"Udahlah Tzu, mungkin ka Sana lagi bed rest."
Tzuyu dari tadi hanya bisa menatap ponselnya dengan sedih. Helaan nafas kasar berulang kali keluar dari mulutnya.
Sana menghilang seharian, bahkan dari malam tadi.
"Tapi dia gak ada ngucapin gue sama sekali Chaengg, padahal dia pasti liat beritanya kalo gue debut solo."
"Ya iya sihh tinggal ka Sana doang yang belum bikin SG, di tunggu aja deh Tzu."
Tzuyu semakin lemas, pacarnya pasti masih marah sampai sekarang.
"Bingung juga gue harus gimana lagi."
"Lo udah samperin ke apartnya?"
Tzuyu menjawab dengan gelengan kepala.
"Kenapa gak lo samperin?"
"Chat gue aja gak di bales dari semalem Chaengg, gue gak yakin dia nerima gue di apartnya."
Kali ini giliran Chaeng yang menghela nafas kasar. Permasalahan antara Tzuyu dan Sana selalu berhasil membuatnya ikutan pusing.
"Yaudah seengaknya lo effort samperin dia dulu, cewek tuh suka di bujuk, suka di rayu Tzu."
"Tapi Sana marahnya silent treatment Chaeng. Gue bingung gimana cara bikin dia gak marah."
"Goblok, ya pantes ka Sana seneng fanservice sama Dahyun."
"Kok lo gitu sihhh?" tanya Tzuyu gak terima.
*
"Kan apa gue bilang, pasti dia gak mau nerima gue Chaeng."
"Ya lo rayu dia lah bego. Gue seriusan Tzu, lo bego bangett asli."
Chaeng dan Tzuyu sedang ada di apart Sana. Sesuai dugaan, Sana ternyata mengunci dirinya di kamar dan hanya ada Mina di ruang tamu sedang bermain game.
"Tadi dia keluar kok, makan abis itu balik ke kamar lagi. Kalian masih berantem?" tanya Mina, matanya menatap lurus ke arah tv.
Dia malas kalo harus ngeliat Chaeng yang berdiri disana dengan pakaian rumahan yang menggemaskan.
"Lo tau dimana ka Sana nyimpen kunci cadangan gak ka?"
"Cuma manager unnie yang tau."
Tiba-tiba ide cemerlang terlintas di otak Chaeng. "Mending lo ketuk pintunya Tzu, panggilin terus sampe dia risih."
"Kalo dia makin marah?"
"Ya derita lo."
Mina mati-matian menahan tawanya, selera humornya akhir-akhir malah jadi anjlok.
"Coba dulu aja Tzu kata Chaeng."
Daripada ikut ide Chaeng, Tzuyu memilih untuk duduk di sofa sebelah Mina.
"Kok bisa ya dia semarah itu, padahal dia juga foro bareng tuhh sama yang kayak om-om."
"Ya-ya iya sih."
"Manaan dia liatin Sana kayak gitu, Sana juga liatin dia. Gue cuma foto sama Elkie, temen lama gue aja dia sampe segitunya."
Chaeng ikut duduk di sebelah Tzuyu. "Huhh, inget Tzu. Ka Sana marah juga karna lo gak peka pas di panggung, bukan cuma karna Elkie aja."
"Sana belum ngucapin lo di SG ya Tzu?" tanya Mina.
"Belum ka."
"Tinggal dia doang nih. Jujur aja gue juga nungguin. Soalnya ultah lo aja dia gak ngucapin di sg."
"Emang kam— eh emang lo ngucapin ka?" tanya Chaeng, karna dia gak ingat Mina ngucapin ulang tahun Tzuyu.
"Lupa juga sih gue ngucapin apa enggak waktu itu."
"Eh pada disini?"
Perhatian mereka teralihkan dengan sosok yang baru aja muncul memasuki apart Sana.
"Loh ka Nay ngapain kesini?" tanya Chaeng.
"Gue janjian sama Sana mau drakoran, kenapa kaget banget gitu liat gue dateng?"
"Oh udah janjian, terus mau nonton dimana? Kan tv nya di pake ka Mina main game."
"Ya di kamar lah, dari kemaren juga gitu. Yakan Min?"
"Yoii ka Nay."
Tzuyu dan Chaeng memperhatikan Nayeon yang mulai berjalan mendekati pintu kamar Sana.
Tok tok tok.
"San, ini gue Nayeon. Jadi drakoran kan?"
Suara kunci terdengar, Sana benar-benar mempersilahkan Nayeon untuk masuk ke kamarnya.
Hal itu membuat Tzuyu dan Chaeng hanya bisa diam.
"Bener-bener sulit ini Tzu, cabut ah gue."
"Woyy mau kemana Chaeng, kok gue ditinggal."
Mau gak mau akhirnya Tzuyu mengejar Chaeng meninggalkan apart Sana.
Gagal sudah rencana hari ini untuk berbaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Wanna Be With You
FanfictionSana harus tahan menghadapi pacarnya yang cuek dan gak peka demi kebaikan Twice *Cerita ini up kalo ada momen di Twice yang pas