26

199 17 2
                                    

Keesokan pagi nya rachel sudah terbangun. Ia melihat Nathan yang masih tertidur di sampingnya. Ponsel Nathan bergetar terlihat nama ivar disana. Rachel pun mengambil ponselnya dan mengangkat telfon tersebut.

"halo var? Nathan masih tidur, baiklah aku akan keluar"

Rachel langsung bangkit dan menuju pintu keluar. Rachel membuka kan pintu untuk ivar masuk.

"tidur mu nyenyak ra?"

Rachel mengangguk dan tersenyum, ivar melihat Nathan yang masih tertidur disana. Ivar pun menyerahkan tote bag yang ia bawa untuk rachel "Nathan menyuruh kami membeli nya semalam"

Rachel menghela nafasnya "maaf jadi merepotkan kalian"

Ivar tersenyum "tidak masalah kau calon kakak ipar kami sekarang"

Rachel tersenyum dan menepuk bahu ivar. "kau tidak membangunkan nya ra?"

Rachel menggeleng "dia terlihat sangat lelah aku tidak tega, apa kalian harus berkumpul?"

Ivar mengangguk "aku akan bangunkan dia, kau mau mandi kan? Pergilah"

Rachel pun mengangguk dan meninggalkan mereka berdua. Ivar mendekati Nathan dan menepuk bahunya. "nath bangunlah kita harus sarapan dan olahraga"

Nathan mengeluh ia meraba tempat disamping nya yang sudah kosong. Nathan membuka sedikit matanya, ia terkejut ternyata ivar lah yang membangunkan nya. "dimaana rachel?"

Ivar tertawa "mandi"

Nathan mengusap wajahnya dan merenggangkan badan nya. "mana dompet ku?"

"dengan Rafael"

Nathan mengangguk ia membuka ponsel nya dan melihat mbanking di ponsel nya. "yatuhan, kalian belanja apa semalam?!"

Ivar tertawa keras "tanyakan itu pada rafa dan Justin, aku hanya membeli 1 baju dan baju rachel"

Nathan mengusap wajahnya kasar. "dia benar benar keterlaluan"

"sesekali pada adikmu nath apa salahnya"

Nathan memandang ivar sinis "kau tau? Rafa sangat suka meminta uang padaku dia diam diam memalakku var"

Ivar tertawa dia sudah tau kelakuan Rafael dia memang suka memalak kakak kakaknya. "temui saja dia nanti, kau akan langsung pulang ke belanda setelah match ini?"

Nathan mengangguk "aku ingin berlibur tapi sepertinya mempersiapkan pernikahan ku jauh lebih penting"

Ivar mengangguk "mau ku bantu?"

Nathan tertawa kecil, "kau memang tidak ingin berlibur?"

Ivar menggeleng "Bernice mengajak ku langsung pulang ke belanda mungkin setelah aku menyelesaikan disini"

Nathan mengangguk, tak lama rachel keluar dari kamar mandi. "kau masih disini var?"

Ivar mengangguk "ya menunggu Nathan"

Rachel berjalan duduk di meja rias dekat ivar "apa noa masih disini?"

Ivar mengangguk, "sarapan lah dengan noa ra, aku rasa ia menunggu mu tadi di kamar Rafael"

Rachel mengangguk, ia langsung berbalik untuk memakai sedikit riasan agar tidak terlihat pucat. Ivar dan Nathan memperhatikan rachel yang memakai lipbalm nya. "kau sudah cantik kenapa harus dandan?"

Rachel menoleh menatap ivar, tiba tiba saja bantal melayang mengenai ivar. "jangan coba coba memandangi istriku"

Ivar terkejut dan langsung memandang nya "calon istri nath, lagipula aku hanya melihat nya sebelum kalian menikah"

Rachel tertawa dan menggeleng "sudahlah ayo, aku ingin bertemu noa"

Rachel langsung bangkit dan mengambil tas nya. "aku akan cuci muka dulu kalian tunggu disana. Babe tolong ambilkan dompetku di rafa"

Rachel mengangguk dan keluar bersama ivar. Ivar mengetuk pintu kamar Rafael, tak lama noa membuka pintu kamar nya. "aku sudah menunggu mu ra, ayo"

Rachel mengangguk namun ia teringat "sebentar no, aku ingin mengambil dompet Nathan"

Noa mengangguk dan mengikuti rachel. "raf mana dompet Nathan?"

Rafael menunjuk meja nya. "Nathan belum bangun?"

"sudah dia sedang cuci muka sebentar lagi juga datang. Aku duluan ya"

Noa dan rachel pun pergi. Mereka sempat berpapasan dengan Nathan namun Nathan ingin menemui adik nya terlebih dahulu.

"sudah nath? Ayo"

Rafael langsung mengajak Nathan turun. Namun Nathan hanya berjalan dan duduk di kasur. Rafael berbalik memandang Nathan setelah itu Nathan langsung melempar bantal kearah nya.

"kau belanjakan apa uang ku?"

Rafael yang awal nya ingin marah langsung menyengir kuda. "Justin yang menggunakannya dia berbelanja tas"

Nathan menghela nafasnya. Tepat sekali pintu kembali terbuka Justin masuk kedalam. Melihat Justin yang datang Rafael langsung mendorong nya. "ini pas sekali dia datang"

Justin yang bingung menoleh ke arah Rafael namun Rafael langsung kabur menarik ivar. Justin pun menatap Nathan yang berjalan kearah nya. Justin yang mulai mengerti soal dompet Nathan semalam langsung memeluk nya dari samping dan mengajak nya keluar.

Sedangkan Nathan hanya memandang Justin sebal. Sampai tempat makan Justin masih memeluk Nathan. "sampai kapan kau akan memeluk ku?"

Justin melepas pelukannya dan tersenyum "kau tidak marah kan? Aku hanya membeli tas, sisanya Rafael yang gunakan"

Nathan menghela nafasnya dan memilih mengambil sarapan disana. Nathan menelisik seluruh restaurant dan ia pun menemukan rachel dan noa dan juga kedua adiknya yang sudah berada disana.

Nathan menarik kursi di samping rachel. Rachel menoleh dan tersnyum melihat Nathan.

"rapihkan rambutmu ketika turun sayang"

Rachel menyisir rambut Nathan dengan tangan nya. Sedangkan Nathan hanya diam memandang wajah kekasihnya, begitu pula yang lain hanya diam memperhatikan mereka berdua.

"woow tak bisakah kalian bermesraan di meja lain? Kekasih ku sedang di kurung kakeknya Nathan di belanda sekarang"

Justin yang baru saja tiba di samping Nathan langsung menyindir. Nathan yang mendengar itu langsung mendorong bangku Justin. "kau saja yang pergi sana"

Justin pun memandang Nathan sebal "lihat lah calon suami mu ra, aku tidak menyangka akan mempunyai kakak ipar sepertinya"

Rachel dan yang lainnya tertawa sedang kan Nathan hanya memandang sinis Justin. "aku belum memberi mu restu dengan adik ku omong – omong. Mungkin sekarang kau harus minta restu Nathan. Karena Michele menjadi adiknya yang paling kecil"

Omongan rachel membuat semua orang tertawa. Tapi tidak dengan Justin yang langsung merengut. "dengar itu kau harus baik baik dengan ku"

Rachel tertawa mengelus lengan Nathan yang mulai berani menggoda Justin. Rachel mengecek ponsel nya yang bergetar. "nath aku harus pergi, sepertinya aku akan sibuk akhir akhir ini. Soni meminta bantuan ku. Jika sempat sesekali aku akan menemuimu"

Nathan mengangguk "hati hati babe"

Rachel tersenyum ia bangkit dari kursinya dan melambaikan tangannya pada yang lain. Tak lupa ia berjalan ke belakang Nathan dan mencium pipi Nathan. Nathan yang mendapat perlakuan tersebut pun tersenyum. Rachel pun langsung pergi dari sana.

"kalian semakin romantis"

Nathan tersenyum menatap noa, ia juga merasakan hal tersebut. Setelah berpisah lama membuat Nathan semakin mencintai kekasihnya tersebut. Perasaan nya pada rachel tidak pernah berkurang sedikit pun.

.

.

.

.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang