"Yedera, saatnya pembagian makanan..." Yoojung menatap.
"Akhirnya..." Deokjoong paling bersemangat soal makanan.
Aeseol dan tujuh belas temannya terlihat mengantri untuk mengambil jatah makanan mereka. Barisan terlihat panjang seperti kereta api.
Soonyi, Yeonjoo, Soyoon, Joonhee, Bora, Hana, Soyeon, Deokjoong, Chiyeol, Heerak, Ilha, Aeseol, Nara, Yoojung, Soochul, Youngshin, Youngsoo, Taeman.
Jangsoo bertugas membagikan makanan serta mencatat nama teman-temannya yang telah mendapat makanan.
Satu per satu mendapat makanan kaleng. Beberapa di antara mereka mengeluh soal makanan yang didapatkannya.
Aeseol sesekali geleng-geleng kepala geli dan tertawa mendengar keluhan tersebut. Nara yang mengantri di belakangnya, cukup senang mendengar Aeseol tertawa.
Ilha yang mengantri di depan Aeseol, menoleh melihat gadis pendek itu. Aeseol mendongak menatap Ilha, tersenyum kecil. Ilha jadi salah tingkah, kembali menatap depan dengan pipi memerah.
"Aiiish... Shibal ! Beondegi lagi !" Heerak mengeluh. Ia pergi setelah mendapat makanannya.
"Apa tidak ada makanan lain, Jangsoo..." Ilha menatap.
"Tidak ada..." Jangsoo menggeleng. "Persediaan kita menipis..."
"Aiiish... Shibal !" Ilha menggerutu dan pergi dari barisannya.
Kini giliran Aeseol, Jangsoo menatap gadis paling pendek itu. "Kamu mau Spam atau Spicy Tuna ?" tanyanya.
"Apa benar persediaan makanan kita menipis ?" Aeseol menatap.
"Ya. Cukup untuk seminggu lagi..." Jangsoo menatap.
"Apa baik-baik saja aku memilih Spam ?" Aeseol menatap.
Jangsoo tersenyum. "Gwenchana..."
"Gomawo, Jangsoo..." Aeseol menerima daging kalengan. Ia keluar dari barisannya.
Aeseol melihat Nara mendapat Spicy Tuna. Ia dan Nara berjalan menuju tempat teman-teman mereka berkumpul.
Soyeon melihat Aeseol kembali dengan memegang makanan bagiannya. "Aeseol..." Ia memanggilnya.
Aeseol berjalan mendekat. "Wae ?"
Soyeon memegang tangan Aeseol dan membawa gadis itu ke pangkuannya. Di sebelah Soyeon ada Bora dan Hana.
"Kamu dapat apa ?" Soyeon bertanya.
"Jangsoo menyuruhku memilih. Aku memilih ini..." Aeseol memperlihatkan daging kalengan.
"Sudah kuduga. Anak bayi harus diperhatikan..." Soyeon berkata.
"Aiiish... Aku bukan anak bayi..." Aeseol menoleh untuk melihat Soyeon, gadis itu tertawa melihat ekspresi wajah Aeseol yang tampak kesal. Bukannya seram, justru Aeseol terlihat menggemaskan di matanya.
"Kamu dapat apa, Soyeon ?" Aeseol menatap.
"Boendegi..." Soyeon memperlihatkan makanan ulat sutra.
Aeseol melihat makanan yang diterima Bora, ternyata sama. Sedangkan untuk Hana, dia mendapat Spam.
"Soyeon, kamu mau makan ini ?" Aeseol menatap, menawarkan makanan miliknya.
"Itu bagianmu..." Soyeon menatap.
Aeseol terdiam, menatap daging kalengan yang ia pegang. Memikirkan sesuatu.
"Kalau dipotong dapat berapa bagian ya ?"
"Bukannya kamu akan langsung memakannya ?"
"Aku akan memanggangnya. Aku ingin melihat apa ada peralatan dapur yang bisa kupakai..."
"Apa kamu bisa memasak ?" Soyeon menatap.
"Tentu saja. Aku bisa..."
"Aeseol, jika kamu bisa memasak, kenapa tidak memasak untuk kami ?" Soonyi menatap.
Aeseol menatap, "Kalian tidak pernah bertanya. Sebenarnya aku mau mengajukan diri tapi melihat kalian banyak rewelnya, aku memilih diam saja..."
"Aiiish..."
Soyeon dan Nara malah tertawa.
"Aeseol, apa kamu bisa mengubah beondegi sialan ini menjadi makanan enak ?" Heerak menatap.
"Aku bisa..." Aeseol mengangguk.
"Aku rindu makan nasi goreng kimchi..." Chiyeol berkata.
"Kau dapat kimchi..." Deokjoong menatap.
"Aku ingin makan Kimchi Jjigae..." Soochul berkata.
Soyeon melihat Aeseol diam saja sambil mendengarkan keluh kesah teman-temannya.
"Teman-teman, lihat aku dapat Spicy Tuna..." Taeman memamerkan makanan kaleng yang ia dapatkan.
"Taeman, lihat aku dapat Spam..." Aeseol memamerkan makanan kaleng miliknya dengan senyum menyeringai.
Taeman menatap Aeseol, "Sialan ! Jangsoo pilih kasih..." Ia merajuk seperti anak kecil.
Aeseol tertawa. Soyeon geleng-geleng kepala geli, ia memeluk Aeseol.
"Jangsoo, kenapa Aeseol dapat Spam ?" Taeman merengek.
"Itu stok Spam terakhir. Aeseol sudah bekerja keras hari ini..." Jangsoo menatap.
Taeman merajuk. "Banjang..."
Yoojung menarik nafas, lelah.
"Taeman, aku bisa berbagi..." Aeseol menatap.
"Jinjja !"
Aeseol mengangguk.
"Yedera, saatnya kita berdoa..." Yoojung menatap.
"Kajja !" Aeseol berdiri dari pangkuan Soyeon.
"Kajja !" Taeman juga ikutan.
Yoojung dan tujuh belas temannya geleng-geleng kepala geli melihat tingkah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUTY AFTER SCHOOL : SECOND CHANCE [END]
FanfictionSalah satu karakter 'Duty After School' melakukan perjalanan waktu. No Aeseol terbangun dan mendapati dirinya berada di basecamp- tempat tinggal Peleton Dua SMA Sungjin.