8

355 27 0
                                    

Semua orang yang berada disana menatap Rachel. Semua terpana dengan penampilan baru Rachel. Rafael dan justin langsung bangun menghampiri Rachel. Mereka memutar badan Rachel. Rachel hanya diam melihat mereka terkejut.

"Ada apa? Aku aneh ya?"

Rafael melongo di Rachel. Justin menyentuh kedua pipi Rachel.

"Kau sangat berbeda sangat sangat cantik dan lebih fresh"

Rachel tertawa kecil. Ia melepaskan tangan Justin dan duduk di samping Ivar berhadapan dengan Nathan. Ivar tersenyum melihat Rachel.

"Ini baru Rachel"

Michele mengangguk setuju dengan Ivar "benar ka, aku sudah lama ingin menyuruh mu memotong rambut mu dan sekarang akhirnya kau melakukan nya. Kakakku memang cantik"

Michele memeluk Rachel dari samping. Sedangkan Rachel hanya tertawa. "Ya aku mengubah diri ku agar kalian tidak memandang ku sebagai bayang bayang"

Mereka semua terkekeh kecuali Nathan. Nathan tiba tiba saja bangun dan pergi dari sana. Mereka semua terdiam menatap kepergian Nathan.

Rachel tersenyum kecil dan menoleh kepada Ivar "aku benar kan? Dia menganggap ku Reina selama ini"

Ivar menyentuh punggung Rachel "maafkan Nathan ra"

Rachel tersenyum mengangguk. "Aku pinjam kunci kamarmu justin"

Justin menatap Rachel bingung namun ia memberikan kuncinya pada Rachel. Rachel langsung bangkit dan pergi dari sana.

"Ka mau kemana?! "

Rachel berbalik dan berteriak "menyelesaikan masalah! "

Ia melambaikan tangan nya dan kembali berlari. Rachel langsung masuk ke dalam lift dan menggunakan kartu justin. Setelah lift berhenti ia menuju kamar justin. Ia langsung masuk kesana.

Nathan terduduk diam menatap sebuah foto di tangan nya.

"Kembali teringat dengan nya nath?"

Nathan terkejut mendengar suara Rachel. Ia langsung berbalik menatap Rachel. "Kenapa kau bisa masuk?"

Rachel berjalan menunjukan kunci kamar milik justin ada padanya. Ia langsung meletakan kunci nya di meja.

"Kau kecewa?"

Nathan terdiam sedangkan Rachel tersenyum memandang Nathan.

"Aku benar bukan? Selama ini kau hanya menganggap ku Reina bukan Rachel"

Nathan langsung berdiri di hadapan Rachel. "Kau salah paham aku.. "

"Sikapmu menunjukannya nath"

Nathan kembali terdiam ia tidak tau bagaimana cara menjelaskan nya pada Rachel. Namun Rachel tiba tiba saja tertawa. Dan maju semakin mendekati Nathan sampai mereka berhadapan dekat.

"Aku akan pastikan kau akan melihat ku sebagai Rachel mulai hari ini nath"

Cupp...

Seketika mata Nathan membola ia terkejut dengan perlakuan Rachel. Nathan melihat ke arah Rachel yang memejamkan matanya. Ciuman sekedar menempel yang Rachel berikan. Baru saja Nathan ingin membalas Rachel menarik diri nya.

"Kenalkan nath, aku Rachel. Rachel anna"

Rachel menjauhkan badan nya dari Nathan. Rachel mengedipkan sebelah matanya dan pergi dari sana.

Nathan tercengang melihat kepergian Rachel.

Di depan pintu Rachel langsung menyentuh dadanya. "Kau gila ra"
Ia juga menyentuh bibir nya dan tersenyum Rachel langsung beranjak pergi ke kamarnya.

.
Nathan kembali duduk melihat foto Reina "maaf rei aku langsung melupakan mu ketika sampai di Indonesia, seharusnya aku tidak pernah kesini"

.
.
Keesokan harinya Rachel bangun dari tidurnya. Ia mengecek ponselnya ada pesan sini disana ia membuka nya.

Soni:
"Bisa membantu ku ke stadion hari ini ra? Tolong bantu aku liput di luar lapangan"

Rachel menghela nafasnya dan segera bangun. Ia langsung bersiap siap.

Setelah selesai Rachel langsung mengajak Michele turun untuk sarapan. Di bawah sudah ramai Rachel langsung berjalan mengambil makanan nya dan bersikap cuek pada orang orang disana.

Rachel sudah membawa tas dan juga kamera nya. Sambil makan Rachel melihat lihat foto di kamera nya.

Sedangkan Michele sibuk dengan ponsel dan buku nya. Kedua adik kakak itu sibuk dengan kegiatan nya masing masing. Tiba tiba kursi di samping Rachel ada menariknya.

Rachel menoleh dan tersenyum. Rafael dan Ivar sudah duduk disana.

"Dimana Justin?"

Rafael menoleh dan menunjuk orang yang baru saja datang memeluk Nathan di depan nya Rachel dan Michele tertawa melihat nya.

"Sudah berbaikan dengan nya?"

Pertanyaan Ivar membuat Rachel menoleh, "aku tidak pernah ribut dengan Nathan var. Kita baik baik saja"

Ivar tersenyum "kau jauh terlihat lebih santai sekarang"

Rachel tertawa kecil dan mengangguk "aku merasa lebih percaya diri dengan diriku sekarang"

Ivar mengelus kepala Rachel dan melanjutkan makan nya.

"Morning"

Justin datang dengan senyumnya duduk di samping Michele. Rachel tersenyum dan mencari keberadaan Nathan. Ia melihat sekeliling mencari Nathan.

"Mencariku ra?"

Tiba tiba saja Nathan muncul di belakang nya. Nathan menyuruh Ivar menggeser duduk nya. Ivar hanya menurut pada nathan.

Nathan memandang ke arah Rachel. Rachel pun memangku pipi nya memandang Nathan.

"Tidurmu nyenyak?"

Nathan mengangguk "makan lah"

Rachel tersenyum dan langsung menyantap makanan nya sesekali mereka mengobrol dan tertawa. Tempat makan yang di pilih rach dan Michele sedikit lebih private itu sebab nya ke empat pria itu ikut bergabung.

Rachel kembali menatap Nathan ia melihat saus pasta terkena sudut bibirnya. Rachel langsung mengambil tisu. "Nath.. "

Nathan menoleh melihat rachel. Tiba tiba saja Rachel menyentuh wajahnya dan mengelap bekas saus di sudut bibir Nathan.

Semua orang yang ada di meja itu terkejut dengan perlakuan rachel. Begitu pun juga Nathan ia hanya terdiam namun jantung nya berdetak kencang.

Rachel tersenyum di hadapan Nathan. "Habiskan makan mu, seorang atlet tidak boleh sakit. Aku juga tidak ingin orang yang aku sukai sakit"

Semua orang yang berada disana kembali terkejut Rachel sangat terus terang di hadapan mereka.

Nathan seolah tidak dapat berkata kata. Sedangkan Ivar dan Rafael tersenyum melihat nya. Mereka mengerti tujuan Rachel. Rachel ingin menjadi dirinya sendiri dan Nathan memandang nya sebagai Rachel bukan Reina.

Rafael dan Ivar membiarkan Rachel bersikap sesukanya pada Nathan, agar Nathan bisa terlepas dari bayang bayang Reina selama empat tahun ini.

Nathan pun merasakan jantung nya terus berdetak kencang. Ia sesekali menepis perasaan nya untuk Rachel namun sikap Rachel yang sekarang membuat Nathan bisa saja kehilangan kendali.

Tiba tiba Rachel berdiri dan membawa tas serta kamera nya. "Aku harus pergi sekarang, goodluck untuk match kalian"

Rachel melambaikan tangan nya dan berjalan tapi kemudian ia berbalik dan mencium pipi Nathan. "Goodluck nath"

Nathan menoleh dan melihat Rachel tersenyum di samping pipinya.
.
.
.
.
.




YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang