13

230 17 0
                                    

2 bulan kemudian

Rachel menatap ponsel nya sudah hampir 1 bulan ia dan Nathan hilang komunikasi. Rachel menatap sebal ponsel nya. Hubungan Nathan dan rachel awal nya berjalan baik baik saja, namun 1 bulan kurang belakangan ini Nathan benar benar sulit di hubungi.

Michele menatap kakaknya yang sedang kesal di meja kerja nya ia hanya tersenyum dan kembali melihat ponsel nya. Hubungan Michele dan Justin berjalan sangat baik bahkan terkadang Mereka melakukan panggilan video bersama.

Ponsel rachel bordering ia langsung mengambil ponsel nya dengan semangat. Namun ketika melihat nama dalam log panggilan itu rachel menjadi muram kembali.

"kenapa son?"

Soni di sebrang sana terkekeh mendengar suara rachel yang lemas.

"ga seneng banget kayanya gue telfon, lagi nunggu telfon orang jauh ya?"

Rachel hanya menghembuskan nafasnya. "ada apa deh gue lagi badmood bercanda nih"

Soni semakin tertawa kencang. "oke ok era, gue mau ngasih tau bisa ga ya lu ke belanda?"

Rachel menatap ponsel nya "son gue matiin ya ga penting deh nanya begitu"

Soni jadi panick rachel benar benar sedang buruk mood nya.

"ya ini gue serius ra, atasan gue minta lu ke belanda buat foto semua hal menarik disana. Lu kira kira bisa ga?"

Rachel menghela nafasnya "ga bisa belanda jauh, ade gue sendiri disini"

Soni tertawa "tenang ra, Michele kan udah selesai kuliah nya. Lu bawa aja dia. Untuk tiket dan penginapan udah gue urus lu Cuma perlu bawa baju duit dan kesana deh"

Rachel menegakkan duduk nya "gini ya soni sahabatku. Pertama belanda itu jauh. Kedua gue ga kenal siapa siapa di belanda, ketiga gue bener bener ga mood buat foto foto disana"

Soni pun akhirnya merengek "ra please. Gue tau belanda jauh makanya gue minta ade lu buat ikut, jangan gara gara Nathan terus lu jadi begini dong. Ra coba fikirin ya kapan lagi lu keluar negeri bareng ade lu setelah sekian lama? Lu ga kasian sama dia?"

Rachel menoleh adik nya yang hanya tiduran di kasurnya. Memang semenjak selesai sidang Michele jarang keluar rumah dia hanya terdiam di kamar kakaknya menemani kakaknya bekerja.

"yaudah gue bilang Michele dulu"

Soni bersorak senang disana. "oke thanks ra. Berangkat lusa ya bye"

Soni langsung mematikan sambungan nya sebelum mendengar rachel berteriak. Rachel memandang ponsel nya geram. Bagaimana bisa semendadak itu.

Rachel langsung bangkit mengambil koper nya.

"chel bangun siapin barang kamu kita lusa ke belanda. Temenin kakak kerja disana"

Michele bersorak senang "yesss akhirnyaa!!"

Michele langsung pergi ke kamar nya membereskan barang nya. Tidak lupa ia juga membawa kamera nya. Setelah selesai rachel membawa koper nya keluar. Ia mengecek semua barang bawaan nya disana dan melihat passport nya.

Soni sudah mengirimkan kode booking tiket pesawat untuk nya.

.

Rachel dan Michele sudah sampai di bandara belanda setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama. Rachel menunggu pesan soni karena ia belum mengirimkan alamat penginapannya untuk rachel.

Tak lama pesan pun masuk berupa alamat. Rachel dan Michele langsung menuju taxi.

"permisi maaf bisa antar saya ke alamat ini?"

Supir taxi itu mengangguk. Rachel duduk di belakang membaca alamatnya ia memasukan alamat yang soni kirimkan ke gmaps. Rachel melihat foto bangunan. "ko kaya bukan hotel ya chel?"

Michele hanya tersenyum "mungkin hotel di belanda begitu"

Rachel menatap Michele sejenak "ini lebih kaya rumah chel"

Michele kembali melihat ponsel kakaknya "ya siapa tau kita di suruh tinggal di rumah seseorang kan ka, mana tau udah lah nikmatin aja okey kita harus seneng seneng disini"

Rachel pun terdiam, namun ia masih memikirkan alamat rumah siapa yang soni berikan untuknya.

Tak lama taxi mereka sampai di depan rumah. Rachel dan Michele turun membawa barang nya. Rachel menatap heran keadaan sekitar disana karena Nampak nya itu benar benar sepeti perumahan.

Namun Michele menarik tangan kakak nya masuk ke depan pintu rumah tersebut. "gausah di fikirin ka, udah ya kita coba Tanya aja dulu"

Michele mengetuk pintu tersebut, rachel masih melihat keadaan di sekitar rumah tersebut. Tiba tiba saja pintu terbuka, seorang wanita keluar dari sana "ya? Ada yang bisa saya bantu?"

Rachel menoleh ketika mendengar suara seorang wanita. Wanita di hadapan nya Nampak terkejut ia mendekati rachel dan menyentuh pipi nya "reina..."

Wanita itu memeluk rachel secara tiba tiba ia menangis di pelukan rachel. Sedangkan rachel menatap heran wanita tersebut. Ia mengangkat tangan nya mengelus punggung wanita itu.

"maaf tante, namun saya buka reina"

Wanita tersebut menarik diri dari rachel. "lalu siapa kau?"

Rachel langsung mundur mengenalkan diri "saya rachel anna, saya kesini atas perintah..."

"hay apa kabar?"

Suara pria yang sangat ia rindukan selama ini ada di depan nya. Rachel langsung menoleh dan terkejut. "Nathan..."

Nathan tersenyum dan memeluk rachel. Rachel hanya terdiam ia sangat kesal pada Nathan. Melinda memandang Nathan heran. Nathan melepas pelukan nya. "ayo masuk, aku akan ceritakan di dalam"

Rachel mengangguk. Ia pun mengikuti Melinda dan Nathan masuk. Mereka duduk di ruang tengah keluarga.

"dia wanita yang aku ceritakan bu, rachel anna"

Melinda menatap rachel tersenyum ia menyentuh tangan rachel "aku senang akhirnya bisa bertemu dengan mu."

Rachel tersenyum ia memandang Nathan sinis. "apa dia adikmu ra?"

Rachel mengangguk. "perkenalkan dia Michele adik ku satu satunya tante"

Michele menjabat tangan Melinda, Melinda pun mengelus pipi Michele. Sadar wanita nya sedang kesal pada nya. Nathan bergeser duduk di dekat rachel. Rachel pun ikut bergeser menjauhi Nathan. Namun Nathan keburu menarik nya kembali.

Melinda tersenyum melihat Nathan yang kembali ceria seperti dulu dengan rachel. "kalian sudah makan? Perjalanan kalian pasti jauh kan? Ayo kita makan"

Melinda langsung menggandeng Michele masuk , Michele terlihat sangat senang Melinda menyambut mereka dengan baik.

Nathan menatap rachel "kau marah?"

Rachel mengabaikan Nathan dan langsung ingin bangkit namun Nathan menahan nya "aku minta maaf ra, aku benar benar sibuk kemarin"

Rachel menatap tajam Nathan "aku tidak perduli, selesai makan aku akan langsung pergi"

Rachel bangkit menghampiri Melinda. Baru saja rachel menarik kursi Nathan langsung menggandeng nya. "bu aku ada perlu dengannya. Kau makan dengan Michele ya. Michele disini bersama ibuku ya"

Nathan langsung menarik rachel pergi. Rachel menoleh ke belakang melihat Michele dan Melinda tertawa kecil. Ia langsung menatap Nathan yang menariknya ke mobil. "kau menyebalkan nath"

Nathan menoleh dan langsung memeluk rachel "aku merindukan mu ra".

.

.

.

.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang