"Lo seriusan belum di hubungin lagi sama Tzuyu?"
Sana menggelengkan kepalanya dengan lemah.
Perbedaan jadwal antara keduanya membuat hubungan mereka semakin renggang.
"Gue butuh waktu berdua sama dia Mo. tapi kapan ya kita bisa punya jadwal sama anak-anak full team lagi."
"Lah mau berdua tapi nunggu anak-anak full team, gimana ceritanya."
"Ya kalo cuma jadwal gue sama Tzuyu yang bareng juga gak mungkin dia mau ngobrol sama gue."
"Iya juga sih, terus gimana?"
Sana menghela nafasnya pelan. Kehadiran Momo malah membuatnya semakin tertekan.
"Gue juga baru tau kegiatan individu dia di luar ruangan, kayak layanan public gitu masa."
"Kerja keras banget tuh dia, dan lo bego gak apresiasi dia waktu pertama kali pengumuman dia debut solo."
Mengingat hal itu, Sana kembali merasa sedih dan bersalah.
"Gue harus ketemu dia Mo. Tolong bantuin gueeee." Sana memohon sambil menggoyangkan tubuh Momo, perempuan berponi itu hanya bisa pasrah dan mengiyakan keinginan Sana.
"Iya deh, daripada lo tantrum. Makin pusing aja gue ngurusin lo yang lagi semi ngejanda."
"Kok lo gitu sih Mo."
"Ya abisan lo sama Tzuyu kayak orang udah berumah tangga. Tinggal bareng, kemana-mana anter jemput, orang tua udah saling kenal, tapi kalo berantem pasti balik ke apart masing-masing, di tempat kerja kayak orang asing. Dasar gak professional."
"Tapi Tzuyu duluan yang diemin gue Mo."
"Ya Tzuyu orangnya emang pendiem goblok, lo berharap apa lagi? Lo berharap dia ngerayu lo dimanapun lo berada gitu?"
"Ya gak gitu."
"Lagi juga San, Tzuyu tuh udah banyak berubah demi lo. Dia mulai gak secanggung itu kan kalo di panggung, lo juga pasti tau kan kalo dia sempet nyariin lo pas konser terakhir kita di Jepang itu."
"Nyariin gue tapi gue liat dia asik banget tuh foto sama temennya."
Untuk yang keselian kalinya Momo merasa frustasi ngobrol sama Sana. "Astaga, dia nyariin lo San. Dia foto sama temen-temennya juga karna udah janji, disitu juga ada nyokapnya. Lo cemburu pasti kan?"
"Gak tuh."
"Jelas lo cemburu, soalnya lo bales Tzuyu dengan foto pose kayak gitu sama Miyeon."
Gotcha!
Sana langsung bungkam.
"Gue balik ah, mending kalo lo masih mau pertahanin hubungan lo sama Tzuyu sekarang juga chat dia."
"Kenapa?"
"Karna setelah ini kita super sibuk, Tzuyu juga sibuk sama solo nya. Gue sendiri gak yakin punya waktu sama Dahyun, apalagi lo yang hubungannya lagi ngambang."
Merasa omongan Momo ada benarnya, Sana langsung mengambil ponselnya dan mengirim pesan untuk Tzuyu.
"Sayang semangat kerjanya. Aku pulang ke apart kamu ya nanti, kamu gak usah makan di luar biar aku masakin. Can't wait to see u bby."
Sana membaca pesan yang dia ketik sebelum benar-benar di kirim.
"Ah masa gini Mo? Masa gue kesannya kayak gak terjadi apa-apa sama hubungan gue sih."
Momo ikut membaca pesan yang sana ketik di ponselnya.
"Goblok, eh ya tapi lo emang gitu sih San. Suka bersikap seolah kalian gak ada masalah, tapi lo langsung cari masalah baru lagi. Alias dasar ulerrrr."
"Dah ya gue balik San. Good luck, jangan lupa di kirim chatnya. Gue cuma bisa bantu doa."
Secepat kilat Momo mengambil tasnya dan pergi dari apart Sana, bukan apa-apa tapi dia takut Sana menahannya dan minta bantuin masak untuk Tzuyu.
"Kok ada temen kayak gitu sih anjir anjirr." Sana geleng-geleng kepala melihat tingkah Momo yang meninggalkannya sendirian.
Di lihatnya lagi pesan yang belum juga dia kirim, ada rasa sesak saat ingat Tzuyu pernah mengusirnya dari apart.
"Gak akan aku biarin kamu pergi dari aku Tzu. Aku cuma sayang kamu, kamu milik aku."

KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Wanna Be With You
ФанфикSana harus tahan menghadapi pacarnya yang cuek dan gak peka demi kebaikan Twice *Cerita ini up kalo ada momen di Twice yang pas