5

372 22 2
                                    

"aku mohon sadarlah rein"

.

.

.

Soni dan Michele sling menatap. Michele mengerti Nathan pasti membayangkan itu reina adiknya. Michele langsung maju menyentuh pundak Nathan. "nath maaf, tapi dia rachel kakak ku"

Seketika Nathan sadar, ia melepas tangan rachel. Nathan menengguk ludah nya kasar. Ia berbalik menghadap Michele. "aku minta maaf sekali lagi seharusnya aku tidak bersikap seperti tadi"

Michele mengangguk. Saat Nathan ingin pergi sebuah tangan menahan nya. Nathan menoleh kebelakang ia melihat rachel yang sudah sadar.

"son chel, aku mau ngobrol sama Nathan tolong keluar dulu belikan aku makanan aku belum makan"

Soni mengangguk ia mengajak Michele keluar. Setelah mereka keluar Nathan pun kembali duduk disana. Ia menunduk dalam "maaf lagi lagi aku mengira kau reina"

Rachel mencoba duduk Nathan yang melihat itu langsung sigap membantunya.

Rachel menatap dalam Nathan. "nath aku tidak tahu semirip apa aku dengan nya tapi apa kau sampai seterluka ini?"

Nathan menghembuskan nafasnya kasar ia membuka ponselnya dan menunjukan foto reina pada rachel. Rachel yang melihat itu pun terkejut. Ia seperti sedang bercermin.

"dimana dia sekarang nath?"

Nathan tersenyum menatap rachel. "dia sudah meninggal"

Rachel mengulum bibir nya ia merasa tidak enak. "maaf nath"

Nathan tersenyum dan mengangguk "tidak apapa, aku yang seharusnya meminta maaf berkali kali aku memperlakukanmu seperti adikku. Kau pasti terkejut aku minta maaf ya"

Rachel tersenyum mengangguk. Nathan melihat kamera yang berada di atas meja yang tadi ia bawa. "apa kamera itu tidak dapat di perbaiki?"

Rachel menoleh menatap kamera itu. "entahlah aku pusing melihatnya"

Nathan tersenyum melihat rachel "kau belajar boxing?"

Rachel menatap Nathan bingung Nathan tertawa kecil "kau memukul satpam laki laki di bawah sampai terkapar aku fikir kau ikut boxing"

Rachel langsung tertawa, "kau melihat itu ya, ah aku sangat malu"

Rachel menutup muka nya. Nathan tertawa mengingat kejadian tadi yang membuat nya kagum pada wanita di depan nya. "kau keren"

Rachel menatap Nathan kembali "aku bisa terkena masalah sebenarnya."

Nathan terus tersenyum melihat rachel. "oh ya nath kau belum berlatih dengan pemain?"

Nathan menggeleng "kami baru saja di perkenalkan jersey baru mungkin besok baru pemotretan untuk jersey tersebut."

Rachel mengangguk. Nathan melihat jam di ponsel nya ia langsung bangkit. "aku tinggal sendiri tidak apaapa? Justin sepertinya mencariku sejak tadi"

Rachel mengangguk "pergilah aku tidak apaapa lagi pula aku sudah baik baik saja"

Nathan tersenyum dan berbalik pergi namun tiba tiba ia berhenti. "kau tidak akan meninjuku karena meninggalkan mu sendiri kan?"

"nath......"

Rachel menatap sebal Nathan, Nathan tertawa dan keluar dari kamar itu. Rachel tidak bisa berhenti melihat kelakuan Nathan. Namun tiba tiba ia tersadar dan langsung memukul kedua pipi nya "sadar dan tau diri ra okey"

.

Nathan masuk ke kamar nya ia tidak bisa berhenti tersenyum. Justin yang melihat hal itu pun heran. "kau baik baik saja nath? Dari mana saja kau?"

Nathan menatap Justin dan langsung merebahkan dirinya di kasur. "kau tau? Aku habis melihat rachel meninju satpam di bawah"

Justin yang terkejut langsung bangun untuk duduk. "benarkah bagaimana bisa?"

Nathan menceritkan semua masalah rachel pada Justin. Justin menjadi sedih mendengar cerita Nathan. Tiba tiba saja Justin bangun dari tidur nya. Nathan yang melihatnya pun langsung duduk "kau mau kemana?"

Justin memakai sandal nya "tentu saja bertemu rachel, aku harus memberikan pelukan padanya dan menghiburnya"

Nathan langsung bangun dan menarik baju Justin. "jangan coba coba kesana! Biarkan dia istirahat."

Justin menatap sebal Nathan "aku harus bertemu dengan nya nath dia kasihan sekali"

Nathan memegang baju Justin erat "besok saja jangan mengganggu nya"

Justin kembali duduk dan menatap curiga Nathan. "kau menyukainya?"

Pertanyaan Justin membuat Nathan melepaskan tangan nya dari baju Justin. Nathan menggeleng "pertanyaan bodoh"

Nathan langsung kembali tiduran dan tidak menghadap Justin. Justin yang melihat itu pun tersenyum. Ide gila muncul di kepala nya.

.

.

Di kamar rachel soni dan Michele baru saja datang ia membawakan makanan untuk rachel. "ada perlu apa kesini son?"

Soni duduk di hadapan rachel "tadinya mau info kalo official pssi butuh fotografer buat motret pemain besok. Bakal ada jersey keluaran terbaru untuk mereka"

Rachel mengangguk "kamera gue rusak kasih ke yang lain aja"

Soni menggeleng "ga bisa ra dah mepet, pake kamera gue aja."

Soni memberikan kamera nya pada rachel. Rachel menghela nafas dan menerimanya. Pintu kamar mereka terketuk. Michele langsung bangun dan membuka pintunya. Ternyata manager hotel yang datang kesana membawa beberapa makanan dan buah. Mereka meletakan itu semua di meja. Rachel menatap kea rah mereka.

"kami mohon maaf yang sebesar besarnya atas kejadian tadi. Kami benar benar merasa sangat bersalah. Pihak kami akan membelikan kamera yang baru untuk nona"

Rachel menggeleng. "tidak usah aku akan memperbaiki nya"

Manager hotel itu mendekat memberikan amplop pada rachel. "kami mohon terima voucher itu nona. Untuk satpam yang bersangkutan kami akan memecatnya karena sudah berlaku buruk"

Rachel menatap manager hotel tersebut "tidak perlu di pecat saya juga sudah menghajarnya. Kalian bisa beri ia peringatan"

Manager hotel itu mengangguk "baik nona, sekali lagi kami meminta maaf. Saya permisi dulu. Selamat malam"

Rachel mengangguk dan menatap kepergian mereka. Michele seketika berbinar melihat makanan ada banyak di kamar nya. "kak ini kita pesta sih, liat ada beer"

Rachel menatap tajam Michele "jangan coba coba chel"

Michele menghela nafasnya dan kembali duduk di samping rachel. Soni hanya tertawa melihat kelakuan Michele.

"yaudah besok temuin gue di lobby ya, kita bareng ke masuk nya"

Rachel langsung mengangguk dan ingin mengantar soni pergi namun soni menahan nya "disini aja ngapain lu bangun? So perhatian mau nganterin"

Rachel menatap soni sebal dan kembali duduk soni pun keluar dari kamar rachel.

.

.

Keesokan pagi nya rachel dan Michele sudah bersiap siap untuk sarapan mereka berdua turun dari lift. Di resto sudah banyak sekali pemain timnas. Rachel dan Michele Nampak tidak memperdulikan mereka. Namun Michele sebenarnya ingin sekali berlari kea rah mereka semua dan mengajak nya foto.

Rachel mengambil makanan dan duduk di bangku, ia masih sedikit lemas atas kejadian semalam. Saat rachel ingin menyuap makanan nya bangku di depan nya ada yang menarik rachel menoleh dan tekejut. Bagaimana tidak? ivar Rafael Justin dan Nathan ada di hadapan nya sekarang. Seketika rachel menjatuhkan sendok di tangan nya karena shock.

"haii"

.

.

.

.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang