"Lo bener-bener San."
"Kenapa sih?" tanya Sana masih asik dengan ponselnya.
"Udah berapa lama lo gak ngeladenin chat Tzuyu?"
"Lupa."
"Astaga Sannn... sumpah ya gak ngerti lagi gue."
"Kenapa? Dia cerita ke lo emang Mo?"
"Nahh dah selesai." lanjut Sana.
"Ngapain lagi lo?"
"Update bubble doang. Jadi gimana Mo?"
Momo hanya bisa menghela nafas kasarnya. Entah kenapa sifat Sana yang satu ini benar-benar mengjengkelkan.
"Jangan keterusan cuekin Tzuyu, lo gak tau kan tadi dia nangis di pelukan Mina."
Tubuh Sana menegang. "Jangan gitu Mo. Lo serius gak sih ini?"
"Seriuss lah, ngapain gue boong."
Melihat reaksi Sana, Momo diam-diam tersenyum miring.
"Makanya jangan mainin Tzuyu. Gue tau lo marah sama dia, tapi jangan bawa orang lain ke dalam hubungan kalian. Dah ya gue mau pulang."
Sana masih diam merenung. Dia paling gak suka Tzuyu nya disentuh orang lain, termasuk member lain.
"Terakhir dia ngechat gue tadi siang, sampe sekarang gak spam chat gue. Tumben banget."
*
"Ka Sana kelewatan Tzu. Dia bener-bener segitunya ke Miyeon."
"Yakan Chaeng, dia hubungin Miyeon gak di bales aja langsung ngadu di bubble, padahal dia sendiri aja gak bales chat gue."
Tzuyu terus memandangi room chat Sana yang sampai sekarang belum di balas, bahkan belum di baca.
"Tzu."
Suara itu hadir di pendengaran Tzuyu. Suara yang beberapa hari ini dia rindukan.
"Tzu, sayang."
Benar dugaannya. Saat berbalik badan ternyata sudah ada Sana di belakangnya, sedangkan Chaeng hanya duduk di sofa sambil memperhatikan keduanya.
"Kenapa ka?"
Sana rasanya mau protes, tapi keberlangsungan hubungannya harus lebih dulu dia perbaiki.
"Maaf."
"Kamu happy kayak gitu kan ka? Kalo iya gakpapa kok. Aku bebasin kamu."
"Maksud kamu apa Tzu?" tanya Sana panik. Ada sedikit rasa sakit saat kata-kata itu keluar dari mulut Tzuyu.
"Ayo kita udahan."
"Ta-tapi kenapa Tzu?"
"Kamu ini emang gak sadar apa pura-pura gak tau sih ka?"
Melihat Satzu semakin panas, Chaeng berusaha membuat posisinya semakin nyaman ada di sofa Tzuyu.
"Ak—"
"Kamu selalu kayak gitu, kamu selalu bawa-bawa Miyeon kalo kita lagi berantem. Sebenernya kamu itu sayang aku gak sih ka? Kamu cinta aku apa enggak?"
"Aku—"
"Aku gak kuat lagi ka. Kamu selalu begitu, bahkan aku sebagai pacar kamu aja gak di apresiasi. Sedangkan Miyeon langsung kamu samperin, kamu juga ucapin dimana-mana. Dia juga cium-cium kamu. Kam—"
"Tzu plis kasih aku kesempatan untuk ngomong." Sana kali ini memotong ucapan Tzuyu.
"Maaf, aku minta maaf banget selalu kayak gitu kalo kita lagi ada masalah, tapi sumpah demi apapun aku sayang kamu, aku cinta kamu Tzu. Kamu jangan pernah raguin perasaan aku ke kamu sayang."
"Gimana aku gak ragu ka, kamu keliatannya lebih suka Miyeon daripada aku."
"Gak Tzu, perasaan aku cuma buat kamu."
"Aku minta waktu untuk sendiri ka. Chaeng tolong anterin ka Sana pulang ya."
Chaeng mengangguk setuju, dia mulai mendekati Satzu dan menarik Sana perlahan menjauh dari Tzuyu.
"Kamu apaan sih Tzu! Kenapa butuh waktu untuk sendiri? Kamu gak suka sama kehadiran aku?"
"Ka plis banget, aku butuh waktu sendiri kali ini. Aku gak mau di ganggu siapapun."
"Tapi aku ini pacar kamu Tzu."
Tzuyu memberikan senyum tipis sebelum Sana benar-benar di bawa Chaeng keluar dari apartnya. "Termasuk kamu ka Sana."
Tzuyu langsung menutup pintu apartnya dan menguncinya secara manual, agar Sana gak bisa masuk kembali.
Suara teriakan Sana masih terdengar, gadis Jepang itu juga menggedor pintu apart Tzuyu tanpa henti.
"Maaf sayang, aku pusing." badan Tzuyu runtuh bersamaan dengan tangisannya.
Ini bahkan bukan pertama kalinya mereka bertengkar karna Miyeon.
Tapi kali ini Tzuyu rasanya sangat lelah dengan Sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Wanna Be With You
Fiksi PenggemarSatzu never ending story *Cerita ini up kalo ada momen di Twice yang pas