31

260 26 9
                                    

Nathan baru saja tiba di rumah sakit. Baju nya sudah berlumur darah rachel. Nathan seolah tak bisa menahan tangis nya. Ia sudah menghubungi semua keluarga nya.

Nathan menatap tangan nya yang penuh darah kekasih nya. Ia menunduk dan mencium tangan nya.

"Nathan!!"

Nathan menoleh melihat kakeknya memanggil nya. Nathan langsung berdiri dan memeluk kakeknya.

"aku gagal menjaga nya kek, bagaimana ini? Aku sangat takut kehilangannya"

Jhors mengelus punggung Nathan. Michele mendekat kearah ruang penanganan ia menutup mulut nya melihat keadaan kakaknya.

Ivar yang melihat itu pun menenangkannya. Ivar langsung membawa Michele dalam pelukannya. "ka aku tidak ingin kehilangannya"

Ivar terdiam. Ia mengelus punggung Michele. "dia akan baik baik saja, rachel orang yang kuat kan?"

Michele mengangguk dan terus menangis.

Nathan juga masih menangis di pelukan kakeknya. Romeo menghampiri Nathan dan menenangkan nya.

"bagaimana ini bisa terjadi nak?"

Nathan melepas pelukannya dan menceritakan semua nya pada romeo. Jhors sedikit terkejut mendengarnya. Ia langsung menelfon ajudannya untuk mencari tau pelaku penabrakan calon istri cucu nya.

Tak lama dokter pun keluar. Nathan langsung menghampiri dokter tersebut.

"dok bagaimana kondisi istriku?"

"kau suami nya? Bisakah kau tanda tangani ini? Aku harus mengoprasi di kepalanya karena ada benturan keras di kepala nya. Namun kau harus memikirkan ini matang matang. Jika operasi ini berhasil ini tidak akan menimbulkan efek apapun namun jika tidak..."

Dokter itu menghentikan kata kata nya. Nathan dan yang lain menatap dokter tersebut penuh Tanya.

"apa yang akan terjadi dok?"

Dokter tersebut menatap romeo yang bertanya padanya.

"pasien akan kehilangan ingatan nya atau mungkin akan mengalami mati otak"

Melinda seketika langsung jatuh mendengar nya. Nathan hanya menunduk menatap kertas di tangan nya.

Dokter tersebut menyentuh bahu Nathan. "aku tau ini berat namun kau harus mengambil keputusan ini cepat"

Nathan menatap dokter tersebut. Melihat Nathan yang ragu Michele mendekati Nathan dan menyentuh tangannya.

"ka, sejak awal aku menitipkan kakak ku padamu. Apapun keputusan yang kau ambil aku tau itu semua adalah yang terbaik untuk dia. Aku percaya rachel akan berjuang didalam sana ka. Dia sangat mencintaimu"

Nathan menangis dan menyentuh tangan Michele. Michele langsung memeluk Nathan disana. "kau kuat ka, aku tau itu rachel tidak akan meninggalkanmu"

Nathan mengangguk. Michele melepas pelukannya. Meskipun sedikit ragu Nathan pun menanda tangani surat tersebut dan menyerahkannya ke dokter.

Dokter langsung kembali kedalam dan segera melakukan operasi tersebut. Nathan berjalan mundur dan terduduk di kursi. Ia sengat lemas fikiran nya sangat kacau sekarang. Ia memegang kepala nya erat. Ivar yang melihat hal tersebut pun duduk di samping nya.

"jangan berfikir buruk nath aku percaya rachel akan baik baik saja. Kau istirahatlah pulang kau baru saja tiba di belanda"

Nathan menggeleng "bagaimana bisa aku meninggalkan dia sendiri disini var?"

Ivar mengelus punggung Nathan "ada aku dan yang lain. Pulanglah dengan kakek ayah dan ibu. Aku akan mengabari mu jika ada apaapa"

Nathan menatap ivar serius. Ivar tersenyum dan meyakinkan Nathan. Melinda yang melihat anak nya mulai tenang menghampirinya.

"ayo nak, kau harus istirahat dulu. Rachel akan sedih jika kau juga sakit"

Nathan bangkit dan pergi meninggalkan mereka semua. Romeo jhors dan Melinda mengikuti Nathan.

Ivar Michele masih menunggu disana dokter sedang berusaha menyelamatkan rachel. Michele terduduk tidak tenang disana. "ka kenapa lama ya?"

Ivar mengelus kepala Michele "kita doa yaa semoga rachel baik baik saja di dalam"

Michele mengangguk dan merapalkan tangan nya di depan dada. Ivar yang melihat itu pun tersenyum. Sesungguhnya ia juga sangat mengkhawatirkan rachel didalam sana namun apa boleh buat ia hanya bisa berdoa disini.

.

Nathan baru saja sampai rumah nya ia langsung masuk ke kamar nya. Melinda romeo dan jhors yang melihat itu hanya terdiam memandang Nathan.

"aku takut hal itu akan terulang dad"

Romeo mengelus lengan Melinda "jangan berfikir seperti itu"

Melinda menggeleng "aku tidak tau akan sehancur apa Nathan kalau sampai rachel ada apaapa"

Jhors menarik nafas nya berat. "dia akan baik baik saja, dia bisa melawan ku berati dia sangat kuat dan sudah pasti bisa melewati masa kritisnya."

Melinda mengangguk dan masuk ke kamarnya. Romeo ingin mengikuti Melinda namun jhors menahan nya.

"ikut ke ruangan ku"

Romeo menatap heran jhors yang terlihat serius. Jhors sudah duduk di bangku nya. "cari tau tentang orang di cctv ini. Aku sudah mendapat rekaman nya"

Jhors memberikan rekaman cctv pada romeo. Romeo melihat hal itu dan terkejut. "aku akan mencari taunya dad"

Jhors mengangguk romeo pun pergi dari sana.

.

Di kamar Nathan sudah merebahkan diri nya terlalu lama menangis sampai membuat nya tertidur. Nathan sedikit gelisah dalam tidur nya.

Ia melihat seorang wanita di mimpinya Nathan mencoba menyentuh wanita itu. Ketika berbalik wanita itu tersenyum "rachel?"

Wanita itu menggeleng "aku reina nath"

Nathan terkejut dalam mimpinya. Ia menyentuh tangan reina.

"maafkan aku rei, maaf karena aku mencintai nya"

Reina tersenyum dan mengelus wajah Nathan, membuat Nathan menatap nya.

"boleh aku membawa nya bersama ku nath?"

Seketika Nathan menggeleng kencang. Peluh keringat membahasahi dahi nya.

"jangan rei aku mohon, aku sangat mencintainya. Aku tidak bisa kehilangannya rei aku mohon!"

Reina hanya tersenyum dan terus mundur dari Nathan. Nathan berusaha menggapai reina namun reina sulit untuk di gapai.

"aku bersyukur kau bahagia nath.."

Nathan menggeleng "tolong jangan bawa dia rei aku mohon!!"

Reina tersenyum dari jauh sedangkan Nathan terus menangis dan memanggil nama rachel.

"rachel aku mohon jangan pergi. RACHEL!!!!"

Tiba tiba saja Nathan terbangun ia langsung duduk di kasur nya ia langsung menangis tersedu sedu. Ketika sadar ia langsung mengambil jaket nya dan membawa kunci mobil nya. Ia merasa tidak tenang ada di rumah sekarang.

Di sisilain.

Para dokter sedang berusaha menyelamatkan rachel. Detak jantung rachel tiba tiba melemah. Para dokter dan perawat disana sedikit kewalahan.

"tekanan jantung nya terus menurun dok"

Dokter langsung mengambil alat pacu jantung disana. Berulang kali dokter melakukan namun tidak ada perubahan dari nya.

Tiiiiittttt............

Garis lurus terpampang dalam layar monitor jantung rachel terhenti seketika pada malam itu.

.

.

.

.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang