Aeseol memainkan gitarnya dan terus menyandungkan lirik yang sama berulang-ulang.
"We never learn, we've been here before..."
"Why are we always stuck and running from..."
"The bullets ? The bullets ?"Nara menduga bahwa Aeseol mendapat mimpi buruk dari kehidupan sebelumnya.
"Kenapa Aeseol selalu menyanyikan lirik itu berulang-ulang..." Hana berkata.
"Dengarkan saja. Lagipula suaranya bagus..." Soonyi berkata.
Aeseol menatap Soochul dan mengangguk kecil.
Soochul mengangguk mengerti. "Youngsoo, ayo kita berjaga..." Ia mengajak Kook Youngsoo.
Ilha lalu berjaga di dalam pintu masuk basecamp untuk berjaga-jaga jika Youngsoo masuk tanpa sepengetahuan Soochul.
Aeseol meletakkan gitarnya. Berjalan di tengah-tengah, kemudian berlutut, menatap semua temannya dengan mata berkaca-kaca.
Mereka semua terkejut melihatnya, kecuali Nara dan Ilha.
"Aeseol-ah... Kamu kenapa ?" Yoojung menatap.
"Hayeon-ah !" Soyeon menatap.
"No Ae !" Bora menatap.
"Mianhae.... Mianhae, yedera..." Aeseol menangis. "Mianhae... Aku tidak bisa melindungi kalian di kehidupan sebelumnya... Mianhae..."
"Mwo ?" Mereka berpandangan bingung.
Aeseol menatap wajah teman-temannya. "Aku senang bertemu kalian lagi di kehidupan keduaku. Aku melakukan Time travel..."
Mereka terkejut kecuali Nara dan Ilha.
"Tidak mungkin..." Soonyi menggeleng.
"Aku minta tolong... Tetaplah tinggal di sini sampai perang berakhir..." Aeseol tertunduk.
Mereka terdiam berpandangan.
"Kita semua akan meninggal, kecuali tiga orang..." Aeseol berkata.
Mereka kembali terkejut mendengarnya. Kecuali Nara dan Ilha.
"Mwo ?" Heerak menatap.
"Bagaimana bisa ?" Taeman bertanya.
"Apa kita mati karena makhluk alien ?" Jangsoo menatap.
Aeseol menatap semua temannya.
"Di kehidupan sebelumnya, karena radio kita rusak, ada sekelompok anak-anak SMA Sains. Mereka memberitahu Hana, Deokjoong, dan Joonhee bahwa CSAT tahun ini dibatalkan..." Aeseol menatap.
"Soochul meninggal diserang makhluk alien saat sedang menjarah. Setelah selesai menguburkan Soochul, mereka bertiga memberitahu kita dan kalian semua memutuskan kembali ke Seoul esoknya..." Aeseol kembali berbicara.
"Dua hari kita berjalan kaki... Kami menemukan Taman Hiburan. Kami bersenang-senang kala itu. Tapi... Ilha... Youngsoo mengakui bahwa Ilha diserang makhluk alien tapi aku tidak percaya karena alat detektor tidak berbunyi..." Aeseol menatap.
Mereka semua terdiam mendengarkan.
"Kami singgah di sekolah untuk semalam... Aku menulis semua hal yang ingin kita lakukan setelah pulang. Tapi malam itu-" Aeseol terhenti.
Nara segera mendekati Aeseol, mengusap-usap punggungnya dengan lembut.
"Tak apa-apa... Cerita pelan-pelan saja..." Nara berbisik lembut.
"Youngsoo menggila dan menembaki kalian semua. Bora... Kamu meninggal di pelukanku. Maaf... Aku gagal melindungimu..." Aeseol berkata, air mata mengalir membasahi pipinya.
Bora menutup mulutnya. Ia lalu mendekati Aeseol dan memeluknya. "Gwenchana. Aku ada di sini..." bisiknya lembut.
"Aku tidak bisa membiarkan Youngsoo membunuh Nara. Aku menembak Youngsoo...." Aeseol terisak.
Mereka terkejut. Bahkan Nara dan Ilha. Kerena mereka belum tahu tentang itu.
"Kami yang tersisa menguburkan kalian..." Aeseol terisak.
Yoojung dan teman-temannya sedih membayangkan bagaimana perasaan Aeseol menguburkan mereka. Itu pasti sulit.
"Kami melanjutkan perjalanan kami ke Seoul..." Aeseol menatap.
"Kamu sama Nara ?" Bora menatap.
Aeseol mengangguk. "Chiyeol sama Hana juga..." jawabnya menatap.
Bora menatap Aeseol kemudian menatap sahabatnya. Hana ternyata selamat sedangkan dirinya tidak.
"Keadaan di Seoul... Belum aman. Ada beberapa Induk Bola jatuh... Segerombolan makhluk alien memenuhi jalanan. Kami terjebak, kehabisan peluru. Aku berusaha melindungi mereka bertiga sebisaku..." Aeseol menatap.
"Ku suruh Chiyeol membawa Nara pergi menjauh. Hana terpisah dari kami. Aku pergi mencarinya..." katanya terisak.
"Aku membunuh makhluk alien dengan APAR. Kupikir semua sudah mati. Satu makhluk alien melompat ke arah Hana. Aku tidak tahu kenapa kakiku berlari dan melindunginya. Makhluk alien itu menyerangku seperti Bu Park..." Aeseol menatap.
Mereka semua terkejut, bahkan Bora. Ia tidak menduga Aeseol melindungi sahabatnya.
"Saat aku jatuh, aku mendengar suara tembakan. Aku melihat Sersan Kim, memintaku untuk bertahan tapi aku tidak sanggup lagi... Mataku tertutup.... Aku hanya berharap kita tidak pernah meninggalkan basecamp saat itu..."
"Tolong rahasiakan pembatalan CSAT dari Youngsoo. Aku tidak ingin dia menggila..." Aeseol memohon.
"Aku tidak ingin kehilangan kalian semua untuk kedua kalinya..."
Soyeon maju dan memeluk kembarannya. "Gwenchana..." Ia menepuk-nepuk punggungnya.
"Kami akan merahasiakannya..." Yoojung menatap.
"Majja..." Jangsoo menatap.
Mereka semua memeluk Aeseol bergantian, memberinya kekuatan. Bahkan Hana juga ingin memeluknya tapi tidak berani karena ia takut Aeseol menolaknya.
Aeseol menatap Hana. "Kamu meninggalkan bayi kesayanganmu, Bora. Aku melindunginya sampai akhir..." Ia menatap Bora yang juga menatapnya.
Bora mendengus. Aeseol mengulurkan tangannya, menyambut Hana. Gadis bermarga Yoo menangis dan langsung memeluk Aeseol.
"Mianhae, Aeseol..." Hana memeluknya erat. "Jeongmal mianhae..."
Aeseol menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUTY AFTER SCHOOL : SECOND CHANCE [END]
FanfictionSalah satu karakter 'Duty After School' melakukan perjalanan waktu. No Aeseol terbangun dan mendapati dirinya berada di basecamp- tempat tinggal Peleton Dua SMA Sungjin.