"Kamu tanggal berapa balik ke Korea?"
Sana menatap Tzuyu lalu memamerkan sederet giginya. "Hehe lupa."
"Gimana sih? kok bisa lupa?"
"Udah deh jangan omelin aku, lagian kan masalah itu udah diurus manager."
"Kalo misalkan kamu flight besok gimana?"
"Gak mungkin."
"Kenapa gak mungkin?"
Tzuyu benar-benar kebingungan dengan jalan pikiran Sana.
"Ya karena manager unnie belum ngabarin aku Tzu, dia belum kasih aku info."
"Ish gimana sih, pokoknya kamu harus tanya-tanya ya abis ini!"
"Iyaa baweeel."
Saat ini mereka berdua sedang ada di salah satu gerai makanan cepat saji di bandara, mereka sedang menunggu orang tua Sana memesankan makanan.
"Yangg, aku heran deh."
"Kenapa?"
"Kenapa setiap kita di Jepang tuh jarang banget diganggu ya? Maksud aku tuh kalo kita di bandara lain kan pasti banyak yang foto atau media banyak yang dateng gitu."
"Kamu tenang aja, disini orangnya sopan-sopan kok. Privasi kita aman, kayaknya mereka mending milih liatin kita sambil heboh sendiri daripada bikin idolnya gak nyaman."
Tzuyu mengangguk mengerti, dia suka suasana seperti ini setiap kali berada di Jepang.
"Wihh makanan datang..." ucap Sana kegirangan, dia udah gak pernah lagi makan makanan seperti ini semenjak diboikot.
"Sekali ini aja ya makan giniannya." Tzuyu memperingatkan Sana, dia takut gara-gara ini malah membuat tunangannya kembali ketagihan makanan dari resto fast food yang satu ini.
"Iya sayang, lagi juga Mama sama Papa kayaknya gak begitu paham deh soal masalah itu."
"Abis ini kamu kasih tau ya, kamu jelasin juga."
"Iyaa sayangku."
Tzuyu hanya pasrah membiarkan dirinya dan Sana makan makanan ini, karena hanya disinilah yang sepi.
"Aku kangen banget makan kentang dicocol es krim kayak gini yang."
Tzuyu beneran pasrah, tapi dia setuju dengan omongan Sana. Dia juga suka saat kentang goreng itu dicocol ke vanila ice cream.
Tzuyu mengambil satu kentang milik Sana dan menjadikan ice creamnya sebegai cocolan.
Untung aja orang tua Sana juga memesankan ice cream untuk Tzuyu, sementara pesanan Sana sendiri hanya 2 kentang ukuran large, cola, dan ice cream.
*
"Mama Papa Tzuyu pamit pulang dulu ya, terimakasih sudah menerima Tzuyu di keluarga kalian." Dengan bahasa Jepang yang dia kuasai, Tzuyu berusaha berkomunikasi dengan orang tua Sana dan membungkukan badannya, dia sangat berterimakasih kepada keluarga Sana.
Mama Sana sangat senang melihat perempuan yang selangkah lagi jadi menantunya itu sangat-sangat sopan.
Tiba-tiba suasana jadi terasa penuh haru, Mama dan Papa Sana memeluk Tzuyu dengan erat, bahkan Papa Minatozaki beberapa kali mengusap lembut kepala Tzuyu.
"Ikut dongg masa aku gak diajak."
Papa Minatozaki tersenyum mendengar anaknya protes, dia lalu merentangkan tangannya, memberi isyarat ke Sana untuk ikut bergabung dalam pelukan hangat itu.
Diam-diam Mama Minatozaki menghapus air matanya, dia gak nyangka kalo sekarang dia memiliki dua anak perempuan yang sama-sama cantik.
Manager unnie yang baru datang hanya bisa diam memperhatikan Tzuyu yang sangat terlihat disayang oleh orang tua Sana.
Setelah dirasa cukup, Mama dan Papa Sana merenggangkan pelukannya. "Hati-hati ya."
"Iya Pa, Tzuyu masuk ke dalam ya?"
Mama dan Papa Minatozaki menganggukan kepalanya. Mereka berdua udah bisa ngelepas Tzuyu untuk kembali ke kampung halamannya, tapi Sana belum bisa.
Dia menangis, padahal mereka juga udah biasa LDR, tapi entah kenapa kali ini Sana sangat ingin berlama-lama dengan Tzuyunya.
"Kenapa nangis hmm?"
"Kita kepisah mulu, aku kan kangen kamu Tzu."
"Kamu mah selalu kangen aku gak sih?"
Sana mencubit lengan Tzuyu karena kesal. "Ishh bukan waktunya bercanda ya."
"Aduhh sakit ayangg."
"Pokoknya aku gak mau kamu disana main sama temen-temen yang pernah ciuman bertiga itu."
"Masih aja bahas itu sih."
"Aku bahas terus sampe kita tua."
"Kamu tuh yaaa..." Tzuyu menangkup pipi Sana dan mendekatkan wajah ke arahnya.
"Aku gak akan kayak gitu lagi sayangku, kan udah janji juga."
"Hmmm, kalo gitu peluk aku lagi."
Tzuyu tersenyum, dia jadi agak berat pisah dari Sana kalo tunangannya ini lagi mode manja.
"Tzu ayo boarding."
Baru sadar kalo daritadi managernya nungguin, Tzuyu langsung nyengir. "Ayo unnie."
"Sayang aku masuk ya, salam buat keluarga kamu di rumah."
"Aku juga titip salam buat Mama Papa ya Tzu. Bilang ke Mama kalo aku kapan-kapan pasti ajak keluarga buat trip ke Taiwan."
"Iyaa sayang, udah ya aku masuk."
"Hati-hati ya sayang."
Tzuyu mengangguk, sebelum pergi dia mengusap kepala Sana dan menepuknya beberapa kali.
Papa dan Mama Minatozaki melambaikan tangannya melepas kepergian Tzuyu.
"Berat ya Tzu kali ini?" bisik manager unnie.
"Gimana ya unnie, kali ini aku bener-bener nyatu sama keluarga Sana. Jadi ya... berasa juga sih sedihnya."
"Keliatan banget Mama sama Papanya sayang sama kamu Tzu. Jangan kamu kecewain merek ya."
"Gak akan unnie, aku pastiin anak mereka bahagia sama aku."
![](https://img.wattpad.com/cover/374208081-288-k464067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just Wanna Be With You
FanficSana harus tahan menghadapi pacarnya yang cuek dan gak peka demi kebaikan Twice *Cerita ini up kalo ada momen di Twice yang pas