33

227 29 7
                                    

3 bulan kemudian

Nathan memasuki ruang kamar rawat kekasih nya. Rachel masih setia berbaring disana memejamkan matanya. Nathan tersenyum dan meletakan bunga disana.

3bulan ini rachel belum menunjukan tanda tanda untuk bangun. Hanya sekali nya ia menggerakan jari nya saat Nathan akan pergi kembali ke club nya.

Dokter yang menangani rachel sempat berfikir rachel mengalami mati otak. Namun ketika di lakukan tes otak rachel seharusnya baik baik saja.

Nathan duduk di bangku samping rachel. Ia menyentuh tangan kekasihnya itu.

"hey babe maaf aku baru mengunjungimu lagi. Bagaimana kabarmu? Kenapa kau suka sekali tidur disini? apa kau tidak bosan?"

Nathan tersenyum memandang kekasih nya. Ia mengelus kepala rachel pelan.

"lihat lah aku membawa hadiah untuk mu, jika kau sadar kau pasti akan senang melihat hadiah ini"

Nathan membuka tas nya dan mengambil piala disana.

"tadaaa, aku menjadi pemain terbaik di musim ini ra. Ingin mengucapkan selamat untukku ra?"

Nathan menatap sendu kekasih nya.

"ra seharusnya hari ini aku sudah menikahimu, tapi kenapa takdir malah membuat mu terus terbaring seperti ini ra? Apa kau tidak kasihan melihat ku sendiri ra? Aku merindukan mu sangat sangat merindukanmu ra. Aku ingin sekali menghabiskan waktuku terus bersama mu ra. Bangun lah sayang, ayo kita wujudkan mimpi kita untuk segera menikah"

Nathan menunduk dan menangis disana. Badan nya bergetar hebat. Tanpa Nathan sadari air mata juga keluar dari sudut mata rachel.

Melinda dan romeo yang baru saja mengurungkan niat nya untuk masuk. Melinda membekap mulutnya menahan tangis nya. Romeo yang melihat itu hanya menatap iba putranya.

Romeo pun akhirnya menyentuh bahu Melinda untuk mengajak nya masuk, namun Melinda menggeleng dan pergi dari sana untuk menenangkan diri.

Romeo hanya menghela nafas melihat nya. Ia pun masuk ke dalam ruang perawatan rachel. Romeo berjalan perlahan dan menyentuh bahu putra nya bergetar.

Nathan pun menghapus air matanya dan menoleh. Ia tersenyum melihat ayahnya.

"kapan kau datang yah?"

Romeo tersenyum memandang Nathan "barusan nak, kau langsung kesini setelah dari club mu?"

Nathan mengangguk dan memandang kembali kekasihnya. "aku merindukan nya yah, maaf tidak langsung pulang."

Romeo menghela nafas nya dan mengelus kepala Nathan.

"ayah masih mencari pelaku penabrakan rachel. Kita menemukan supir nya namun supir itu enggan membuka mulutnya memberi tahu dalang dari penabrakan itu nak"

Nathan menghela nafasnya. "aku akan membunuhnya jika sampai menemukan dalang dari penabrakan ini"

Romeo mengelus bahu Nathan. "kau pulang lah dulu, istirahat nanti kau bisa kesini lagi. Ajak ibumu pulang sekalian"

Nathan mengerutkan kening nya. "ibu ada disini?"

Romeo mengangguk "dia tidak tahan melihat mu menangis mungkin ia ada di taman pergi lah"

Nathan bangun mengambil tas nya. Ia mendekati rachel dan mencium singkat kening nya. "aku akan kembali nanti"

Romeo tersenyum dan membiarkan Nathan pergi. Setelah memastikan Nathan pergi romeo kembali ke ruangan rachel dan melihat rachel yang sudah membuka matanya.

"nak kau sudah sadar?"

Rachel mengangguk, ia melepaskan alat pernafasan nya pelan pelan. Romeo pun membantu rachel.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang