Fanmeet

348 47 15
                                    

"Astaga Tzu aku gak sengaja sayanggg."

Tzuyu masih asik dengan ponselnya, sementara disampingnya ada Sana yang terus membujuknya.

"Iya Tzu, sumpah gue juga liat kalo ni orang kebablasan dikit. Mana mungkin dia ada rencana buat cium rivalnya sendiri."

Kali ini Momo ikut membantu, karna dia salah satu orang yang melihat kejadian itu di depan mata.

Tzuyu lagi marah karna Sana yang gak sengaja cium bibir Nayeon tadi.

"Huh lagian ka Naya juga ngapain deh tiba-tiba mau nyosor lo ka." Chaeng ikut nimbrung.

"Ya mana gue tau Chaeng, itu orang ada aja gebrakannya."

"Lo juga sama aja, dipancing dikit langsung nyosor. Dasar uler."

Gak lagi belain Sana, Momo langsung mendapat tatapan tajam dari orang di depannya itu.

Merasa terganggu, Tzuyu menatap kesal ke orang-orang yang bikin ribut di ruang istirahat mereka. "Ck, udah deh kalian mending keluar aja. Ganggu gue mau me time tau gak."

"Aku keluar tapi kamu jangan ngambek lagi."

"Emang kamu tau salah kamu apa?"

"Tau, karna aku gak sengaja cium bibir Nayeon tadi kan?"

Tzuyu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum miring. "Aku udah duga pasti kamu anggep itu gak akan nyakitin hati aku."

Daripada harus nangis diacara yang udah mereka tunggu-tunggu, Tzuyu akhirnya pergi meninggalkan ruangan untuk mencari ketenangan.

Sana hanya bisa diam mematung, dia bingung ada apa dengan Tzuyu nya.

"Ka Sana gak sadar kah?"

"Gue bingung Chaeng, emang gue ngapain sih sampe dia kayaknya sedih gitu?"

Momo dan Chaeng saling lirik seperti memberi kode untuk siapa yang harus menyadarkan kesalahan Sana.

"Gue serahin ke ka Momo aja deh, lo kan pacarnya dia ka, ya walaupun lagi break... jadi mending kalian berdua aja yang ngobrol deh, gue mau kejar Tzuyu."

Chaeng buru-buru keluar sebelum Momo bisa menahannya.

"E-emm gini San."

"Kenapa Mo? Lo tau kenapa Tzuyu kayak tadi?"

"Karna tadi lo peluk-peluk Dahyun pas nangis, lo keliatan kayak pacar yang lagi nenangin ceweknya biar gak sedih lagi. Padahal Tzuyu di samping kalian loh." Momo langsung to the point, karna setelah ini dia juga harus mengurus hubungannya sendiri.

"Tapi gue begitu kan karna Dahyun disamping gue, dan dia juga sering lakuin hal yang sama kalo gue nangis."

"Intinya Tzuyu cemburu San. Mau gimanapun, Dahyun itu mantan lo. Jujur aja gue juga sedikit cemburu liat kalian kayak gitu."

"Kenapa sedikit? Lo udah gak sayang dia?"

Momo menggelengkan kepalanya. "Entah, semenjak dia boongin gue itu rasanya aneh. Gue udah gak begitu tergila-gila lagi sama dia."

"Tapi kalian masih pacaran?"

"Lagi break. Ish ini kita lagi bahas lo sama Tzuyu ya monyett, gak usah ngalihin pembicaraan."

*

"Gakpapa ya, lo pasti lagi mens kan? Cewek emang gampang baper sama suatu hal kalo lagi datang bulan."

"Tapi gue sakit hati banget ka."

"Ya begitulah hidup Tzu, apalagi kalian ini idol. Kota idol, dan harus kasih fan service juga untuk penggemar. Anggap aja Sana tadi lagi lakuin fan service ya."

Tzuyu sedang bersama Mina di balkon, dan itu pertemuan tanpa sengaja. Karna saat Tzuyu datang ternyata Mina udah lebih dulu ada disana sambil mendengarkan musik.

"Kalo lo sendiri kenapa milih sendirian disini ka?"

"Lo pasti tau jawabannya Tzu."

"Chaeng?"

"Iyaa."

Ada jeda beberapa menit karna Tzuyu bingung, dia ngerasa gak enak kalo nanya-nanya lebih jauh tentang perasaan Mina.

"Gue capek harus lakuin fan service sama dia Tzu." ucap Mina tiba-tiba membuka kembali obrolan mereka.

"Kenapa emang ka?"

"Lo tau gue belum bisa move on dari dia kan? Tapi akhir-akhir ini gue diatur supaya bisa kayak dulu lagi sama dia. Gue... berasa simpenannya."

"Lo hebat ka, lo profesional banget. Gak kayak gue sama Sana yang sering baperan, gue jadi sadar deh sekarang gara-gara lo. Makasih ya ka Mina."

"Yaudah lo samperin Sana dulu aja Tzu. Kalo ada yang nyariin gue bilang aja gue lagi telfon Mama ya."

"Siap ka. Gue pergi dulu ya, nanti gue balik lagi buat nemenin lo disini ka."

"Santai Tzu."

Dari balik tembok, Chaeng langsung putar balik. Dia udah daritadi menguping pembicaraan Tzuyu dan Mina di balkon.

"Jadi Minari risih ya?"

*

"Kan gue udah bilang, intinya gue gak ikut-ikutan. Lagian kenapa sih lo malah cium Nayeon begooo."

"Ya gue kelepasan anjir, niat gue cuma iseng aja ladenin dia. Ternyata kesosor."

Jeong menghela nafasnya kasar. Dia dari tadi mendapat keluhan dari Nayeon, dan sekarang malah harus dengerin Sana curhat karna diambekin Tzuyu.

"Terus sekarang lo gak cari Tzuyu?"

"Enggak, dia kalo lagi marah gak akan bisa dibujuk. Mau gue samperin juga nanti gue diusir atau ditinggalin."

"Dia marah karna ciuman gak senagaja itu?"

"Karna Dahyun juga, dia lebih cemburu sama Dahyun sih kayaknya daripada gue ciuman sama Nayeon."

"Ya iyalah, gue aja gak cemburu Naya lo cium gitu."

"Itu mah hubungan kalian aja yang aneh." cibir Sana.

"Seengaknya hubungan gue gak kayak kalian San. Baru aja manis banget peluk-pelukan, main game bareng. Sekarang perang dingin."

"Berisik lo."

Pintu ruang istirahat tiba-tiba terbuka, Tzuyu dengan senyum manisnya masuk menghampiri Sana.

"Sayang, aku beliin kamu coklat panas. Ada di ruangan sebelah sama mie pedes kesukaan kamu."

Sana dan Jeong saling pandang. "Itu beneran cewek lo apa bukan? Takutnya dia setan yang pake wujud Tzuyu lagi San." bisik Jeong.

"Goblok jangan bikin gue takut dong."

"Ayo sayang." ajak Tzuyu.

Walaupun ragu, tapi Sana memilih untuk ikut kemanapun Tzuyu membawanya pergi.

Jeong geleng-geleng kepala melihat Sana yang berubah jadi anjing penurut kalo udah sama Tzuyu.

"Cuma Tzuyu yang bisa bikin Sana jadi kalem."

"Lah anjir sekarang gue sendirian. Sialan jadi merinding anjirrr."

I Just Wanna Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang