30

241 25 4
                                    

Rachel sedang mengemas barang barang nya di bantu Nathan. Orang tua Nathan sudah pulang kemarin. Rachel melihat seisi kamar nya yang sudah rapih. Rachel hanya mengemas beberapa baju nya. Ia menatap sedih ruangan tersebut. Nathan yang melihat hal itu pun menghampiri kekasihnya.

"kau sedih babe?"

Rachel mengangguk "terlalu banyak kenangan di ruangan ini nath, ruangan yang menjadi saksi betapa menderitanya hidupku"

Nathan sedikit terhenyuk. "kita akan mulai semua nya dengan kebahagiaan ya"

Rachel mengangguk. Rachel berjalan mengambil boneka milik Michele. "kau tau nath, dulu Michele akan memberikan boneka ini saat ayah habis memukuli ku. Dia akan memeluk boneka ini erat karena takut dengan suara ayah ku"

Nathan terdiam mendengar celoteh rachel. "ibuku akan bahagia kan nath melihat aku dan Michele sekarang?"

Nathan mengangguk dan duduk di samping rachel. "aku akan membahagiakan mu itu janjiku ra"

Rachel tersenyum dan memeluk Nathan erat. Nathan pun membalas pelukan kekasihnya. Sesekali mencium bahu rachel.

"aku bersyukur bertemu dengan mu nath"

Nathan tersenyum senang mendengar nya, seketika ingatannya tentang reina terputar. "aku juga amat sangat bersyukur bisa bertemu dengan mu"

Rachel langsung melepas pelukan Nathan "bersyukur karena aku mirip reina?"

Nathan tertawa kecil dan menyentuh kedua tangan rachel. "sepertinya aku jatuh cinta saat kau menghajar satpam hotel ra"

Rachel langsung menarik tangan nya dari Nathan dan memukul dadanya. "jangan ingat itu aku malu!"

Nathan tertawa kencang melihat rachel menutup wajah nya. "kau tau? Aku akan menceritakan hal itu pada anakku nanti"

Rachel langsung merengek di depan Nathan. Nathan yang gemas pun membawa rachel dalam pelukannya. "ayo kita berangkat nanti kita telat"

Rachel mengangguk dan membawa tasnya. Rachel memandang sebentar kamar tersebut dan menutup nya.

.

.

"kek ayo katanya kau ingin berlatih tenis"

Michele berusaha membangun kan kakek nya yang masih tertidur pulas. Jhors sudah sangat terbiasa dengan suara cempreng milik Michele. Ia hanya menutup wajah nya dengan bantal.

Ivar yang sedang berjalan melewati kamar kakeknya pun berhenti mendengar keributan dari dalam ia pun langsung masuk kesana. "ada apa chel?"

Michele menoleh dan menunjuk kakek nya "lihat dia kak, kakek menyebalkan dia bilang latihan tenis pagi aku sudah bangun pagi pagi tapi dia masih tertidur"

Ivar tertawa melihat nya. Ia mengacak gemas surai Michele "sudah tinggalkan saja, lebih baik kita pergi cari makanan untuk kakak mu akan pulang hari ini"

Michele berubah menjadi antusias "benarkah?! Kakak tidak bilang padaku"

Jhors yang mendengar hal itu pun langsung bangun. "sudah dimana mereka?"

Ivar dan Michele langsung menoleh ke sumber suara di sana. "kau bangun ketika mendengar nama rachel kek? Keterlaluan, padahal aku yang selalu menemanimu selama ini"

Jhor memandang sebal Michele yang sangat bawel, namun jhors sangat menyangi cucunya itu.

"mereka sudah di pesawat mungkin nanti malam mereka sampai"

Jhors langsung bangun dan pergi ke kamar mandi. Ivar dan Michele hanya melongo melihat kakek nya yang bersemangat. "lihat lah kak dia menyebalkan kan?"

Ivar mengangguk dan mengajak Michele keluar. "ayo kita bersihkan saja kamar rachel"

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang