9

304 18 1
                                    

Rachel sudah berada di luar stadion ia memotret para pendukung timnas disana.

Ia sangat suka memotret orang orang disana yang terlihat begitu antusias mendukung timnas.

Rachel duduk di pinggiran trotoar dan memeriksa kembali hasil fotonya. Ia tersenyum melihat nya. Namun tiba tiba ponsel nya berdering.

"Ya chel? "

"Kakak dimana aku di stadion"

Rachel menatap sekeliling.
"Aku di deket gate pintu masuk vip kenapa?"

Sambungan telfon tiba tiba terputus Rachel menatap heran ponsel nya. Ia bingung ada apa dengan michele. Rachel tidak ingin mengambil pusing soal adiknya ia pun bangkit. Baru saja ingin pergi seseorang memanggil nya.

"Ka Rachel"

Rachel menoleh ke belakang ia menatap adik nya heran yang sudah memakai lengkap pakaian timnas nya.

"Kamu ngapain disini?"

Michele menunjukan 2tiket vip di tangan nya. "Ayo ka kita nonton"

Rachel mengambil tiket itu dan melihat nya. "Kamu dapet dari mana? Jangan bilang uang tabungan kita. Ya ampun de kan kakak udah bilang kita jangan boros boros. Coba kamu liat ini vip loh. Sayang banget"

Michele menatap jengah Rachel. "Ka dengerin ya. Aku ga setega itu pake uang tabungan kita. Ini itu dari ka Ivar dan rafa. Dia ngasih tiket ini baik banget ya mereka"

"Ivar rafa? Ko bisa?"

Michele mengangkat bahu nya. "Entah, tau tau mereka ke kamar aku apa aku baru pulang bimbingan tadi terus ngasih tiket aku. Rafael bilang ini untuk fans spesial"

Michele memeluk tiket itu senang. Sedangkan Rachel hanya menggelengkan kepala nya.

"Udah ayo ka"

Michele langsung menggandeng lengan Rachel dan menarik nya. Rachel hanya bisa pasrah mengikuti adik nya.

Di dalam stadion sudah sangat ramai beruntung mereka dapat tiket vip yang tidak begitu ramai. Michele duduk di bangku dengan sangat excited. Rachel tersenyum melihat adik nya terlihat sangat senang.

Para pemain masih ada beberapa yang berlatih di lapangan. Rachel menatap mereka semua. Namun pandangan nya tertuju pada seseorang di lapangan.

Rachel tersenyum melihat Nathan disana. Nathan terlihat lincah berlari kesana sini. Tiba tiba saja Nathan melihat ke arah bangku penonton vip mata nya tertuju pada wanita berkuncir kuda dan sedikit kecoklatan. Nathan langsung terdiam melihat Rachel tersenyum ia juga ikut tersenyum. Rasanya jadi senang melihat Rachel ada disana.

Nathan langsung kembali lagi fokus berlatih. Tak lama para pemain masuk untuk bersiap siap.

Setelah menunggu cukup lama para pemain keluar game sudah di mulai. Rachel melihat adiknya yang sangat antusias disana. Michele menarik Rachel untuk berdiri mendukung mereka. Rachel menurut dan mengikuti Michele.

Di sisa menit match pertama Indonesia akhirnya bisa mencetak gol ke gawang Vietnam. Rachel dan Michele reflek berteriak dan berpelukan disana.

Nathan memandang ke arah bangku penonton ia melihat Rachel melambaikan tangan nya dan terlihat sangat senang. Nathan benar benar tidak bisa menyembunyikan senyum nya.

Ivar dan rafa yang melihat hal itu pun ikut tersenyum. Nathan perlahan terlihat mulai kembali tersenyum bahagia.

Tak terasa pertandingan telah usai. Selama pertandingan beberapa kali Rachel mengeluarkan kamera nya dan memotret disana. Ia benar benar beruntung mendapatkan moment memotret di dalam stadion yang penuh tersebut.

Mereka berdua pun keluar dari stadion. Rachel menunjukan beberapa fotonya pada Michele.

"Bagus ka"

Rachel tersenyum. "Tapi ka ko banyak nya foto Nathan ya?"

Rachel terdiam entah sadar atau tidak sedari tadi ia memang mengarahkan kamera nya pada Nathan.

"Kakak beneran suka sama Nathan?"

Rachel menoleh menatap Michele. Ia tersenyum "ya mungkin, tapi aku tetep harus sadar diri. Kakak siapa Nathan siapa kita berbeda de"

Michele sedih menatap kakak nya. Kakaknya benar. Kasta mereka berbeda seharusnya ia juga sadar. Michele langsung memeluk kakaknya.

"Ka maaf aku ga pernah jujur, sebenernya aku udah pacaran sama justin"

Rachel langsung menarik diri dalam pelukan Michele ia menatap Michele. Michele hanya menunduk "udah dari kapan?"

Michele memandang Rachel takut. "2hari lalu ka"

Rachel langsung menghela nafasnya "kamu yakin justin bener bener suka sama kamu?"

Michele seketika terdiam. Rachel kembali memeluk Michele. "Kakak ga mau ngelarang kamu deket atau pacaran sama siapapun kakak cuma takut kamu sakit hati de"

Michele menangis dalam pelukan Rachel. Kakaknya sangat memperdulikan nya. "Aku yakin pada justin ka."

Rachel melepas pelukan nya. "Kasih tau kakak kalo dia berani nyakitin kamu"

Michele langsung memberikan hormat pada Rachel. Rachel tersenyum dan mengelus kepala adiknya. Mereka pun kembali melanjutkan jalan ke hotel karena hotel nya dekat mereka memutuskan berjalan.

Sampai di kamar mereka berdua langsung merebahkan diri nya di kasur. Rachel memejamkan matanya lelah. Namun ia teringat belum mengirim kan fotonya pada soni.

Rachel langsung bangkit membuka laptop dan mengirim beberapa foto pada soni.

"Ka aku mandi ya"

Rachel mengangguk menanggapi Michele. Rachel terus berkutat pada laptopnya.

Tiba tiba saja ia teringat seseorang ia membuka sosial media nya. Rachel mencari nama seseorang. 'Reina Tjoe A On'

Rachel tersenyum menemukan akun media sosial nya ia membuka sosial media Reina. Rachel tersenyum ia melihat Reina yang mungkin tidak setinggi dirinya. Mungkin itulah salah satu perbedaan fisik mereka.

Reina terlihat begitu ceria di berbagai foto, ada foto Reina dengan ketika kakaknya. Rachel kembali tersenyum melihat nya.

Rachel terus melihat foto foto tersebut dan menemukan foto Nathan dengan Reina yang sangat dekat membuat hati Rachel seketika menjadi sakit. Rachel langsung menutup laptopnya. "Udah cukup okey ga perlu di stalk"

Rachel bangkit mengambil tas nya. "Chel, kakak keluar dulu beli makanan"

Mendengar jawaban dari Michele, Rachel pun langsung keluar. Ia berjalan di lorong kamar hotel nya. Ketika sampai di depan lift pintu lift terbuka. Beberapa pemain timnas baru saja tiba disana. Rachel langsung mundur memberi jalan.

Rachel tidak menatap mereka dan hanya menunduk. Ketika semua sudah keluar Rachel langsung masuk ke dalam lift. Namun tiba tiba pintu lift ada yang menahan nya dan kembali terbuka. Rachel menoleh menatap pintu tersebut. Ia melotot tidak percaya.

"Nathan..."

.
.
.
.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang