah langsung memeluknya"

Justin ivar dan rafa tertawa meledek Nathan, sedangkan Nathan menatap sebal Rafael ia bangun dan melempar bantal padanya. "aku pernasaran padanya"

Omongan ivar membuat mereka semua menoleh. Justin Nampak berfikir tiba tiba ia menggunakan telfon hotel untuk meminta izin menelfon ke kamar sebelahnya.

Mereka bertiga diam menatap Justin.

"hai ini aku Justin, apa kau bisa kesini?"

Justin tersenyum dan langsung menutup telfon nya. Ia berjalan kedepan dan membuka pintunya tak lama Justin kembali masuk bersama Michele di belakang nya.

Michele tercengang melihat pemain naturalisasi berkumpul. "duduklah ada yang ingin kami tanyakan"

Michele menatap selidik mereka. "kalian menjadikan ku bahan informasi tentang kakakku? Maaf aku tidak berminat"

Michele baru saja ingin berbalik namun Justin menahan nya. "duduklah dulu kami akan jelaskan."

Ivar membuka ponsel nya dan maju mendekati Michele. Ia menunjukan sebuah foto pada Michele, Michele yang melihat itu pun terkejut ia langsung mengambil ponsel itu dan memperbesar fotonya. "oh my god, kenapa kakak ku ada disini?"

Ivar rafa dan Justin tersenyum. "semirip itu kakak mu dengan reina adikku"

Ivar duduk di hadapan Michele. "itu sebabnya kami ingin menunjukan ini padamu"

Michele menyenderkan badan nya ke kursi "kakak ku sedang shock di kamar dia orang yang sangat berprasaan. Dari tadi ia terus bertanya apa Nathan baik baik saja. Dan ia juga berfikir semirip apa ia dengan adik kalian. Aku rasa aku harus menunjukan foto ini nya."

Ivar menahan tangan Michele. "nanti saja biar Nathan yang menjelaskan dan meminta maaf"

Ivar menoleh menatap Nathan. Nathan mengangguk mengiyakan omongan ivar. "dia ada di kamar?"

Michele menoleh ka arah Nathan dan menggeleng. "dia pergi bekerja, baru saja ia keluar sebelum aku kesini"

"dia bekerja apa sudah sore begini?"

Michele beralih menatap Rafael "dia seorang fotografer. Dia bekerja sebagai karyawan lepas tidak terikat kantor. Dan mungkin setelah bekerja ia akan ke bank membayar hutang ayah kami"

Mereka semua terkejut "hutang? Kenapa bukan ayahmu yang membayar?"

Michele menatap ivar "ayah kami seorang penjudi dan pemabuk hutang nya sangat banyak, rachel ia harus bekerja untuk menghidupi ku dan juga membayar hutang hutang ayah, ayah dan ibu ku kecelakaan saat aku kecil karena ayah menyetir dalam keadaan mabuk. Dulu saat ayah ada rachel menjadi bahan pelampiasan kekesalan ayah ku, terkadang ia habis di pukuli oleh ayah ku"

Michele menangis mengingat perjuangan kakak nya. Ivar langsung bangun dan mengelus punggung Michele. "dan sekarang rachel tumbuh mandiri bekerja sekuat tenaga untuk menghidupiku. Beruntungnya rachel memiliki sahabar seperti ka soni. Ia selalu membantu rachel ya hingga rachel mendapatkan pekerjaan ini"

Mereka semua terdiam mendengar cerita Michele. Nathan merasakan iba di hatinya. Ia menunduk dan membayangkan betapa menyakitkan nya hidup rachel disini.

.

.

.


YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang