19

265 21 3
                                    

rachel dan Nathan sudah berada di dalam mobil nya Nathan. Nathan sesekali tersenyum dan mengelus tangan rachel. Nathan mengarahkan mobil nya pada rumah yang ia beli dengan reina.

Setelah sampai Nathan langsung turun dari mobil. Rachel menatap heran rumah di depan nya. "rumah siapa ini nath?"

Nathan tersenyum ia menggandeng tangan rachel masuk. Ia membuka pintu nya. Rachel terperangah melihat dalam rumah tersbut. Rumah yang cukup luas dan memiliki taman belakang.

Nathan mengajak rachel duduk di kursi. Rachel menatap Nathan yang tengah gusar. "ada apa nath?"

Nathan menyentuh kedua tangan rachel. "aku mau memberitahu mu sesuatu tapi berjanjilah kau jangan marah. Aku tidak ingin menyembunyikan hal apapun darimu"

Rachel tersenyum dan mengelus tangan Nathan. "cerita lah, ada apa?"

Nathan menarik nafasnya dalam. Ia langsung menatap rachel.

"ini adalah rumah yang aku beli dengan reina."

Rachel sedikit terkejut, ia ingin menarik tangannya namun Nathan menyadari itu langsung mengencangkan genggamannya.

"ra, aku minta maaf. Dulu kakek sangat membenci reina, kau tau itu kan? Aku mengajaknya untuk pergi dan akhirnya aku membeli rumah ini untuknya. Aku tau kau pasti merasa sakit sekarang. Namun aku juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan rumah ini ra. Percayalah rumah ini tidak memiliki banyak kenangan indah."

Rachel terdiam, ia mencoba mencerna apa yang sudah Nathan katakana "nath, kakek meminta kita untuk menikah. Lalu apa planning mu setelah menikah?"

Nathan terdiam. Ia sebenarnya juga belum memiliki planning banyak karena ini semua sangat mendadak. Melihat Nathan terdiam rachel tersenyum. "baiklah aku ganti pertanyaannya. Apa planning mu ketika pensiun dari sepakbola ini?"

Nathan Nampak berfikir, "aku memiliki keinginan untuk membuat sekolah sepak bola di belanda ra, namun entahlah. Setelah aku masuk timnas Indonesia aku ingin menetap disana, bermain di klub Indonesia dimasa tua ku. Dan mengembangkan sekolah sepak bola disana."

Rachel tersenyum ia mengelus kembali tangan Nathan. "kalau begitu biarkan rumah ini seperti biasanya. Sesekali kita akan pulang ke rumah ini. Kita buat beberapa planner untuk kedepan nya ya. Aku ingin menghabiskan masa tua ku disini nath"

Nathan tersenyum dan mengangguk ia maju memeluk rachel "berjanjilah jangan pernah meninggalkanku ra. Aku sangat takut kehilanganmu"

Rachel mengangguk. Ia melepaskan pelukannya. "ayo kita bersihkan rumah ini"

Nathan pun berdiri mengajak rachel. Rachel menggulung rambut nya berantakan dan membantu Nathan membersihkan debu debu di rumah tersebut. Mereka berdua membersihkan rumah tersebut sesekali mereka bercanda dan tertawa sangat terlihat sekali kebahagiaan dari mereka berdua.

.

Di rumah Nathan. Michele sudah terbangun dari tidurnya. Ia turun ke bawah dan melihat jhors Melinda dan romeo duduk. Ia mencari rachel yang tidak berada disana.

"tante apa kau melihat rachel?"

Melinda tersenyum ia menggeser duduk nya "sini duduk nak, Nathan membawa nya pergi pagi tadi aku juga tidak tau kemana Nathan langsung menarik nya"

Michele memanyunkan bibir nya. Nathan sering sekali menarik rachel pergi dari dirinya. "om mau pergi?"

Michele menatap romeo yang terlihat sudah rapih dengan baju olahraga nya bersama jhors. "ya aku ingin bermain tenis. Mau ikut?"

Michele mengangguk. "aku ganti baju dulu"

Michele langsung kabur ke kamar nya. Sedangkan Melinda dan romeo tertawa melihat tingkah Michele. "kenapa kau mengajaknya?"

Romeo menatap jhors, "kasihan dia jika di rumah saja"

Jhors hanya menghela nafasnya kasar. Tak lama Michele turun dengan pakaian olahraga khas Indonesia. Jhors menatap Michele sebal "kau akan bermain tenis menggunakan baju itu?"

Michele mengangguk "aku tidak punya baju tennis kek"

Jhors menghela nafas nya. Ia langsung pergi meninggalkan Michele. Michele seketika bersedih menatap pakaiannya. "om sepertinya aku tidak jadi ikut, aku takut membuat kalian malu"

Romeo yang melihat Michele bersedih langsung merangkul nya. "tidak apa ayo."

Romeo dan Michele masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil Michele terdiam. Saat di perjlanan tiba tiba saja jhors meminta romeo berhenti di toko olahraga dekat lapangan tenis. Ia turun dari mobil diikuti romeo dan Michele. Mereka mengikuti jhors berkeliling.

Jhors menatap kebelakang mencari Michele, Michele yang merasa di perhatikan hanya terdiam. Jhors memanggil karyawan disana. "carikan baju tenis untuk nya"

Romeo dan Michele terkejut. Michele menatap romeo, romeo hanya tersenyum dan mengangguk meminta Michele mengikuti pelayan tersebut. Setelah menunggu beberapa saat Michele keluar dengan pakaian tennis nya. "waaw kau terlihat cantik"

Michele tersenyum di puji oleh romeo. Jhors langsung bangun dan pergi ke kasir. Michele yang melihat itu langsung mengejarnya. Jhors membayar pakaian yang di beli oleh Michele. Michele tersenyum melihat nya.

Mereka semua pun sudah kembali ke mobil nya. Michele tiba tiba saja memajukan kepala nya ke tengah romeo dan jhors. Jhors sedikit terkejut melihat tingkah Michele "kek terimakasih untuk bajunya"

Jhors hanya berdehem mengalihkan pandangannya kearah luar. Michele dan romeo tersenyum. \

Tak lama mereka pun sampai di lapangan tenis, sudah ada rekan jhors dan romeo disana. Jhors dan romeo menyapa mereka. "akhirnya kalian datang juga. Siapa wanita ini?"

Romeo terdiam jhors langsung menatap Michele "dia cucuku"

Michele terkejut namun ia merasa senang jhors mengakuinya cucu. Rekan jhors mengajak nya bersalaman ia menyambutnya dengan hangat. "ayo kita main kebetulan sekali aku juga membawa putriku"

Jhors mengangguk ia mengambil raket tenis nya dan menghampiri Michele. "kau bisa bermain? Dia sangat jago aku belum pernah mengalahkannya"

Michele mengangguk pasti "kakek tenang saja aku tidak akan mempermalukan mu"

Jhors dan Michele maju ke lapangan romeo tersenyum melihat pemandangan tersebut. Ayahnya yang terlihat garang kembali melunak. Pertandingan berlangsung seru. Jhors dan Michele menang dengan poin unggul. Jhors merasa senang ia memeluk Michele disana.

Romeo yang melihat keakraban tersebut memfotonya. Mereka pun kembali ke pinggir lapangan. "jhors cucumu bisa menjadi seorang atlit sepertinya dia sangat jago"

Jhors tersenyum senang merangkul Michele "tentu saja dia cucuku, mulai sekarang ia akan membantuku melawan kalian"

Mereka semua yang berada disana pun tertawa. Michele merasa terharu dan merasa senang dalam waktu yang bersamaan. Ia terus memandang jhors yang selalu merangkul nya.

Romeo mengelus kepala Michele yang terlihat terharu melihat ayahnya. "selamat sayang, kau berhasil"

Michele mengangguk tersenyum melihat romeo.

.

.

.

.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang