2

496 29 0
                                    

Rafael berdiri di depan lift sedari tadi ia melihat kearah wanita yang sedang berada di resepsionis. Wanita itu berjalan mendekat kearah nya. Rafael tersenyum dari kemarin ia ingin sekali menyapa wanita tersebut, namun ia selalu takut lepas kendali.

Wanita itu menoleh menghadap Rafael dan tersenyum. Senyuman yang sangat ia rindukan selama 4 tahun terakhir. Rafael menarik nafas nya dan mendekati wanita tersebut. "hei, Boleh aku tau siapa namamu?"

Wanita itu terkejut namun ia tetap ramah menyodorkan tangannya. Rafael menjabat tangan tersebut. "aku Rachel. Rachel Anna"

Rafael terdiam tersenyum menatap Rachel. Rasanya ia ingin sekali memeluk nya sekarang. Wanita itu Nampak sedikit menarik tangan nya membuat Rafael tersadar. "maaf aku hanya teringat pada seseorang"

Rachel tersenyum dan mengangguk. "adikmu kan?"

Rafael kaget Rachel mengetahui soal adiknya. Rachel melihat kebingungan di wajah Rafael dan tertawa kecil "aku kemarin bertemu ivar dia yang bilang. Oh ya perkenalkan ini adik ku Michele. Dan ya aku bukan adik mu kita berbeda"

Rafael tersenyum dan menjabat tangan Michele, Michele Nampak girang seorang Rafael bisa bersalaman dengan nya. "aku tau maaf ya membuat mu tidak nyaman"

Rachel menggeleng "tidak masalah, aku tidak keberatan"

Pintu lift terbuka mereka langsung masuk kesana. Rachel langsung meletakan kartu akses di pintu lift agar lift langsung tertuju pada lantai kamar nya. Rafael hanya diam melihat Rachel.

"kau tidak mengetap nya?"

Rafael tersenyum dan menggeleng "kita berada di lantai yang sama"

Rachel hanya mengangguk mengerti. "dengan ivar juga?"

Rafael mengangguk "kami satu kamar, ingin bertemu dengan nya?"

Rachel menggeleng namun Michele mengangguk excited membuat Rafael tertawa. Rachel langsung menginjak kaki Michele. "awww sakit ka"

Rachel berbisik pada Michele namun tetap tersenyum memandang Rafael "jangan buat aku malu tahan jiwa fangirl mu"

Michele berubah sedikit murung. Pintu lift terbuka Rafael keluar duluan di ikuti rachel dan Michele. Tiba tiba raafael berbalik kearah mereka. "tunggu disini aku akan memanggil ivar"

Rachel langsung mencegah Rafael ia menghentikan Rafael membuat Rafael terdiam "tidak usah tidak apaapa"

Rafael tersenyum "adik mu ingin bertemu kakak ku. Benar kan?"

Rafael memandang Michele yang mengangguk senang rachel hanya menghela nafasnya kesal. Rafael langsung masuk ke kamar nya tanpa menutup pintu nya.

Tak lama ivar keluar. Ia melihat rachel dan wanita lain disana. "hai kita bertemu lagi"

Rachel tersenyum melihat ivar. "kau menginap disini ra?"

Rachel mengangguk "aku ada pekerjaan disini selama seminggu, oh ya ini adikku Michele"

Ivar tersenyum melihat Michele dan menyodorkan tangan nya. "ivar apa aku boleh minta tanda tangan mu? Aku bawa jersey timnas. Aku merupakan fans timnas disini. Suatu kehormatan bisa ikut kakak ku bekerja disini"

Ivar dan Rafael tertawa kecil melihat Michele yang sangat bawel berbeda sekali dengan rachel. Mereka seperti melihat wajah reina di rachel dan sifat nya ada pada Michele.

Michele langsung mengobrak abrik tas nya mencari baju nya. Namun rachel langsung menahan koper nya "kita harus segera masuk kamar Michele"

Michele sedikit merengut. Ivar mendekati Michele dan mengelus kepala nya "kita akan bertemu nanti kakak mu pasti lelah sekarang. Aku dan Rafael akan menandatangani jersey itu."

Michele kembali berbinar. Rasanya rachel sangat malu adiknya benar benar keterlaluan. Rachel langsung merangkul Michele mungkin lebih tepatnya mempiting leher adik nya. "aku permisi dulu ya rafa ivar"

Rachel menyeret adik nya menuju pintu di ujung lorong, Michele menyempatkan diri melambaikan tangan nya pada mereka.

Ivar dan Rafael hanya tertawa melihat kelakuan dua kakak adik itu. Dan masuk ke kamarnya.

.

Di kamar rachel langsung menatap tajam adik nya "sumpah lo bikin gue malu Michele!!!"

Michele hanya menyengir menatap kakak nya, ia bangkit untuk membereskan barang barang nya. "kak kapan lagi dapet kesempatan emas begini?"

Rachel menoleh ke adik nya "gue ga mau tau pokonya jangan macem macem mulai besok. Atau kamu pulang ke apartermen"

Michele seketika diam ancaman kakak nya tidak main main. Rachel kembali melanjutkan pekerjaan nya.

Ponsel rachel bergetar di meja rachel melihat ponsel tersebut dan langsung mengangkatnya.

"ya halo son"

Rachel pergi ke toilet untuk menelfon. Michele menatap kepergian rachel. Ia langsung buru buru mencari jersey timnas nya. Michele bergerak perlahan kearah pintu dan membuka pelan pintu tersebut dan mengintip dari sana.

Lorong hotel sangat sepi belum ada tanda tanda para pemain keluar. Tiba tiba saja pintu ruangan sebelah terbuka Michele kaget melihat orang itu keluar. Sedangkan pria itu hanya menatap heran Michele. "mencari seseorang?"

Michele menggeleng. "kau pemain timnas?"

Pria itu mengangguk "aku baru bergabung dengan timnas"

Michele mengangguk. Tiba tiba seseorang kembali keluar dari kamar itu membuat Michele melotot ia terjatuh di depan pintu seakan badan nya lemas melihat idola nya di depan pintu. Kedua pria itu langsung membantu Michele berdiri. "kau tidak apaapa?"

Michele terus menatap pria tersebut. "Justin hubner...."

Pria bernama Justin itu tersenyum ia membantu Michele berdiri. Sedangkan pria satunya tersenyum melihat kelakuan fans Justin.

"kau mengikuti kami sampai kesini?"

Michele langsung menggeleng "aku menemani kakak ku bekerja disini"

Justin mengangguk. "sudah mengenal dia? Dia pemain baru disini."

Michele mengangguk, seketika ia mengingat pria itu. "Nathan kan? Aku pernah melihat di instagram Erick tohir"

Justin dan Nathan tersenyum. Michele mengintip sedikit ke dalam kamarnya ia belum melihat rachel. Michele berbicara pelan pada mereka. "maaf tapi apa aku boleh meminta ttd kalian? Aku harus cepat cepat karena kakak ku akan marah jika melihat ku seperti ini"

Justin tertawa bersama Nathan ia mengambil jersey tersebut dan menandatangani nya. Michele berbinar senang. "siapa namamu?"

Michele mendongak melihat Justin "aku Michele"

Justin mengangguk dan tersenyum ia menyerahkan jersey nya pada Nathan. Nathan menandatangi jursey tersebut. Saat Nathan sedang menandatangi jersey tersebut seseorang keluar dari pintu kamar Michele. "chel kan gue udah bilang!"

"kakak...."

Michele menatap takut rachel ia berlari kebelakang Justin.

"sini ga!"

Justin diam terpaku melihat orang di depan nya. Merasa di depan nya sedang ramai Nathan mendongak tangan nya seketika lemas ia menjatuhkan pulpen dan jersey tersebut.

"Reina..."

Rachel menatap bingung kedua pria di depan nya. Tiba tiba saja Nathan maju berjalan kearahnya dan memeluk nya. Justin dan Michele pun terkejut dengan kejadian tersebut. Rachel hanya terdiam dalam pelukan Nathan.

"aku merindukan mu rein"

.

.

.

.

Aku disini mau jelasin, untuk bahasa baku itu percakapan mereka pakai bahasa inggris ya, sedangkan non baku berarti Indonesia.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang